episode 38

19.6K 1.7K 145
                                    

"Itu enggak benar bulek, Lara bersumpah Lara gak pernah melakukan hal hal kayak gitu"

"Jantung ku kayak mau copot baca berita mu tadi Ra" cerita bulek Ratih, yang langsung menelpon Lara ketika tadi Abi memperlihatkan padanya berita tentang Lara dan Ammar.

Tadi sore Lara sudah mengetahui tentang berita itu, tanpa sengaja tadi ia membacanya ketika sedang membuka aplikasi jejaring sosialnya. Seketika perasaan takut, khawatir dan cemas menyeruak di hatinya.
Lara takut berita ini bisa berpengaruh buruk untuk Rendra, ia takut nama baik Rendra yang selama ini terjaga akan tercoreng. Lara sebenarnya tak terlalu memikirkan dampak berita ini untuk nya, yang dia khawatir kan hanya dampaknya bagi reputasi Rendra.

Lara sempat menghubungi Rendra tadi sesaat setelah membaca berita tersebut, tapi ponsel suaminya itu sedang tidak dapat dihubungi. Kemudian lara beralih menghubungi Aldi, dan memberitahu kan soal adanya berita tersebut, Aldi hanya mengatakan menyuruh nya untuk tetap tenang dan menyerahkan semuanya pada Rendra. Ia dan Rendra pasti akan menyelesaikan semuanya secepatnya.

Dan tanpa terduga ternyata berita itu sudah sampai ke telinga bulek Ratih, beliau mendapat informasi dari Aby adik laki laki Lara. Dan tanpa menunggu lama bulek Ratih sudah mengkonfirmasi nya ke Lara langsung.

"Makanya kalau mau keluar rumah itu harus izin sama suami dulu Ra, bukan langsung pergi kayak gitu" Lara tadi sudah menjelaskan semua kronologi gimana akhirnya dia bisa terjebak fitnah bersama Ammar pada bulek Ratih.

"Lara kan taunya itu juga Rendra yang minta Lara untuk datang ke hotel, kalau enggak Lara jarang keluar rumah bulek kalau gak untuk urusan rumah atau anak anak"

"Terus gimana? Kalau masalah ini jadi mempermalukan suami mu? Dia bukan orang sembarangan lho Ra" sepanjang telepon tadi tak henti henti nya bulek menyesal kan kejadian ini. Dan tentu saja memarahi Lara

"Lara sebenarnya juga takut bulek, tapi Lara percaya Rendra bisa menyelesaikan ini dengan baik. "

"Kamu ini ada ada aja to Ra, bulek malah jadi kepikiran. Gimana kalau orang orang baca berita itu terus kamu pada diomongin sama mereka"

"Yaudah gak papa bulek, mau gimana lagi. Yang penting Lara kan gak berbuat seperti itu"

"Gak ngerti lagi mesti ngomong gimana lagi Ra. Yowes, bulek tutup dulu telepon nya yo, mau pengajian di Masjid, bulek doain mudah mudahan masalah ini cepet selesai, nanti kabari bulek ya gimana perkembangan nya"

"Ya bulek"

"Jaga diri baik baik Ra, nurut apa yang dibilang suami. Pergi pergi tu ya pamit sama suami, anak anak juga di urus bener bener"

"Iya bulek, bulek juga jaga kesehatan ya, gak usah terlalu dipikirkan masalah ini. Inshaa Allah semua baik baik saja" tutup Lara pada akhirnya, yang nyatanya dia sendiri tidak bisa untuk tidak memikirkan masalah ini. Tapi dia tidak mau memperlihatkan rasa khawatirnya pada bulek Ratih. Cukup dia sendiri yang tau betapa khawatir dan takut nya dia saat ini.

*

Lara sedang duduk bersandar pada kepala ranjang ketika Rendra datang, Lara belum tidur, ia sengaja menunggui Rendra pulang.

"Belum tidur?" Tanya Rendra begitu masuk ke dalam kamar.

"Ren, gimana?" Bukan nya menjawab pertanyaan Rendra, Lara justru balik bertanya. Kini dia sudah merubah posisi duduk nya

"Gimana apanya?" Tanya Rendra sambil melepas jam tangan nya

"Berita itu"

"Kita kan sudah menduga nya ini akan terjadi"

"Iya,tapi aku tetap saja khawatir"

"Gak usah khawatir, aku akan menyelesaikan semuanya" setelah meletakkan jam tadi pada nakas Rendra beralih melepas dasi nya. Rasanya dia ingin segera mandi saat ini. Badan nya sudah terasa gerah dan capek.

Lara CharanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang