chapter 43

17K 1.8K 91
                                    

Hari masih terlalu pagi untuk seseorang membuka matanya, tapi berbeda dengan Rendra yang baru saja terbangun dari tidur nya yang baru sebentar, hangat pelukan seseorang jelas bisa ia rasakan saat ini.
Rendra tersenyum kecil, melirik sebentar kearah wanita yang sedang tertidur pulas disampingnya. Pelukan nya semakin erat memeluk bahu putih yang tak tertutup itu, membuat si empunya bahu menggeliat pelan bukan terbangun tapi justru semakin merapatkan tubuh nya mencari kehangatan pada dada bidang Rendra.

Rendra merasa lega sekaligus bahagia pembicaraan nya dengan Lara semalam membuat nya bisa memutuskan sesuatu yang sudah ia pikirkan matang matang beberapa minggu ini. Rendra juga bersyukur acara semalam tak terganggu oleh anak bungsu nya, Reysa sudah tertidur karena kelelahan jalan jalan, dan tumben sekali Reysa tadi mau tidur bersama kakak kakak nya dikamar sebelah, seperti biasa Rendra memilih kamar yang ada connecting room nya, sebelah untuk anak anak dan sebelah nya lagi untuk dia dan Lara.

Flashback

"Maksud kamu?" Tanya Lara serius. Rendra menggeser tubuhnya sempurna menghadap Lara.

"Aku mau mulai sekarang kita menghapus bayang bayang perjanjian kita, aku mau tidak ada lagi status kontrak dalam pernikahan kita. Kamu adalah istri aku, sah dan insha Allah sampai akhir hayat nanti kamu tetap menjadi istri aku. Dan aku juga meminta kamu mendampingi aku membesar kan anak anak bersama sama bukan sebagai miss atau pengasuh mereka tapi sebagai ibu buat mereka"

Lara mengerjap cepat, tak menyangka dengan kata kata yang barusan ia dengar dari mulut Rendra.

"Ren, kamu serius?" Tanya Lara lirih. entah kenapa bibir nya terasa kelu ketika mendengar Rendra tadi bicara, jujur dia tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

"Aku serius Ra, aku gak mau kita main main lagi soal pernikahan ini, aku ingin kita jadi pasangan yang sebenarnya, suami istri yang sesungguhnya"

Lara terdiam sejenak, Jantung nya entah kenapa tiba tiba rasanya semakin kencang berdetak.

"Kamu mau kan Ra?" Tanya Rendra penuh pengharapan.

"Kamu terpaksa bilang gini karena kasian sama aku kan?" selidik Lara.

"Kasihan? Gak ada yang bisa aku kasihani dari kamu Ra, aku benar benar serius"

"Atau kamu mau menjadikan aku pengasuh anak anak seumur hidup?"
Entah kenapa pertanyaan ini yang dari tadi ada di kepala nya yang akhirnya berhasil ia ucapkan.

"Enggak, enggak sama sekali. Bukan itu maksud aku, aku sungguh sungguh mau menjadikan kamu istri aku seumur hidup. Mendampingi aku merawat anak anak. Bukan sebagai pengasuh mereka tapi sebagai ibu mereka"

"Tapi ke..." Ucapan Lara terhenti ketika Rendra memegang kedua bahunya, membuat jarak mereka berdua jadi terkikis. Mata mereka berdua beradu saling tatap.

"Keputusan ku ini bukan hanya karena anak anak Ra, tapi karena memang aku mau kamu, aku mau kamu benar benar jadi istri aku, kita bisa memulai pernikahan ini dari awal lagi. Memulai semuanya dengan niat yang berbeda. Aku berharap kamu mau menerima aku dan anak anak sepenuhnya" terjeda sejenak sebelum Rendra melanjutkan lagi kalimatnya.

"Aku sayang kamu Ra"

Kata kata Rendra barusan seolah olah pelan terbawa angin masuk ke telinga nya dan membuat kedua mata Lara mulai berembun ketika mendengar nya, menatap kedua mata Rendra  Lara mencoba mencari celah kebohongan tersirat disana, tapi kenyataannya ia sama sekali tak melihat sedikit pun keraguan, ataupun kebohongan terlihat dimata itu. Membuat air mata nya akhirnya jatuh tak terbendung. Lara menunduk.

Lara CharanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang