"Yang benar??!!" teriak guru alciel merasa tidak percaya dengan ucapan fanji.
"Iya.. Buat apa juga ngelakuin itu.." balas fanji mengeluh.
Mendengar ucapan fanji, guru alciel pun melirik kearah amare, dan amare juga melirik kearahnya.
"Hm.. Fanji.. Apa kau mencium bau parfum didalam kamar?" tanya amare pada fanji.
"Iya, kupikir itu berlebihan untuk pengharum ruangan" balas fanji yang membuat guru alciel merasa sakit hati.
"Apakah serendah itu trik yang kumiliki sejak ku menjadi pembunuh bayaran.." batin guru alciel sambil membayangkan dirinya tergeletak ditanah tak berdaya.
"Ada apa guru alciel?" tanya fanji melihat guru alciel hanya diam saja.
"Eh! Tidak ada apa-apa..." jawabnya dengan nada sedih.
"Ouh ya.. Fanji, sebenarnya itu bukan kamar milik asuka, itu kamarnya alciel" jelas amare yang membuat fanji kaget.
"Ha?!" balas fanji kaget.
"Ayo kuantarkan" ucap amare dan fanji mengikutinya keluar dari ruangan meninggalkan guru alciel sendiri.
Guru alciel pun berjalan lemah kearah sofa dan duduk sambil menatap kebawah.
"Ke dua kalinya aku merasa seperti ini..." gumamnya lalu dia menangis.
Sedangkan amare masih mengantarkan fanji ke kamar milik asuka. Mereka berdua berjalan cukup lama yang membuat fanji baru sadar, tempat milik amare sangat luas, mungkin seluar desa seperti biasanya, bahkan lebih luas mungkin.
"Ini tempatnya" ucap amare menunjuk kamar didepannya.
"Cukup jauh ya.., baiklah aku bangunkan asuka dulu dan membawanya kesini" ucap fanji berbalik arah.
"Tunggu!" ucap amare yang membuat fanji kembali menghadap kearahnya. "Setelah itu, kalian berdua pergi ke tempat pelatihan taekwondo ya, kutunggu disana" lanjutnya.
"Oke!" balas fanji sambil menunjukkan jempolnya.
Fanji pun kembali kekamar dimana dia tidur sebelumnya. Saat masuk kamar, dia melihat asuka yang masih tidur pulas dan dia hanya tersenyum kecil kearahnya.
"Yah.. Untung saja aku bertemu denganmu saat itu.. Semuanya jadi semudah ini" gumam fanji mendekati asuka.
"Asuka.. Bangunlah.." ucap fanji mencoba membangunkan asuka.
"Hm???" balas asuka saat membuka matanya.
"Bangunlah.." ucap fanji sekali lagi dan asuka bangun dari tidurnya.
"Hm?" balas asuka yang jiwanya masih setengah sadar.
"Ayo.." ajak fanji yang sudah didepan pintu.
"Hm.." balas asuka sambil menyodorkan kedua tangannya kedepan dengan harapan fanji membantunya bangun dari kasurnya.
"Baik-baik.." jawab fanji membantunya bangun dari kasur.
"Gendong.." ucap asuka yang sebenarnya mencoba menggoda fanji.
"Iya..." jawab fanji dengan malas dan menggendong asuka di punggungnya.
"Eh.. Kau.. Siapa namanya?" ucap fanji melihat gadis yang sebelumnya sedang menyapu didepan kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Four Pillars of God : The forgotten pillars (On-Going)
FantasíaCerita berawal pada 350 tahun yang lalu.. dimana adanya orang yang dipilih oleh tuhan untuk mendapatkan kekuatan dari-Nya. kekuatan tersebut diberikan untuk membantu perkembangan kehidupan manusia saat itu. Dari triliunan manusia yang hidup di bumi...