Rendra sudah ada dirumah sebelum jam sembilan malam, dia tadi sudah dikabari oleh sopir Lara soal kejadian tadi siang. Rendra tidak bisa langsung pulang karena sedang ada di luar kota dan baru bisa pulang malam hari seperti biasa.
"Gimana tadi kata dokter?" Tanya Rendra begitu ia sampai di kamar. Ia dapati Lara sedang duduk di sofa panjang yang ada di depan meja kerja Rendra masih ada di dalam kamar.
"Aku gak papa, cuma kaki aku terkilir"
"Perut kamu gimana?" Tanya Rendra lagi berjalan mendekat kemudian duduk di sebelah Lara
"cuma kram karena aku habis lari " Lara berusaha untuk terlihat biasa saja di depan Rendra.
"Kamu itu sebenarnya mengejar siapa sih Ra? Sampai lari lari begitu"
Lara menunduk. Ingin nya ia jawab yang sesungguhnya siapa yang ia kejar tapi urung ia lakukan. Entahlah Lara merasa saat ini belum waktu yang tepat untuk memberitahu Rendra soal pertemuan nya dengan Renita tadi siang.
"Bukan siapa siapa" Lara menunduk suaranya lirih
"Kalau bukan siapa siapa kenapa kamu sampai berlari mengejar nya seperti itu. Sudah dua kali kan kamu seperti ini, pak Udin yang cerita. Katanya yang pertama kamu sampai tiba tiba turun dari mobil dan hujan hujanan karena mengejar seseorang"
Lara hanya bisa menunduk, tak berani menatap Rendra. Ditanyai begini saja rasanya Lara ingin menangis. Bahkan semenjak melihat Rendra masuk kamar tadi rasanya Lara sudah ingin menangis. Ditambah di tanyai begini. Rasanya dada nya bertambah sesak karena tak kuat untuk mengatakan nya. Mengatakan pada suaminya kalau istri pertama suaminya masih hidup. Bukan situasi yang mudah untuk Lara.
"Kamu sebenarnya kenapa? Aku tau kamu gak baik baik aja. Mau cerita?" Sorot mata Rendra teduh menatap Lara.
Tak ada jawaban, Lara masih menunduk tapi kali ini disusul isakan kecil yang terdengar. Lara sudah tak bisa menahan air matanya.
Rendra merengkuh pundak Lara dalam pelukannya. Ia tau Lara sedang tidak baik baik saja, Rendra tak tau siapa yang dilihat dan di kejar oleh Lara sehingga membuat istrinya itu jadi kepikiran seperti ini.
Mendengar kabar Lara tadi jatuh dan perut nya sakit saja sudah membuat dia khawatir, di tambah sekarang melihat Lara menangis seperti ini. Membuat kekhawatiran nya bertambah besar. Walaupun Rendra sangat penasaran dengan apa yang terjadi. Tapi ia memilih tak bertanya lagi. Mungkin Lara belum siap cerita untuk saat ini.Rendra membiarkan Lara menangis dalam rengkuhan nya, mengusap punggung wanita itu pelan. Tak bertanya lebih lanjut lagi.
🌿
"Kamu serius mbak?" Tanya Aldi pada Lara yang berdiri di depan nya saat ini.
Panggilan Aldi ke Lara kini sudah berganti. Seiring berjalan nya waktu Aldi merasa tidak enak memanggil istri pimpinan nya dengan hanya sebutan nama saja. Walaupun Lara terus menolak tapi Aldi tetap bersikeras untuk tak memanggil nama saja. Dan dari sekian panggilan akhirnya Lara setuju untuk di panggil "Mbak" oleh Aldi. Walaupun sebenarnya mereka seumuran dan umur mereka hanya terpaut beberapa bulan saja tapi demi adab kesopanan panggilan "Mbak" Aldi sematkan untuk Lara. Tapi berbeda ketika diruang publik atau di depan Rendra, Aldi akan memanggil Lara dengan sebutan Bu."Serius Al. Aku lihat mbak Renita. Aku yakin sekali aku gak salah lihat"
"Tapi bagaimana mungkin" Aldi tak percaya dengan apa yang barusan di dengar nya. Seseorang yang sudah dikabarkan meninggal beberapa tahun yang lalu kini muncul lagi.
Pada akhirnya Lara menceritakan pertemuan nya dengan Renita pada Aldi. Dia ingin meminta bantuan Aldi untuk menemukan Renita. Nanti setelah mereka bisa menemukan barulah Lara akan memberitahu Rendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Charanya
RomanceLara Charanya anak pertama dari keluarga yang sederhana, sejak usia 20 tahun dia sudah menjadi tulang punggung keluarga, bekerja sekuat tenaga nya dari pagi sampai malam demi memenuhi kebutuhan keluarga. Namun siapa yang menyangka pekerjaan nya seb...