Rendra bergerak tak nyaman diatas tempat tidur, sebentar miring ke kanan, sebentar sudah pindah lagi miring ke kiri. Dia merasa ada yang aneh dengan tubuh nya saat ini. Tubuhnya mendadak terasa panas, bukan panas karena demam, karena dia sama sekali tidak sedang demam, ini lebih seperti panas terbakar, dada nya juga berpacu lebih cepat, nadinya pun berdenyut tak biasa. Rendra mengeram pelan.
Lara yang tidur di sampingnya pun jadi terusik dan terbangun dari tidurnya karena gerakan gerakan Rendra disampingnya."Kamu kenapa?" Tanya Lara yang masih berbaring. Suaranya serak khas orang bangun tidur. Dia menatap wajah Rendra.
Rendra yang mendengar suara serak Lara barusan justru semakin belingsatan salah tingkah dia sudah merubah posisi menjadi duduk sekarang. Rasanya badan nya semakin panas hanya karena mendengar suara serak Lara.
"Kamu sakit?" Lara kini sudah mengubah posisinya menjadi duduk.
Rendra menggeleng.Merasa ada yang tak biasa di wajah suaminya yang terlihat memerah
Lara reflek menyentuh kening Rendra dengan telapak tangan nya.
Rendra tersentak, ketika kulit tangan Lara menyentuh kulit nya rasanya tubuh nya seperti tersengat listrik."Kamu gak demam kok" ucap Lara begitu ia tadi menyentuh dahi Rendra yang suhunya normal normal saja. Tidak demam sama sekali.
Rendra memejamkan matanya sesaat, ia menyadari keadaan nya sekarang, ia tau tubuhnya sedang bereaksi apa ketika Lara menyentuh nya dan ia juga tau tubuhnya sedang membutuhkan apa saat ini, Rendra teringat akan jamu yang diberikan ibunya tadi, Rendra paham sekarang sebab ketidakwarasan tubuh nya ini pasti karena jamu itu. Rendra pastikan akan memarahi ibu nya nanti karena sudah membuat nya jadi begini.
Rendra menatap wajah Lara sekilas, namun sial pandangan nya justru turun ke kancing daster Lara yang terbuka satu. Rendra berusaha menetralkan degup jantung nya yang semakin menggila karena melihat kulit Lara yang putih. Semakin ia melihatnya hasrat nya justru kian tak tertahankan."Kamu kenapa?" Lara dibuat bingung dengan sikap Rendra sekarang, dia malah terlihat memandangi nya, tatapan matanya sayu.
"Ra bolehkah aku?"
Lara mengerutkan keningnya dalam mendengar pertanyaan Rendra yang terhenti barusan.
"Boleh apa?"
Rendra tak menjawab ia masih menatap Lara, rasanya dia sudah tidak bisa menahannya lagi, nafas nya semakin memburu. Ia merubah posisi duduknya, bayang bayang perkataan nya untuk tidak menyentuh Lara berputar putar di otaknya, tapi hasrat nya lebih mendominasi sekarang, Rendra sebenarnya tak mau mengingkari janji nya pada Lara, tapi hasrat nya malam ini sungguh tak tertahankan, bukan kah Lara istrinya, dia tentu berhak bukan atas dirinya.
Rendra pelan pelan semakin mendekat kan wajah nya ke Lara. Dia sudah tidak peduli janji nya pada Lara saat ini. Hahh laki laki memang kebanyakan begitu bukan.Lara yang melihat Rendra semakin mendekat kearahnya kemudian tersadar akan situasi apa yang terjadi saat ini.
"Apakah Rendra menginginkan nya sekarang?" Hatinya bertanya tanya.
Mendadak degup jantung nya ikut berdetak cepat, gugup menyergap dirinya begitu saja, reflek Lara memundurkan badan nya ketika wajah Rendra semakin dekat. Lara menunduk, dia sedang mencoba menguasai dirinya saat ini. Dia mencoba berfikir cepat, apa yang harus dia perbuat saat ini. Mengiyakan keinginan Rendra atau menolak nya.
Belum juga dia menemukan jawaban untuk dirinya sendiri. Rendra sudah memegangi kedua lengan Lara membuat Lara tersentak kepala nya mendongak menatap suaminya. Pandangan mereka bertemu, jarak mereka sudah sangat dekat sekarang.Tak butuh beberapa menit, Lara bisa merasakan bibir Rendra di bibir nya. Lara terkejut, jantung nya rasa nya berhenti seketika. Rendra mencium nya pelan, Lara bisa merasakan hembusan nafas Rendra yang cepat di pipinya. Lara memejamkan matanya. Mencoba mengatur degup jantung nya yang tak kalah cepat.
Lara belum berani membalas ciuman Rendra, dia mencoba memantapkan hatinya saat ini, bahwa yang mereka lakukan ini bukanlah suatu kesalahan. Ini adalah kewajiban nya sebagai seorang istri. Rendra adalah suami nya yang sah saat ini, tidak ada kata kebablasan bagi mereka.
Lara takut, Ini menjadi pengalaman yang pertama kali untuknya, gugup tentu saja tapi ia mencoba rileks memasrahkan dirinya untuk suaminya saat ini.
Perlahan lahan lara berusaha mengimbangi permainan Rendra, tapi nyatanya tetap saja Rendra lebih mendominasi malam ini.Rendra tau ini adalah pengalaman pertama untuk Lara, jadi dia tidak mau buru buru melakukan nya, yang nanti malah justru bisa menyakiti wanita ini. Rendra melakukan nya dengan lembut, berusaha menekan hasrat nya agar tidak grasah grusuh. Melakukan nya dengan pelan tapi pasti. Mereka berdua benar benar melupakan ketegangan yang sempat terjadi siang tadi, melupakan perasaan cemburu yang entah Rendra sadari atau tidak. Melenyapkan rasa ketidakpercayaan diri Lara karena Rendra tak menyentuh nya padahal usia pernikahan mereka sudah hampir lima bulan. Semua melebur hilang bersama dengan peluh dan lenguh mereka berdua di dalam kamar..
🌿🌿🌿
Horee akhirnya yang udah ditunggu tunggu,
Rendra akhirnya buka puasa juga..upload malam lho ini yaa, gak jam jam puasa lho. Aman kan jadinya.
Oiya Gimana ni part unboxingnya menurut kalian?
Sebelumnya maaf ya kalau tidak sesuai sama ekspetasi kalian, aku gak bisa nulis yang vulgar vulgar gitu. Bisanya yang sederhana seperti ini.
Jujur ya ini tu Part terpendek tapi part yang paling menguras pikiran, jiwa dan raga aku.
Happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Charanya
RomanceLara Charanya anak pertama dari keluarga yang sederhana, sejak usia 20 tahun dia sudah menjadi tulang punggung keluarga, bekerja sekuat tenaga nya dari pagi sampai malam demi memenuhi kebutuhan keluarga. Namun siapa yang menyangka pekerjaan nya seb...