"Apa..!!Maksud kamu Rendra sering kirim uang sama kamu?"
Aby menyesali perkataan nya barusan, dia baru saja keceplosan di depan kakak nya soal uang yang ditransfer Rendra.
"By....!!" Lara yang tadinya duduk santai kini sudah menegakkan duduk nya. Cukup terkejut dengan kata kata Aby yang mengatakan soal uang yang ditransfer Rendra pada nya.
"Iya mbak, mas Rendra sering kirim uang buat ibu" akhirnya Aby memilih jujur.
"Kok kamu gak bilang sama mba"
"Gak boleh bilang sama mb Lara kata mas Rendra"
"Terus kamu langsung mau gitu aja?"
"Awal nya Aby udah nolak mbak, tapi mas Rendra maksa, begitu tau nomer rekening Aby, setiap bulan mas Rendra rutin kirim uang buat ibu, buat sekolah Bia juga."
Lara membuang nafas kasar. Pantas saja setiap ditanya uang nya masih atau enggak selalu aby jawab nya masih. Lara juga merasa bodoh jadinya, kenapa dia tidak curiga sedikitpun pada Aby. Uang itu kan harusnya udah habis. Ternyata Rendra lah yang selalu mensupport keuangan mereka. Lara tak pernah menyangka Rendra akan sepeduli ini sama keluarga nya."Aku kan jadi enggak enak sama Rendra by, kalian kan tanggung jawab mbak bukan tanggung jawab dia."
"Aby juga udah nolak mbak, tapi ya gitu mas Rendra malah yang bilang kalau kita ini sudah jadi keluarga nya, jadi tak masalah untuk saling membantu. Cuma emang yang Aby bingung kok gak boleh bilang sama mbak itu lho."
"Ya iyalah gak boleh bilang, karena pasti mbak gak bolehin. Pengeluaran dia udah banyak banget sebulan nya, gak mungkin mb mau nambahin beban keluarga ini ke dia"
"Lha kok yo kalian berdua ki suami istri rahasia rahasia nan to Ra. Harusnya kan terbuka satu sama lain, apalagi soal keuangan. Harus terbuka" Bulek Ratih menyela. Mereka sedang berada di ruang tv saat ini, duduk di kursi kayu. Televisi menyala tapi tak ditonton oleh ketiga nya yang justru malah sibuk berdebat.
"Lara memang diberi tanggung jawab soal keuangan rumah bulek, tapi soal pengeluaran yang lainnya Lara gak tau"
"Yo rapopo, masih penyesuaian to, besok kalau udah pulang, dibicarakan baik baik. Coba lebih di manage berdua keuangan nya. Di itung itung lagi, gaji berapa, uang dapur berapa, biaya sekolah anak anak, karyawan dan pengeluaran lain nya. Biar saling terbuka. Ora delikan kayak gini"
Lara mengerjap, sebenarnya yang dikatakan bulek Ratih benar adanya, harus nya begitu kan sistem keuangan suami istri, harus jelas, tapi dia kan istri bukan artian yang sebenarnya. Jadi tentu saja tidak bisa dengan gamblang nya Rendra memberitahukan gaji atau pengeluaran pengeluaran kepadanya. Dia masih beruntung nafkah lahir tak pernah absen Rendra beri. Tapi entah kenapa ketika Rendra memberi nya uang, Lara justru semakin merasa terbebani. Apalagi sekarang ia tau kalau Rendra juga membantu menopang ekonomi keluarga nya yang justru semakin membuat nya semakin terbebani.
Ia berniat akan membicarakan masalah keuangan ini pada Rendra nanti setelah ia pulang. Dia akan kembalikan uang jatah nya yang belum dia pakai itu sebagai ganti uang Rendra yang dikirim untuk keluarga nya. Lara tidak mau berhutang budi pada suami nya itu. Toh uang dari Rendra untuk nya masih utuh belum berkurang sama sekali."Ibumu itu selalu memuji muji suami mu Ra, setiap Rendra habis datang kemari tak henti hentinya ibu mu memuji. Dia sudah senang kamu sudah ada yang jaga" ucap bulek Ratih kemudian.
"Dia sering kesini?"
"Sering, berapa kali yo By?" Bulek Ratih bertanya pada Aby yang sedang sibuk makan rempeyek kacang yang ada di dalam toples.
"Gak ngitung e bulek. Sering kok mas Rendra kesini"
"Kok dia gak bilang"
"Lahhhh opo meneh iki, rahasia rahasiaan meneh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Charanya
RomanceLara Charanya anak pertama dari keluarga yang sederhana, sejak usia 20 tahun dia sudah menjadi tulang punggung keluarga, bekerja sekuat tenaga nya dari pagi sampai malam demi memenuhi kebutuhan keluarga. Namun siapa yang menyangka pekerjaan nya seb...