Menikah dan langsung mempunyai tiga anak membuat Lara menjadi ibu rumah tangga yang super sibuk, setiap hari sejak dimulainya matahari terbit sampai matahari terbenam kegiatan nya hanya berkisar antara rumah dan sekolah anak anak,
ahh lebih tepatnya sekolah Resya karena hanya Resya yang meminta diantar dan dijemput oleh Lara.Sedang Reyfan dan Refi dijemput oleh supir Rendra.
Lara selama ini berusaha mempelajari dan mengenal karakter ketiga anak Rendra, dari apa yang mereka suka dan apa yang mereka tidak suka.
Semua lara pelajari pelan pelan.
Walaupun terkadang penolakan kadang ia dapatkan tapi Lara berusaha memaklumi sikap dua anak Rendra yang lain yang sampai saat ini masih menolak kehadiran nya sebagai ibu sambung mereka."Bibi... bikinin aku telur" teriak Refi menyuruh bibi yang sedang ada di dapur untuk membuat kan nya telur.
Pagi ini seperti biasa, semua berkumpul di meja makan untuk sarapan. Lara seperti biasa sudah memasak untuk sarapan mereka, tapi seperti biasa juga Refi selalu menolak apa saja yang dimasak oleh Lara. Tak jarang Bibi dan Lara berbohong pada Refi kalau yang ia makan itu masakan bibi bukan Lara padahal masakan itu jelas Lara yang bikin.
Tapi sepertinya pagi ini Refi tidak bisa tertipu karena refi tau betul tampilan nasi goreng yang ada dimeja makan sekarang ini pastilah nasi goreng buatan Lara bukan nasi goreng buatan bibi yang sudah dia hafal tampilan nya.
"Ya non" bibi yang ada didapur buru buru menghampiri nona mudanya setelah terdengar ia dipanggil.
"Gorengin aku telur ya bi" refi mengulang perintah nya.
Sebelum bibi mengiyakan permintaan Refi, pandangan bibi tertuju pada Lara seolah meminta persetujuan. Dan Lara yang tau maksud pandangan bibi segera mengangguk kan kepala nya pelan, tentu saja Lara perbolehkan asal refi tetap mau sarapan walaupun Lara jadi sedikit berkecil hati, karena sikap refi yang sama sekali belum ada perubahan."Baik non" jawab bibi segera
"Gak usah bi" tiba tiba terdengar suara berat yang baru saja muncul menghentikan langkah bibi yang hendak kedapur.
Rendra yang baru saja selesai bersiap dan hendak bergabung dengan anak anak nya dimeja makan muncul.
"Refi kenapa kamu pagi pagi udah teriak teriak?" Tegur Rendra setelah duduk di kursi di ujung tengah meja makan.
"Refi gak teriak, Refi cuma minta tolong bibi bikinin telur"
"Gak teriak? Bahkan suara kamu kedenger sampai kamar ayah"
Diam...
Refi hanya bisa diam, karena dia memang merasa tadi berteriak cukup keras ketika memanggil bibi.
Semua yang berada diruang makan itu pun ikut terdiam."Lalu kenapa mesti bikin telur lagi? Bukankah ini sudah ada telur" Rendra yang melihat beberapa telur mata sapi sudah tersedia di atas meja menanyakan maksud Refi kenapa meminta telur lagi pada bibi.
"Refi gak mau telur ceplok mau nya telur dadar"
"Yakin alasan nya itu? Seingat ayah kamu gak suka telur dadar kamu lebih suka telur mata sapi kan?"
"..."
"Bibi bisa kembali kedapur" Rendra yang melihat bibi masih berdiri di dekat meja mempersilahkan bibi kembali kedapur dan tak mengiyakan permintaan Refi.
Refi masih duduk dibangku nya raut wajah nya ditekuk. Tangan nya sibuk memilin milin ujung baju seragam nya.
"Ayo buruan sarapan keburu siang" perintah Rendra sembari menyendokkan nasi goreng dan mengambil kan satu telur mata sapi ke piring Refi.
Gadis itu tak bergeming, bahkan raut mukanya terlihat marah dan seperti mau menangis.
"Kenapa diam" Rendra bersuara lagi karena tak melihat Refi tak segera memakan nasi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Charanya
RomanceLara Charanya anak pertama dari keluarga yang sederhana, sejak usia 20 tahun dia sudah menjadi tulang punggung keluarga, bekerja sekuat tenaga nya dari pagi sampai malam demi memenuhi kebutuhan keluarga. Namun siapa yang menyangka pekerjaan nya seb...