Seperti biasa pagi pagi sekali Lara sudah terbangun, kalau biasanya Rendra juga bangun pagi namun berbeda dengan pagi ini, Rendra masih bergelung dengan selimut ketika Lara terbangun.
Lara bersyukur dia bangun lebih dulu daripada Rendra, kalau tidak sudah dipastikan dia akan malu karena mereka terbangun masih dalam keadaan tak berpakaian.
Sudut bibirnya tiba tiba terangkat begitu ia mengingat kejadian semalam.
Akhirnya dia kini benar benar menjadi seorang istri seutuhnya. Lara tidak menyesali dengan apa yang terjadi semalam. Itu sudah menjadi kewajibannya. Lara berharap hubungan nya dengan Rendra bisa ada kemajuan, dan akan ada kejelasan tentang pernikahan mereka. Lara berharap banyak untuk ini."Kenapa senyum senyum sendiri?" Lamunan kecil nya buyar ketika ia mendengar suara bu Fatima yang mengejutkan nya. Lara sedang di dapur menyiapkan sarapan untuk anak anak.
"Mama... Bikin kaget aja" lara jadi salah tingkah.
"Haha.. mama padahal gak ngagetin lho, kamu aja yang ngalamun pagi pagi. Ngelamunin apa sih Ra?"
"Gak ada kok ma"
"Ngalamunin kegiatan kalian semalam?"
Lara menyelidik, matanya memincing. Apa mama nya tau mereka semalam habis ngapain, atau jangan jangan mama nya mendengar suara dari kegiatan nya dengan Rendra semalam. Malu sekali kalau sampai suara suara itu terdengar sampai ke luar.
"Mama denger?"
Tawa bu Fatima langsung pecah begitu mendengar pertanyaan Lara.
"Ya Allah Lara kamu tu yaa, jadi bener ni semalam kalian?" Bu Fatima masih saja ketawa membuat wajah Lara merah karena malu.
"Mama..." Lara malu sekali, bisa bisanya dia bertanya seperti itu, bukanya pertanyaan itu justru membenarkan kalau semalam mereka habis ngapain.
"Gimana dia? Ada yang beda gak semalam?"
"Ada yang beda? Maksud mama?"
"Kamu ngerasain nya beda gak? Dari malam malam sebelumnya?"
"Beda?" Lara bingung. Beda bagian mana, ini untuk pertama kalinya dia melakukan nya. Dia tidak tau bedanya bagaimana. Yang ia tahu semalam ia cukup kesakitan di awalnya walaupun Rendra sangat berhati hati melakukan nya, tapi tetap saja lara mengalami kesakitan dan kesulitan mengimbangi Rendra.
"Semalam kan mama kasih Rendra jamu"
"Jamu"
"Iya, jamu biar lebih kuat" bisik Bu Fatima.
Mimik wajah Lara langsung berubah begitu mendengar apa yang diucapkan Bu Fatima barusan.
Jadi Rendra kelepasan semalam karena meminum jamu dari mamanya, jadi bukan karena Rendra benar benar menginginkan nya. Itu berarti semalam dia hanya sebagai pelampiasan hasrat laki laki itu saja. Mendadak ulu hatinya terasa sakit, matanya mengerjap berkali kali menahan segala perasaan tak enak di dalam hati.*
Lara sudah selesai memasak untuk sarapan, semua sudah ia tata diatas meja makan, dia saat ini sedang berada di kamar Resya sedang mengepang rambut anak itu. Sedari bangun tidur tadi dia belum kembali lagi ke kamar nya, dia juga belum bertemu dengan Rendra lagi karena tadi saat dia keluar kamar laki laki itu masih tidur.
"Kita naik kereta ya miss pulang ke Jakarta nya?" Tanya Resya yang saat ini duduk membelakangi Lara. Rambut nya sedang Lara kepang dia anteng, tangan nya sibuk ikut ikutan menyisir rambut boneka Barbie nya.
"Iya naik kereta"
"Kok gak naik pesawat?"
"Enggak, kemarin kan pas berangkat udah naik pesawat, lagipula Miss suka deg degkan kalau naik pesawat, makanya miss minta ke ayah untuk naik kereta aja, lagian seru lho kalau naik kereta"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Charanya
RomanceLara Charanya anak pertama dari keluarga yang sederhana, sejak usia 20 tahun dia sudah menjadi tulang punggung keluarga, bekerja sekuat tenaga nya dari pagi sampai malam demi memenuhi kebutuhan keluarga. Namun siapa yang menyangka pekerjaan nya seb...