chapter 15

19.4K 1.6K 44
                                    

Rendra sudah pulang sedari sore tadi,  saat ini ia sedang duduk diruang tengah bersama ibunya.
Bu Fatima belum pulang kejogja lagi setelah acara Resya beberapa hari yang lalu. Beliau masih ingin bersama cucu cucu nya dulu di Jakarta.

"Ren?" Panggil Bu Fatima pada anak semata wayangnya yang saat ini sedang duduk di sofa single dan tengah sibuk dengan koran nya.

"Ya"

"Kamu masih mau nambah anak kan?"
Rendra sejenak tertegun dengan pertanyaan tiba tiba dari ibu nya barusan

"Maksud mama?"

"Kamu masih mau punya anak kan dari Lara?"

"......" Kening Rendra terkerut.

"Kamu nafkahin Lara kan Ren?" Belum juga bisa menjawab pertanyaan sebelumnya Bu fatima sudah menanyakan pertanyaan lain yang sebenarnya terlihat seperti sedang mengintrogasi anak laki laki nya itu.

"Ya nafkahin dong ma, Lara setiap bulan aku transfer uang kok, mama ni ada ada aja pertanyaan nya" kini fokus Rendra bukan lagi pada koran yang sedang ia baca. Pertanyaan pertanyaan Bu fatima membuat fokus membaca nya buyar.

"Ckk, bukan nafkah yang itu ren, kamu tau yang mama maksud"

"Ma, apa hal kayak gitu mesti aku omongin" kini Rendra sudah melipat koran yang ia baca tadi, lalu fokus nya beralih pada ibunya.

"Bukan gitu Ren, mama cuma mau memastikan kalau kamu benar benar memenuhi nafkah lahir batin sama istri kamu" bukan tanpa alasan bu Fatima mempertanyakan itu, beliau tau alasan pernikahan mereka terjadi itu karena apa, sejujurnya beliau senang dengan pernikahan ini, karena sudah mengenal dan menyukai sosok Lara sebelum nya. Hanya kadang terselip keganjalan dihati Bu Fatima. Beliau takut nanti anak nya tidak memperlakukan Lara dengan baik.

"Rendra belum kepikiran nambah anak lagi ma"

"Kalian gak nunda kan tapi? Udah bikin kan?"

"Mama...!!" sela Rendra sebelum kata kata aneh yang lain keluar dari mulut ibunya.
Fix pembicaraan ini semakin lama semakin membuat kepala Rendra pusing sebelah.

"Lara masih muda Ren, walaupun sekarang dia sudah punya anak dari kamu, tapi mama yakin banget dia pasti pengen punya anak sendiri yang lahir dari rahimnya. Jadi mama saranin jangan ditunda"

"Gak ada yang nunda ma, cuma memang belum kepikiran soal nambah anak"
Iya memang tidak ada yang 'ditunda' atau 'enggak ditunda' karena memang mereka belum pernah melakukan hubungan yang lebih intim seperti suami istri pada umumnya. Rendra dan Lara masih butuh banyak waktu untuk saling menerima satu sama lain

"Dulu padahal Reyfan langsung jadi ya Ren, baru sebulan nikah istri kamu langsung isi, sampai dikira orang orang istri kamu hamil duluan sebelum menikah padahal kan enggak" Rendra menghela nafas nya kasar kenapa ibunya sekarang jadi membicarakan istri pertama nya.

"Ini hampir tiga bulan pernikahan kalian, Lara belum ada tanda tanda isi ya. Ahh mungkin soalnya kamu tambah tua ya Ren" ejek ibunya

"Apa sihh ma, orang hidup tambah lama ya tambah tua " tak terima dikatakan tua, Rendra lalu beranjak dari sofa yang ia duduki berniat meninggalkan ruang tengah dan hendak ke meja makan meninggalkan ibu nya yang mulai gak jelas ngomong nya.

*

Lara sedang menata piring piring pada meja makan ketika Rendra dan Bu Fatima datang.

"Wahh, beneran jadi bikin soto kamu Ra?" Tanya bu Fatima, matanya langsung berbinar ketika melihat kuah soto dan dagingnya terhidang di mangkuk besar di atas meja. Dari harum nya pun sudah bisa kebayang gimana enak nya soto bikinan Lara ini.

Lara CharanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang