Pagi ini Lara terlihat lebih sibuk dari biasanya, hari ini hari sabtu dimana hari digelarnya acara di sekolah Resya,
Lara sudah menyiapkan kostum dan semua perlengkapan untuk Resya tampil sejak dari kemarin, dia mau Resya tampil maksimal kali ini.Ibu Fatima spesial terbang dari Jogja demi melihat cucu kecil nya tampil, karena ini baru pertama kalinya untuk Resya mau tampil di atas panggung. Karena selama di Jogja dulu Resya jarang mengikuti acara acara di kelas nya, baru setelah diasuh oleh Lara, Resya mulai sedikit demi sedikit berani tampil di dalam kelas. Bahkan sekarang anak itu berani tampil di atas panggung. Bu fatima sangat bersyukur untuk itu.
"Miss, ayah jadi datang atau tidak?" Resya bertanya pada Lara yang sedang membenarkan kuncir rambut nya.
Lara berjongkok mensejajarkan tubuh nya dengan Resya, dipegang nya kedua bahu kecil di depan nya itu."Resya, ayah gak bisa datang sayang. Kan udah miss kasih tau kemarin kalau ayah gak bisa datang."
Resya menunduk, bibir kecil itu seketika cemberut."Eitt tapi jangan sedih dulu, tadi ayah bilang ke miss, kalau ayah mau nanti waktu Resya diatas panggung miss disuruh videoin Resya, biar ayah bisa lihat nanti pas dirumah. Jadi ayah tetap bisa lihat Resya tampil cuma bedanya gak secara langsung" bohong Lara pada akhirnya, bukan niat nya mau berbohong, Lara cuma mau Resya tau bahwa ayahnya tetap bisa lihat dia tampil walau tidak hadir pada saat acara berlangsung, biar Resya tidak terlalu kecewa atas ketidak hadiran ayah nya.
"Berangkat sekarang yuk, semua udah nungguin di bawah" ajak Lara ketika Resya tak merespon ucapan nya tadi, gurat kekecewaan kentara sekali terlihat diwajah kecil nya.
Resya mengangguk lalu mulai menggandeng tangan Miss nya untuk ikut turun kebawah.*
Aula sekolah yang biasanya lenggang kini tampak ramai oleh hiruk pikuk dan lalu lalang orang tua murid dan keluarga yang ingin melihat penampilan anak anak mereka.
Tak berbeda dengan Lara dan yang lainnya, mereka sudah duduk berjejer di sayap kanan aula tersebut. Ada Bu Fatima, Refi, Reyfan, bibi dan pak Udin pun ikut masuk ke dalam aula.Lara tadi sudah mengantarkan Resya ke belakang panggung dan sudah memastikan semua persiapan nya siap, Lara tidak bisa mengantarkan sampai backstage karena memang peraturan dari sekolah nya yang tidak memperbolehkan wali murid mengantar sampai belakang panggung persis. Jadilah Lara hanya bisa mengantar sampai pintu dan kemudian kembali pada kursi penonton didalam aula.
Sebelum masuk tadi Lara sudah memberikan semangat untuk Resya, karena sampai detik terakhir, wajah anak itu masih muram, Lara tahu itu, tapi dia tidak bisa berbuat banyak. Lara sudah berpesan pada ibu guru Resya, jika nanti Resya kenapa kenapa entah menangis atau merajuk bu guru bisa langsung menghubungi nya.
"Rendra beneran gak jadi datang Ra?'
Tanya Bu Fatima yang duduk disebelah kiri Lara."Lara kurang tau ma, kayak nya enggak jadi datang."
"Anak itu, udah mama kasih tahu semalam juga gak mempan, tetap milih meeting nya daripada anak nya" gerutu ibu Fatima.
*
Acara sudah berjalan hampir separuh perjalanan, giliran kelas Resya tampil tinggal 2 sekmen lagi. Sampai detik ini Rendra benar benar tidak terlihat, sedari tadi sebentar bentar Lara menengok kearah pintu masuk aula, masih berharap Rendra akan datang.
Tapi sepertinya harapan itu tak terwujud karena sosok Rendra tak kunjung terlihat.
Dalam hati Lara masih berharap Rendra akan datang, karena tadi Lara sempat berkirim pesan padanya, dia yakin Rendra pasti datang, karena dia tau betul betapa sayangnya Rendra pada anak anak nya, dan sebagai bukti bentuk sayang nya Rendra adalah ketika laki laki itu mau menikahi dirinya, Rendra pun sampai rela menikah dengan wanita yang dia baru aja kenal hanya karena Resya menyukai nya. Lalu menjadikannya dia ibu sambung anak anak, itu yang ia tangkap dari apa tujuan Rendra mempersunting nya.Riuh tepuk tangan penonton bergema didalam gedung aula, baru saja selesai pertunjukan tari dari kelas B, dan sekarang tiba saatnya kelas Resya yang akan tampil.
Lara sudah bersiap merekam penampilan Resya dengan handphone nya ketika musik intro awal terdengar. Resya dan kawan kawannya menampilkan drama dongeng musikal dengan judul "Bunga Mawar Yang Sombong"
Mereka terlihat menggemaskan dengan kostum kostum lucu, Resya kali ini kebagian mengenakan kostum bunga mawar. Gadis itu sudah muncul diatas panggung. Lara sempat melambaikan tangan nya pada Resya ketika tatapan mereka bertemu sebentar, seolah mengatakan bahwa mereka semua ada disini tapi tentu saja minus ayah nya,Ketika sedang sibuk dengan gawai nya tiba tiba ada seseorang yang duduk disebelah kanannya, karena memang kursi sebelah kanan nya kosong, Lara menoleh dan terkejut mendapati sosok disebelahnya. Seorang Laki laki yang saat ini mengenakan kaos krah berwarna hitam dan juga celana jeans warna senada itu tiba tiba duduk disebelahnya pandangan mereka sempat bertemu.
Rendra..
ya laki laki itu sudah duduk tanpa menyapa nya terlebih dahulu, tanpa sadar senyum terpatri diwajah Lara. Keyakinannya ternyata benar Rendra pasti datang.
*
Tepuk tangan penonton terdengar riuh di dalam gedung, penampilan Resya dan kawan kawan baru saja selesai, penampilan mereka tadi sungguh sangat menggemaskan kadang penonton dibuat tertawa karena penampilan mereka.
Wajah senang dan bangga jelas terlihat dari wajah wajah orang tua anak anak kecil itu melihat penampilan anak mereka tak terkecuali Rendra dan keluarga, ibu Fatima bahkan tak berhenti memuji penampilan Resya tadi.
"Aku jemput Resya dulu ya?"Lara pamit hendak ke belakang panggung sebentar ketika Resya dan kawan kawan selesai pementasan dan kembali ke belakang panggung.
"Aku ikut" Rendra ikut berdiri setelah mendengar Lara hendak menjemput Resya ke backstage. Lara mengangguk kemudian mereka berdua berjalan ke pintu samping aula.
"Ayaaah" Resya berlari kearah Rendra ketika gadis kecil itu melihat sosok ayah nya mendekat.
Senyum lebar terukir di bibir nya yang mungil, tak mempedulikan kesusahannya berlari karena masih menggunakan kostum nya, Rendra langsung menggendong tubuh kecil anak bungsu nya itu ketika Resya sudah sudah sampai dihadapan nya.
Resya memeluk leher ayah nya erat"Ayah jadi datang, Resya senang sekali" ucap Resya yang masih bergelayut manja di gendongan Rendra.
"Jadi dong sayang, buat anak ayah pasti ayah datang"
" Makasih ya ayah, Resya seneng deh"
Senyum tak surut terlihat di bibir mungil nya. Gadis kecil itu terlalu senang mengetahui ayah nya datang melihat nya, kehadiran Rendra merupakan support system yang luar biasa untuk Resya.
Interaksi ayah dan anak ini membuat Lara yang ada di dekat mereka menjadi terharu, lega sekali melihat senyum Resya terus mengembang tidak seperti beberapa hari yang lalu, wajahnya sedih dan tidak bersemangat. Lara sangat bersyukur untuk moment ini.*
"Ren.." panggil Lara lirih
Saat ini mereka sedang berada dikamar. Rendra sedang berada diatas kasur sibuk dengan gawainya. Sedangkan Lara sedang berada dikursi meja rias nya duduk menghadap kaca.."Hmmm" jawab Rendra tanpa berniat menoleh ke arah Lara yang memanggilnya.
"Terimakasih ya"
"Buat ?" tanya Rendra tak mengerti
"Karena kamu datang ke acara Resya tadi, makasih ya. Resya seneng banget dia tidak berhenti mengatakan kalau dia senang kamu datang" kini Lara sudah duduk menghadap Rendra masih dikursi rias nya yang berada tak jauh dari ranjang mereka.
"Kenapa kamu yang berterima kasih?"
"Ya karena aku ikut senang kamu datang"
"Kamu gak harus berterima kasih ra, dia anak aku, jadi sudah kewajiban aku membuat dia senang"
Lara sedikit tertegun dengan jawaban Rendra entah mengapa ketika Rendra mengatakan 'anak aku' membuat sebagian kecil hatinya terasa tercubit.
Benar adanya memang Resya anak Rendra dan bukan anak kandung nya tapi bukan kah saat ini statusnya adalah istri sah nya yang itu berarti secara otomatis Resya adalah anak nya sekarang, tapi kenapa perkataan Rendra barusan seolah mengatakan bahwa Resya adalah anak nya saja."Iya, Resya anak kamu" hanya kalimat itu yang akhirnya terucap oleh Lara.
Beranjak dari kursi nya Lara menuju ke tempat tidur di sisi yang kosong disebelah Rendra. Masuk kedalam selimutnya yang tebal, dan tidur membelakangi Rendra yang tampak bingung dengan sikap Lara barusan..
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Charanya
RomanceLara Charanya anak pertama dari keluarga yang sederhana, sejak usia 20 tahun dia sudah menjadi tulang punggung keluarga, bekerja sekuat tenaga nya dari pagi sampai malam demi memenuhi kebutuhan keluarga. Namun siapa yang menyangka pekerjaan nya seb...