Rendra pagi ini berangkat lebih pagi dari hari biasa, ada kunjungan kerja yang lokasi nya sedikit jauh. Jadi rombongan mereka harus berangkat lebih pagi agar sampai ke tujuan tepat waktu.
Sejak ia bangun tadi Rendra belum bertemu dengan Lara, semalam Lara tidak tidur di kamar mereka, seperti biasa ketika dia sedang marah Lara lebih memilih tidur di kamar Resya, Rendra memaklumi itu. Karena menurut nya Lara pantas untuk marah kepadanya. Dia sudah kelewatan bicara semalam. Tapi terbiasa tidur berdua membuat dia kehilangan teman seranjang nya itu
Pagi harinya pun Rendra belum melihat Lara masuk lagi ke kamar. Baju yang biasa sudah Lara siapkan diatas ranjang pun tak terlihat ketika Rendra selesai mandi, biasanya ketika ia mandi Lara sudah menyiapkan kemeja, dasi dan jas yang akan di pakai nya. Tapi berbeda dengan pagi ini. Rendra harus menyiapkan nya sendiri.
Menarik nafas kemudian dihembuskan nya kasar, Rendra mencoba menghalau rasa yang tak nyaman di hatinya.*
"Gimana kabar kamu hari ini?" Tanya Aldi pada Lara yang baru saja membukakan pintu untuknya.
"Alhamdulillah baik" jawab Lara sambil tersenyum kecil
"Bener baik?"
Lara mengangguk. Aldi sebenarnya tau Lara sedang tidak baik-baik saja, aldi mendengar kan semua perkataan Rendra semalam, Aldi masih berada diantara mereka saat itu. Jadi dia tau Lara pasti sedang tidak baik baik saja saat ini karena perkataan Rendra semalam. Aldi tau Lara hanya mencoba menutupinya.
"Mau berangkat pagi lagi?" Lanjut Lara bertanya. Ini masih jam setengah enam pagi, tapi Aldi sudah tiba.
"Iya, lokasi kunjungan nya jauh, biar tepat waktu sampai nya"
"Emm Al, apa kejadian kemarin benar benar bisa berpengaruh buruk untuk Rendra nanti nya" Lara bertanya pada akhirnya, jujur sejak semalam dia kepikiran, takut kesalahan nya kemarin membuat Rendra berada di posisi sulit.
"Bisa"
"Lalu solusi nya bagaimana?"
"Belum tau, kita masih belum tau tujuan mereka apa. Tapi sudah aku pastikan kalau semalam kalian sengaja di jebak agar bertemu"
"Sudah kamu selidiki?"
"Sudah, handphone aku yang hilang juga bagian dari rencana mereka, mereka mencari celah mana yang bisa mereka gunakan untuk menjatuhkan Pak Rendra, saya rasa cara semalam yang akhirnya mereka pakai"
"Lalu kenapa mereka bisa membawa bawa mas Ammar dalam masalah ini?" Lara bertanya lagi. Rasanya semua serba membingungkan.
"Mereka sepertinya tau siapa Ammar?"
"Maksudnya?"
"Dia mantan pacar kamu kan?"
"Ohh.. Iya, tapi itu kan sudah lama"
"Nah Itu jawaban nya kenapa Pak Ammar bisa dikait kaitkan dalam hal ini. Mereka punya segudang cara untuk mencari informasi sekecil apapun Ra"
Lara berdecak, tak menyangka situasi nya akan serumit ini."Al, tolong kamu kasih informasi ke aku ya soal perkembangan kejadian ini, aku menyesal bisa seceroboh ini, aku takut Rendra akan berada di posisi sulit karena aku"
Aldi mengangguk.
"Kamu tenang aja, pasti Pak Rendra bisa mengatasi nya."
Lara mengangguk mengaminkan ucapan Aldi barusan.
"Ngomong ngomong kamu sudah sarapan?"
"Sudah"
"Sarapan kopi?"
Aldi tertawa, Lara sudah hafal dirinya, yang selalu sarapan hanya cukup kopi saja. Lara tak pernah absen menawari Aldi sarapan ketika Aldi sudah datang ke rumah menjemput Rendra. Tapi lebih seringnya Aldi menolak, tidak enak merepotkan Lara setiap hari.
Mereka berdua memang sedari bertemu sudah terlihat akrab, Lara terlihat lebih nyaman mengobrol dengan Aldi daripada dengan Rendra,
Aldi lebih santai, suka bercanda, yaa mungkin karena mereka berdua seumuran jadi lebih klop ketika mereka berdua mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Charanya
RomanceLara Charanya anak pertama dari keluarga yang sederhana, sejak usia 20 tahun dia sudah menjadi tulang punggung keluarga, bekerja sekuat tenaga nya dari pagi sampai malam demi memenuhi kebutuhan keluarga. Namun siapa yang menyangka pekerjaan nya seb...