Chapter 1.42

217 36 1
                                    

Tik.. Tik.. Tik..

Malam yang yang begitu sunyi, hanya terdengar suara detikan jam yang menempel di dinding.

"Jam... Tiga? Malam sekali..." ucap fanji melihat kearah jam.

"Sungguh.. Tak kusangka dia memaksaku sampai larut malam" lanjutnya sambil tersenyum kearah asuka yang tertidur disampingnya dengan tangan kanannya sebagai bantalnya.

"Aku tidak tahu jika kau seagresif itu" ucap fanji mencolek hidung asuka, dan asuka yang tertidur hanya tersenyum entah apa mimpinya.

Fanji pun mencoba memejamkan matanya dan berusaha tidur. Tapi dia tidak bisa tidur, walaupun matanya tertutup dan tubuhnya sedikit lemas.

"Hmm.. Minum kali ya?" gumam fanji mencoba memikirkan cara untuk tidur.

Dia pun bangun dari tidurnya, tapi tangannya ditarik oleh asuka.

"Mau kemana?" tanya asuka sambil mengucek matanya dan tangannya menggenggam tangan fanji.

"Mau ambil air, haus" balas fanji dengan tambahan isyarat tangannya.

"Cepat balik ya" balas asuka melepaskan tangan fanji.

"Iya iya.. Emang mau ngapain? Kau belum puas?" tanya fanji tersenyum kearahnya, sambil mengambil baju dan celananya yang terlempar cukup jauh dari kasur.

"Yang penting cepet balik!" balas asuka kesal lalu membalikkan badannya kekasur.

Fanji pun tertawa kecil melihatnya, dia pun keluar dari kamar dan pergi kearah dapur.

"Rumah ini.. Hm.. Cukup luas dan besar, si akira memang bukan main masalah seperti ini... Untuk selanjutnya kerja apa ya" gumam fanji sambil berjalan kearah dapur.

"Aku ditawari oleh akira untuk jadi bos cabang perusahaannya.. Terus si amare menyuruhku jadi guru.., dan si karim juga menyuruhku jadi guru.." gumamnya fanji mengambil gelas dan air, lalu meminumnya.

"Untuk gajinya memang bukan main sih.. Tapi aku lebih suka yang mana ya.. Aku tidak bisa memilih dari mereka bertiga" gumam fanji setelah meminum air.

Haaaaa!!!!

Teriakan seseorang yang membuat fanji kaget bukan main, bahkan gelas yang di pegang terlempar oleh teriakan itu, tapi fanji berhasil menangkapnya.

"Setan??" gumam fanji merinding seketika.

Fanji pun langsung menaruh gelas dan segera berlari kekamarnya.

"Asuka.. Asuka.." ucap fanji mencoba membangunkan asuka yang tertidur.

"Hm..?? Sudah kembali?? Sini tidur" balas asuka sambil meregangkan tangannya.

"Bukan! Bukan! Ada setan!" balas fanji terlihat ketakutan.

"Setan? Setan itu tidak ada..." balas asuka langsung merangkul fanji dan menariknya kepelukannya.

"Tapi! Tapi aku tak berbohong!! Ayo cek! Ayo! Takutnya maling! Ayo!" ucap fanji mengajak asuka tapi tubuhnya bergetar.

"Baiklah... Baiklah.." balas asuka bangun. "Hm... Dimana bajuku?" tanyanya melihat kearah semua sudut ruangan.

"Kau kemarin pakai gaun dan langsung melakukannya" balas fanji dengan heran.

"Oh ya.. Baiklah, kuambil baju tidur dulu" balas asuka mendekati lemari dan mengambil baju tidur.

"Baiklah.. Ayo" ucap asuka.

"A-ayo!" balas fanji sedikit takut.

Mereka berdua pun pergi dari kamar dan mencoba mengecek rumahnya yang begitu luas itu. Dengan asuka didepan dan fanji memegang pundak asuka dibelakangnya.

The Four Pillars of God : The forgotten pillars (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang