chapter 44

20.4K 2.1K 351
                                    

"kalian duluan ya kesana nya, nanti begitu kerjaan selesai Ayah langsung nyusul kalian" ucap Rendra pada anak anak.
Hari ini rencananya mereka akan pergi ke wisata di Uluwatu. Tapi Rendra ada kerjaan sebentar, dan akan menyusul ketika dia sudah selesai nanti.

"Tapi cepat ya Ayah"

"Iya, ayah cuma sebentar kok. Jangan nakal ya nurut sama Bunda sama kakak " ucap Rendra pada Reysa.

Gadis kecil yang rambutnya di kepang itu mengangguk sambil badan nya glendotan di badan Lara yang berdiri disampingnya. Mereka sekarang berada di depan hotel, Rendra sedang mengantar anak anak ke mobil yang akan membawa mereka ke tempat tujuan. Sedangkan Rendra nanti akan berangkat sendiri di jemput kolega nya yang ada di Bali.

"Aku berangkat ya" pamit Lara setelah anak anak semua naik ke mobil dan sudah memastikan barang barang tidak ada yang tertinggal

"Iya hati hati ya"
Tangan Lara terulur menyalami dan mencium punggung tangan laki laki itu seperti biasa.
Namun kali ini ada hal yang tak biasa, Rendra membalas nya dengan mendarat kan satu kecupan di kening Lara, hanya sebentar tapi lagi lagi bisa membuat pipi Lara langsung memerah seketika.
Apalagi sekarang ada anak anak yang melihat adegan cium kening ini membuat Lara semakin malu saja.
Setelah nya Lara buru buru masuk ke mobil mengikuti anak anak yang sudah masuk duluan.

"Ayah kok cium cium bunda sih?" Reysa protes begitu Lara masuk mobil dan mobil mulai berjalan meninggalkan hotel.

"Haa" Lara malah melongo mendengar protes Reysa.

"Kan gak boleh" ucap Reysa lagi

"Kenapa gak boleh? Kan ayah sama Miss suami istri" Kini Refi yang gantian bertanya. Gemes dengan ucapan adik nya.

"Kan bunda cuma boleh cium Reysa. Gak boleh cium cowok" jawab Reysa dengan polosnya.

"Yeee, kan cowok nya Ayah, ya boleh lah"

"Udah udah apaan sih kecil kecil ngomong nya cium cium" Rey yang duduk di depan pun akhirnya ikut bicara. Risih dengan obrolan adik adiknya dibelakang.

Perdebatan dua orang gadis dibawah umur itu pun akhirnya berhenti, jujur lara sampai tidak bisa berkomentar karena saking malunya. Bukan hanya malu pada anak anak saja tapi juga malu pada sopir yang tentu saja bisa mendengar obrolan mereka tadi.

*

"Ada paket datang lagi?" Ulang Rendra di ujung telepon genggam nya.
Ia mendapat telepon dari orang rumah yang memberitahukan kalau ada paket tanpa nama lagi baru saja datang.

"Tolong bapak buka aja isinya sekarang, pastikan itu bukan benda berbahaya"

"Baik pak"

Untuk kesekian kalinya paket untuk anak anak ini diterima Rendra, isinya kurang lebih sama dari baju, mainan, buku, pernah juga anak anak mendapat berbagai Snack dan coklat yang mahal.

Rendra sama sekali tidak tahu siapa yang mengirimkan paket paket tersebut, ia sudah berusaha mencari informasi dari tukang ojek online yang mengantar untuk mengetahui detail siapa yang memesan ojek tersebut, tapi justru ojek itu bilang ia hanya disuruh orang tersebut, tanpa memakai aplikasi. Rendra sama sekali tidak mempunyai petunjuk siapa yang mengirimkannya. Barang barang itu ia terima tapi ia simpan tak ia berikan pada anak anak sebelum tau siapa pengirimnya.

"Pak, ini isinya ada jaket dan mainan ada juga sepatu roda pak" tak lama satpam rumah nya menginformasikan kembali pada Rendra apa isi dari paket tersebut.

"Yasudah disimpan di gudang dulu ya pak"

"Baik pak"

Rendra berfikir sejenak setelah panggilan telepon tadi selesai. Seperti nya sepulang dari Bali nanti Rendra berniat akan mencari sampai ketemu siapa pengirim paket tersebut.

Lara CharanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang