Chapter 46

6.7K 849 106
                                    

"Ya Allah Ra, kok iso kaya gini to nduk?" Suara bulek Ratih langsung memenuhi ruang rawat inap Lara begitu beliau sampai di dalam.

"Lara, kok sampai gitu mukamu nak" kini suara Bu Fatima yang terdengar. Dua orang wanita paruh baya ini sama sama terkejut dan prihatin melihat kondisi Lara.

Rendra terpaksa menelpon Mama dan bulek Ratih dan mengabarkan soal kecelakaan ini, Rendra meminta mereka untuk terbang ke Bali saat ini juga. Awalnya Rendra tak berniat memberitahu. Tapi Rendra merasa dia tidak akan bisa mengurus ini semua sendiri.
Lara harus tinggal dirumah sakit, sedangkan anak anak sementara akan berada di hotel tak jauh dari rumah sakit untuk pemulihan luka luka mereka. Belum lagi Rendra harus membagi waktunya dengan pekerjaan nya. Karena ia besok siang harus sudah sampai di Jakarta akan ada kunjungan kerja yang harus di hadiri nya. Rendra tidak bisa tidak menghadiri acara tersebut, dan sangat terpaksa Rendra harus meninggalkan anak anak dan istrinya sebentar di Bali.

Rasa bersalah seketika menyesak di hatinya ketika melihat keterkejutan mama dan bulek Ratih. Lara adalah tanggung jawab nya harusnya dia bisa lebih baik menjaga keluarga nya.

"Maaf ya Ma, Bulek. Rendra harus merepotkan dan mendadak menyuruh terbang ke sini"

"Kamu ini gimana to Ren, ya Allah kok ada ada aja. Bisa sampai kayak gini istrimu" ucap Bu Fatima sambil mengusap pelan kening menantu nya.

"Iya, Rendra minta maaf ma, Rendra juga tidak menyangka semua jadi kayak gini"
Ucap Rendra penuh sesal.

Terdengar helaan panjang dari Bu Fatima sebelum fokus nya kembali pada menantu nya.

"Gak papa ma" Lara berucap lirih suara nya masih terdengar lemah dan terbata. Tapi ia masih mencoba tersenyum agar ibu mertua dan bulek nya tidak terlalu mengkhawatirkan keadaan nya. Ia kasihan mendengar Rendra dimarahin begitu.

"Gak papa gimana to Ra, sampai kayak gini kok masih bilang gak papa. Ngomong aja kamu masih kesulitan begitu" protes Bu Fatima kemudian.

Senyum kecil berusaha Lara terbitkan di bibirnya.

"Anak anak dimana Mas Rendra?" Tanya bulek Ratih yang menyadari di dalam ruangan itu hanya ada Rendra dan Lara saja

"Sudah di hotel istirahat, belum lama Rendra antar kesana. Hotel nya cuma di dekat sini kok bulek" jelas Rendra yang diangguki kepala bulek Ratih.

*

Lara sedang tertidur ketika Rendra, ibu Fatima dan Bulek Ratih bicara bertiga. Rendra sedang menceritakan kronologi kecelakaan tersebut terjadi.

"Mama tu makanya gak seneng kamu jadi menteri, kamu terjun ke politik mama gak suka, banyak yang gak seneng. Kalau kayak gini kamu membahayakan istri dan anak anak kamu"

Rendra diam.

"Gimana kalau anak dan istrimu sampai kenapa kenapa" lanjut Bu Fatima.

"Iya Rendra minta maaf ma. Sama bulek juga Rendra minta maaf karena tidak bisa menjaga Lara dan anak anak dengan baik. Niat Rendra mau menyenangkan anak anak dan Lara dengan liburan ini. Tak menyangka justru berakhir seperti ini. Rendra minta maaf"

"Lagian kamu tu ya katanya liburan, kok tetap kerja tu gimana? membiarkan anak istri kamu jalan jalan sendirian"

"Rendra ketemu teman sebentar ma, rencana Rendra baru mau nyusul kesana setelah urusan Rendra selesai"

"Nah itu yang mama gak paham, kalau mau kerja ya udah gak usah ajak anak anak. Kalau niat liburan ya liburan gak ada itu sambil kerja kerja" Omelan yang cenderung marah itu akhirnya Bu Fatima keluarkan. Ia sudah tidak bisa menahan nya. Sudah dari tadi dia ingin mengomeli anak tunggal nya ini. Tapi ia tahan karena tidak enak pada Bulek Ratih. Tapi akhirnya omelan itu keluar juga di depan besan nya.

Lara CharanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang