Lara sudah kembali ke kamar, cukup lama dia tadi berada di luar. Bermaksud pergi mencari segelas coklat panas kesukaan nya tapi nyatanya kantin rumah sakit yang ada di lantai bawah itu sudah tutup,
Dan karena tidak ada tujuan lain, akhirnya Lara pergi berjalan ke minimarket 24 jam yang ada di luar gedung rumah sakit, hanya berjarak kurang lebih 50 meter dari rumah sakit. Tidak terlalu jauh, sebenarnya tak ada yang benar benar ingin dia beli, Lara hanya mencari alasan untuk menghindari Rendra sebentar menghilangkan perasaan tak nyaman di hatinya.Akhir akhir ini dia merasa semakin kesulitan mendampingi Rendra. Lara lebih sering merasa tersudut, dia sudah mencoba berusaha memposisikan dirinya seperti keinginan Rendra, tapi tetap saja masih selalu salah dimata Rendra.
Setelah cukup waktu menenangkan hatinya yang tak nyaman Lara kemudian kembali ke kamar inap Refi.*
Lara tak mendapati Rendra begitu ia sampai di dalam kamar, cuma ada Refi yang masih tidur sendirian. Diletakkannya kantong plastik berisi air mineral yang ia beli tadi diminimarket, kemudian dia beralih pada Refi yang ada ditempat tidur. Tangannya terulur mengusap pelan tangan Refi yang terpasang jarum infus. Memastikan jarum itu terpasang dengan benar, Lara tersenyum kecil mengingat gimana heboh nya Refi ketika dipasang infus tadi. Sangat ketakutan sampai sampai harus dua suster yang bantuin untuk memegangi Refi yang memberontak.
Suara pintu terbuka membuat Lara menolehkan kepalanya kearah pintu. Rendra muncul setelah pintu terbuka.
"Darimana aja? aku cariin di depan gak ada" tanya Rendra begitu melihat Lara sudah di dalam kamar. Tadi dia sempat mencari Lara sebentar di area rumah sakit, dia juga mencari di area depan rumah sakit tapi tetap tak menemukan Lara, akhirnya Rendra hanya mengambil pesanan makanannya saja di depan, tadi sebelum nya dia sempat memesan makanan lewat aplikasi ojek online.
"Dari minimarket sebelah" Lara menjawab seadanya. Pandangan nya kembali beralih pada Refi.
"Aku beliin makan, kamu belum makan kan?" Rendra sudah duduk di sofa kecil yang ada diruangan itu, membuka beberapa plastik dan kotak makanan yang ia bawa.
"Aku masih kenyang"
"Restoran banyak yang udah tutup. Cuma ini tadi yang masih buka" Rendra tak menghiraukan ucapan Lara barusan, dia tetap membuka bungkusan bungkusan makanan yang ia bawa. Seporsi kwetiaw goreng ayam dan seporsi nasi goreng sudah terhidang di meja kecil yang ada di ruangan itu.
Rendra juga membeli beberapa botol air mineral, segelas chocolate panas dan segelas capucino panas juga sudah terhidang di meja."buruan makan keburu dingin" Rendra yang tak melihat pergerakan Lara lantas menyuruhnya lagi.
"Aku masih kenyang"
"Jam berapa terakhir kamu makan?" Tanya Rendra sambil memasukkan satu suap nasi goreng ke dalam mulutnya sendiri. Dia sudah lapar tadi saat pulang kantor dia belum sempat makan dan langsung kerumah sakit.
Lara tak segera menjawab pertanyaan Rendra, dia mengingat ingat terakhir dia makan itu tadi pagi ketika sarapan. Setelah nya dia disibukkan dengan urusan anak anak sampai lupa kalau dia belum makan. Dan heran nya saat ini tak merasa lapar sama sekali.
"Sudah cepat buruan makan, aku tau kamu belum makan, ini aku beli kwetiaw, kamu suka kwetiaw kan?" Rendra tau kwtiaw ini salah satu makanan kesukaan Lara, Rendra tau karena Lara sering memasak kwetiaw dirumah. Menu ini sering hadir dimeja makan.
"Aku gak laper Ren"
"Mubazir ini kalau gak dimakan, aku udah beli nasi goreng. Aku gak sanggup kalau juga harus ngabisin kwetiaw kamu. Sayang kalau dibuang"
Lara menoleh menatap Rendra, lagi lagi dia kembali merasa tersudut sekarang. Lara paling tidak suka melihat makanan dibuang, dari kecil orang tua nya sudah mengajar kan tidak baik membuang makanan, kalau makan ya harus habis. Dan kebiasaan itu terbawa sampai sekarang. Lara sering menghabiskan sisa makanan Reysa kalau anak itu tidak habis makan nya, padahal Lara sudah mengambil kan nasi dalam porsi kecil, tapi tetap saja kadang Reysa tidak habis. Daripada terbuang dan mubazir Lara sering menghabiskan nya.
Apalagi saat ini, bukan sisa makanan saja yang bisa terbuang kalau ia tidak memakannya tapi makanan utuh yang masih hangat bisa jadi mubazir karena nya."Aku lagi gak pengen makan Ren, kamu habisin sendiri" Lara masih mencoba menolak makanan itu
"Kenyang Ra. Ini nasi goreng nya banyak banget. Udah cepet makan" ucap Rendra disela sela mengunyah nya. Nasi goreng nya masih sisa setengah porsi.
Lara berdecak, dia benar-benar tidak nafsu makan, suasana hatinya sedang buruk saat ini, tidak ada keinginan untuk makan sama sekali.
"Yaudah kalau kamu gak mau, kwetiaw nya aku buang aja. kamu minum coklat panas nya aja"
Ucap Rendra sambil menutup bungkus kwetiaw tadi."Kamu mau buang makanan?"
"Ya gimana lagi? Kamu gak mau makan, aku kalau ngabisin juga udah gak bisa. Yaudah dibuang aja" Lara mengernyitkan bisa bisa nya Rendra enteng banget memutuskan untuk membuang makanan.
"Sini kwetiaw nya, dosa buang buang makanan" akhirnya dengan terpaksa Lara memutuskan memakan makanannya. Tak tega jika kwetiaw itu terbuang di bak sampah begitu saja.
Sudut bibir rendra terangkat ketika melihat Lara pada akhirnya memakan makanan nya. Akhirnya istrinya itu menurut juga, Rendra tau Lara paling tidak suka membuang buang makanan, slogan "jangan buang makanan ya, makan harus habis" itu selalu Rendra dengar ketika mereka makan bersama. Dan Rendra juga tau Lara sering menghabiskan sisa makanan anak anaknya. Jadi alasan akan membuang makanan itu pasti akan mempan untuk Lara. Terbukti Lara sudah duduk disampingnya memakan makanan nya dengan wajah yang datar tentu saja.
Mereka berdua makan dalam diam, sampai makanan mereka berdua habis pun tak ada pembicaraan diantara keduanya. Akhirnya kwetiaw dan nasi goreng itu pun habis tak bersisa.
"Kamu gak mau pulang? Biar aku yang nungguin Refi disini. Kamu pulang aja" tanya Lara memutus keheningan diantara mereka.
"Aku pulang besok pagi pagi aja habis subuh"
"Kamu pulang aja sekarang gak papa, kamu belum ganti baju juga kan"
"Aku ada baju dimobil, tu udah aku ambil" tunjuk Rendra pada paper bag kecil yang ia bawa tadi.
"Kasian Reysa kalau sendirian, Refi kan juga belum dioperasi aku bisa nungguin dia sendiri"
"Reysa udah tidur dirumah, ditemani bi Tini. Lagi pula besok subuh subuh aku udah pulang"
"Atau aku aja yang pulang, aku juga belum mandi gak ada baju ganti juga. Sekalian siapin baju baju nya Refi. Besok aku kesini lagi" Lara masih berusaha mencoba mencari alasan agar mereka tak bersama malam ini.
"Mau pulang naik apa? Aku tadi bawa mobil sendiri kesini nya. Gak diantar sopir"
"Aku bisa naik taksi atau ojek"
"Gak, gak ada.. kamu tetap disini. Besok pagi biar keperluan kamu sama Refi disiapin bi Tini. Biar nanti pak Udin aja yang anter kesini"
"Tapi aku belum mandi"
"Ya mandi aja, kan ada kamar mandi"
"Ya kan gak bawa baju ganti"
"Pakai itu lagi aja kan gak papa, gak bau juga kok"
Lara mendengkus pelan, keinginan nya tak terpenuhi, padahal dia ingin pulang sebentar sekedar untuk bersih bersih badan, lagi pula mumpung ada Rendra yang jagain Refi, tapi ternyata niat nya tak di bolehin oleh Rendra.
Akhirnya tak banyak yang bisa Lara lakukan saat ini, setelah tadi hanya cukup mencuci muka saja kini dia hanya duduk duduk di sofa yang ada di dalam kamar. Rendra sedang menelpon di luar kamar. Entah menelepon siapa malam malam begini Lara tidak tau. Tanpa sadar pelan pelan matanya menutup karena mengantuk.
*
Rendra sudah selesai menelpon, kemudian ia masuk kembali kedalam ruangan, pandangan nya kini tertuju pada Lara yang tertidur di sofa, masih dengan posisi duduk, kepalanya menengadah menghadap atas bersandar pada bahu sofa, tangan nya bersedekap. Rendra lalu mendekat duduk disebelah Lara. Memandang sebentar wajah Lara yang tertidur.
Ia geser duduk nya hingga berada tepat disebelah Lara, lalu Rendra pelan pelan membetulkan letak kepala Lara menjadi bersandar pada bahu nya. Karena gerakan itu membuat Lara menggeliat pelan, tapi bukan terbangun Lara justru merubah posisi tidurnya semakin menempel pada Rendra. Bahkan kini kepala nya sudah bersandar pada bahu Rendra dengan nyaman nya. Laki laki itu tersenyum kecil, dia biarkan posisi Lara seperti ini. Menikmati momen yang jarang jarang terjadi.🌿🌿🌿
Duh entah kapan cerita ini selesai kenapa aku malah panjang panjangin cerita nya. Jujur susah banget buat meringkas nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Charanya
RomanceLara Charanya anak pertama dari keluarga yang sederhana, sejak usia 20 tahun dia sudah menjadi tulang punggung keluarga, bekerja sekuat tenaga nya dari pagi sampai malam demi memenuhi kebutuhan keluarga. Namun siapa yang menyangka pekerjaan nya seb...