chapter 45

35.9K 2.6K 598
                                    

Rendra berlari cepat begitu ia sampai di depan rumah sakit, wajah panik sangat jelas terpatri di wajah nya ketika ia memasuki ruang IGD.
Tak perlu kesusahan mencari keberadaan anak anak dan istrinya karena begitu ia masuk suara tangis Reysa sudah terdengar disalah satu bilik di dalam ruangan tersebut.

"Ayahh......." tangis Reysa bertambah keras ketika melihat ayah nya berlari menghampiri nya.

"Syaa..." memeluk reysa dan menggendong nya, begitu netra nya menangkap sosok putri kecilnya itu. Memeluk putri nya itu erat. Sedikit merasa lega. Karena masih bisa bertemu anaknya saat ini.

"Mana yang sakit?" Tanya Rendra yang langsung mengurai pelukan nya, lalu berganti mengamati tubuh Reysa bagian mana yang terluka. Reysa tak terluka sama sekali, hanya bagian kaki nya saja yang sedikit lecet.

"Ayahh...." Reysa justru bertambah keras menangis ketika Rendra menanyai nya.
Rendra elus elus punggung anak bungsu nya itu dalam gendongan nya sambil pandangan nya tertuju pada Reyfan yang ada di bed sebelah. Reyfan seperti nya saat ini sedang ditangani oleh dokter dan beberapa perawat. Begitu juga dengan Refi ada perawat yang sedang mengolesi obat pada luka luka kecil di tangan Refi.
Rendra pun segera menghampiri Refi dan Reyfan sementara si kecil masih ada di gendongan nya memeluk leher nya erat.

"Ayah" panggil Refi ditengah isakan kecil nya.

"Iya Sayang..." Rendra mengelus pelan rambut Refi begitu ia sampai didekat nya. Terlihat perban sudah ada di kening refi. Suster yang sedang bersama Refi memberitahukan bahwa Refi harus mendapat tiga jahitan di kening nya karena luka sobek terbentur saat kecelakaan.

"Ayah, miss ayah..." Ucap Refi masih terisak. Ia juga menunjuk bilik disudut ruangan yang tertutup tirai gorden tempat tadi Lara dibawa.
Rendra akan kesana, tapi sebelum nya ia pastikan dulu keadaan Reyfan yang sedang ditangani dokter.

"Gimana keadaan anak saya dok?"
Tanya Rendra ketika melihat dokter sedang membersihkan luka di kening Reyfan.

"Luka nya tidak terlalu dalam, jadi tidak perlu dijahit" ucap dokter tersebut menjelaskan

"Ayah tolong lihat keadaan miss Lara, dia terluka parah tadi" pinta Rey lirih, gurat kekhawatiran jelas terlihat di wajah remaja itu.

"Iya ayah mau kesana, kamu gak papa kan?"

"Gak papa, Rey gak papa, ayah ke miss Lara aja"

Rendra pun mengangguk lalu bergegas berjalan ke tirai paling ujung dimana tempat Lara diperiksa. IGD rumah sakit ini ruangan nya lumayan besar, ada banyak bed berjejer di ruangan ini. Tapi sepertinya bilik paling ujung ini yang peralatan penunjang nya lebih komplit dibanding bilik yang lain.

Gorden berwarna hijau itu langsung Rendra geser begitu ia sampai di bilik nya Lara, masih dengan Reysa dalam gendongan nya.

"Astagfirullah Laraa.." terkejut begitu ia melihat kondisi Lara yang jauh lebih parah dari tiga anaknya. Rendra lalu segera mendekati ranjang melihat dengan jelas kondisi istri nya.

"Bundaa... Hiks..hiks" Reysa yang ikut Rendra masuk mulai menangis lagi ketika melihat kondisi Lara dari dekat.

"Ra.." panggil Rendra sambil menunduk. Ia turunkan Reysa terlebih dahulu dari gendongan nya agar ia leluasa melihat kondisi istri nya.

Lara yang tadi terpejam pelan membuka matanya. Lara terlihat sangat lemah. Leher Lara terpasang cervical coral , untuk mengantisipasi adanya cidera leher ketika tertabrak tadi.

"R..e..n" suara Lara lemah. Matanya pun rasanya lemah sekali untuk terbuka sempurna.

"Ya Allah Ra, kenapa bisa seperti ini"
Tanya Rendra tanpa sadar dia justru menanyakan hal yang tentu saja Lara sendiri tidak tau jawabannya.

"Ren.. anak anak" ucap Lara terbata, suara nya lemah.

"Refi dan Reyfan sedang ditangani dokter, kalau Reysa Alhamdulillah baik baik saja. Kamu gak usah khawatirkan mereka" jawab Rendra yang kini sudah sedikit menundukkan badan nya agar lebih dekat dengan Lara. Di genggam nya tangan Lara erat. Wajah khawatir dan sedih sangat jelas terlihat di wajahnya.

Rendra tak menyangka keadaan Lara akan separah ini. Karena tadi begitu dia melihat kondisi ketiga anak nya yang seperti nya tidak mengalami luka serius dia pikir Lara juga sama, namun ia tak menyangka kenyataan nya luka Lara terbilang berat. Bahkan wajah Lara bagian kanan sampai terlihat bengkak dan banyak luka lecet di pipi yang biasanya bersih itu. Yang paling menyayat hatinya ketika ia melihat Kaki Lara yang terbuka, Luka nya cukup parah, bukan hanya lecet, luka itu menganga lebar sisa darah yang baru saja dibersihkan pun masih banyak terlihat. Dress yang Lara kenakan juga banyak terkena noda darah.

"Kamu juga harus baik baik aja ya Ra" ucap Rendra
Hanya kedipan mata pelan yang menjadi jawaban nya.
Lara masih lemah, bahkan Lara harus memakai selang oksigen saat ini. Karena saturasi nya sempat menurun.

"Bunda... Cepet sembuh ya" ucap Reysa yang berada di samping Rendra.
Lara pun mengangguk dan justru meneteskan air mata menatap Reysa, Lara bersyukur Reysa baik baik saja. Dia sudah kepikiran tadi ketika dia sedang diperiksa dan dibawa ke bilik yang berbeda dan hanya bisa mendengar tangis Reysa dari kejauhan. Ia bersyukur Reysa baik baik saja.

*

Sudah hampir tiga jam Rendra ada di ruang IGD yang bersuhu dingin ini. Anak anak sebetulnya diperbolehkan pulang setelah luka luka nya selesai diobati sedangkan Lara harus opname di RS guna pemeriksaan lebih lanjut.

Selama dua jam ini Rendra sibuk mondar mandir dari bilik anak anak ke bilik Lara, dia juga sibuk memberi informasi pada polisi terkait masalah kecelakaan, Anak anak pun juga dimintai kesaksian nya soal kronologis kecelakaan.
Alhamdulillah Rendra juga dibantu kolega yang ia temui tadi untuk mencari hotel terdekat dengan rumah sakit. Dan membantu pengurusan koper dan juga barang barang mereka yang masih ada didalam mobil yang ringsek untuk dibawa ke hotel di dekat rumah sakit.

Rendra sedang duduk di bangku dekat tempat tidur Lara. Memandang wajah istri nya yang bengkak sebelah karena terbentur aspal jalan saat ditabrak sudut bibir Lara juga terluka.
Rendra sudah mendengar kesaksian dari sopir dan anak anak soal kronologi kecelakaan terjadi. Jadi awal kecelakaan itu mobil mereka ditabrak dari samping kanan. Lalu mobil oleng dan justru menabrak pohon besar yang ada dipinggir jalan. Dan ketika mereka selamat dan bisa keluar dari mobil, justru ada mobil box yang melaju cepat hendak menabrak Lara dan Reyfan. Sopir mobil mereka bilang bahwa mobil tersebut seperti nya sengaja ingin menabrak mereka. Beruntung Lara menyadari nya dan reflek mendorong Reyfan agar tidak ikut tertabrak, namun naas nya Lara tak sempat menghindar dan mobil box itu langsung menabrak nya.

Tadi ketika Reyfan menceritakan kronologi tersebut remaja itu sampai menangis ketika mengingat pengorbanan yang Lara lakukan untuk nya. Tak tega melihat Lara yang sudah terluka dan masih tertabrak mobil tepat di depan matanya. Membuat Reyfan merasa bersalah karena tak menyadari bahaya yang mengintai mereka saat itu.

Pandangan Rendra beralih dari wajah istrinya ke kaki Lara yang terluka. Miris rasanya melihat luka itu. Baru semalam dia memulai komitmen yang baru dengan Lara. Ia janji pada dirinya sendiri untuk menjaga dan menyayangi Lara sepenuhnya. Tapi pada kenyataannya belum ada 24 jam kini justru ia mendapati istri nya dalam keadaan luka luka seperti ini, bahkan nyaris kehilangan nyawanya karena kecelakaan tersebut. Rendra benar benar merasa bersalah karena kejadian ini.

Polisi sedang menindaklanjuti kasus ini.Rendra berharap pelakunya segera ditemukan.
Jujur tak ada satu orang pun yang Rendra curigai menjadi dalang kecelakaan ini, Rendra sadar banyak oknum yang tidak menyukai nya karena sepak terjang nya di politik tapi Rendra tak menyangka jika ada yang sampai tega mencelakai keluarga nya seperti ini. Ia berharap polisi bisa melacak mobil box tersebut agar ia tau siapa dalang semua ini.

🌿🌿🌿

Perjalanan Lara masih berliku ya.. semoga kalian semua gak bosen baca cerita ini yang puanjang nya minta ampun. Tapi apa daya aku tak pandai meringkas ringkas.

Lara CharanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang