Chapter 1.45

183 29 2
                                    

Dimalam hari yang sunyi, asuka sedang duduk di kursi kamarnya, menatap bintang melewati jendela yang terbuka, beserta cahaya bulan yang menyinarinya.

"Bulannya berwarna putih... Ya?" tanya asuka sambil menatap ke sebelah kanannya yang tidak ada siapa-siapa.

Dia pun tersenyum lalu kembali menatap ke langit.

"Apa rambutmu nanti seperti miliknya?" tanyanya sambil mengelus-elus perutnya.

"Warna putih... Mata putih.. Itu cukup cantik, walaupun nanti jika kau laki-laki" ucapnya tersenyum kecil melihat bulan.

Dia pun melirik kearah jam, terlihat pukul 23.00.

"Saatnya tidur, tidak baik untuk tidur terlalu malam... Ya kan?" tanyanya sambil menepuk pelan rahimnya.

Dia menutup jendela, dan berjalan pelan-pelan kearah kasurnya. Dia tidur di bagian sebelah kiri.

"Hm... Harusnya kau tidur di tengah kami berdua, tapi dia memberikan seluruh bagian kanan untukmu" ucap asuka berbaring menghadap ke kanan.

"Baiklah, sekarang harus tidur" ucapnya langsung menutup matanya bersamaan dengan tetesan air matanya.

...

Hari demi hari berlalu, asuka seperti biasa melakukan kegiatan sehari-harinya seperti memasak, mencuci dan sebagainya. Tapi yang berbeda kali ini, dia dibantu oleh pria-pria rumah tangga seperti brian dan kak abi. Karena tiga wanita yang ada di mansion itu sedang sibuk dengan anak yang dikandungnya atau sedang mengurusi bayinya.

"Ku bantu" ucap kak abi membantu asuka yang sedang mencuci piring.

"Ah ya.. Terimakasih" balas asuka.

Mereka berdua mencuci piring tanpa bicara apapun. Merasa adanya kecanggungan, kak abi merasa ingin memulai pembicaraan.

"Bukankah kau sedang hamil? Lebih baik kau beristirahat" ucap kak abi menatap kearah perut asuka yang sedikit membesar, padahal baru berumur sebulanan.

"Tidak masalah kok.. Ini hanya mencuci piring, bukan pekerjaan yang berat" balas asuka.

"Huft.. Baiklah, jika kau merasa lelah, beristirahatlah" balas kak abi mengeluh.

"Tenang saja, gini-gini aku alumni red tail" balas asuka sambil menunjukkan ototnya tangannya yang cukup bagus untuk ukuran wanita.

"Sayang! Bisa ambilkan aku popok baru! Popok ryu terlalu cepat penuh!!" teriak rika dari kamar.

"Ya!!!, maaf ya, kutinggal dulu" ucap kak abi pada asuka.

"Ah ya, no problem" balas asuka sambil memberi isyarat jarinya "ok".

Setelah kak abi pergi, asuka masih melanjutkan pekerjaannya. Dengan mata sayu, dia berfikir sesuatu.

"Sayang ya.. Apa kau mau ku panggil sayang? Tentu saja mau kan?" tanya asuka sambil menepuk pelan rahimnya.

...

Dua bulan sudah berlalu, akira datang ke mansion bersama wildan. Mereka terlihat seperti akan membahas sesuatu yang penting.

Dok dok dok

"Sia- oh, tuan akira.. Silahkan masuk" ucap brian membuka pintu dan mempersilahkan masuk.

"Apa aku mengganggu?" tanya akira pada brian.

"Tidak kok, hanya saja para betina disini sedang sibuk masing-masing dengan rahim atau anaknya" balas brian tersenyum masam pada akira.

"Hahaha.. Seperti itu ya.. Hm.. Aku hanya ingin memberikan surat undangan" balas akira sambil memberikan surat undangan yang terlihat mewah yang membuat brian sedikit terkejut.

The Four Pillars of God : The forgotten pillars (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang