chapter 50

9.8K 859 86
                                    

Sudah beberapa hari ini Lara menjemput Reysa di sekolah nya lebih awal dari jam biasanya. Lara berharap bisa bertemu lagi dengan wanita berjaket merah yang ia lihat keluar dari sekolah beberapa hari yang lalu, namun nihil biarpun sudah sengaja menunggu Lara tak pernah melihat lagi wanita itu.

Lara sedang berada di dalam mobil nya yang terparkir di halaman sekolah Reysa. Ia menunggu bel pulang sekolah berbunyi. Lara sedang malas untuk turun ke tempat penjemputan murid seperti biasa. Dia memilih menunggu di dalam mobil saja. Sedangkan sopirnya yang berganti menunggu di gazebo penjemputan.

Ingatan Lara kembali pada percakapan nya dengan Aldi kemarin pagi.

Aldi mengatakan bahwa tak ada makam almarhum istri Rendra. Karena pada kecelakaan itu tak di temukan mayat korban. Mobil itu terperosok ke dalam jurang, dan dua korban yang di duga meninggal itu tidak di ketemukan mayat nya, padahal pencarian sudah dilakukan hampir satu bulan. Tapi nyatanya nihil. Kecelakaan itu kabarnya memakan dua korban satu adalah Renita ibunya anak anak. Dan satunya lagi laki laki bernama Sabda yang Aldi bilang itu adalah kekasih Renita. Semua informasi itu Aldi dapat kan dari Jihan. Teman sekaligus sekretaris Rendra.

Informasi dari Aldi semakin membuat dugaan Lara tentang wanita berjaket merah itu bisa saja benar, wanita itu mirip sekali dengan ibu nya anak anak. Apalagi setelah Lara memastikan nya dengan melihat foto Renita di kamar Reyfan beberapa hari yang lalu. Wanita berjaket merah itu sangat mirip dengan wanita yang ada pada bingkai foto di kamar Rey, Lara jelas tak salah mengenalinya.

Dada nya berdesir tak kala membayangkan kalau saja dugaan nya ini benar. Kalau ibu nya anak anak ternyata masih hidup dan itu artinya istri Rendra juga masih hidup.
Desiran tadi rasanya berganti menjadi sesak di dalam dada, rasanya membayangkan itu benar benar terjadi saja sudah sesak. Apalagi jika benar benar menjadi kenyataan.
Kepala nya mendadak terasa pening, dia sandarkan punggung nya lebih dalam pada sandaran kursi mobil. Ia coba menenangkan hatinya yang bergemuruh. Mencoba rileks, mencoba untuk meyakinkan diri nya sendiri bahwa bisa jadi dia salah mengenali. Dan dugaan nya salah walaupun sebagian besar hatinya justru mengatakan sebaliknya.

"Bunda.." suara pintu dibuka dari luar disusul suara nyempreng si bungsu yang langsung masuk membuat Lara tersadar dari pikirannya.

"Hai sayang" balas Lara terkaget sebentar.

"Gimana sekolah nya hari ini? Good gak?" Tanya Lara begitu ia membantu Reysa melepaskan tas ransel dari punggung kecilnya agar Reysa leluasa untuk duduk di kursi.
Untuk sejenak ia coba enyahkan pikiran pikiran tadi, mencoba bersikap biasa walaupun jujur kepalanya masih pening.

"Good, hari ini seru Bun..." dengan ceria dan semangat nya gadis kecil itu menceritakan kegiatan nya di sekolah tadi. Seperti biasa Lara akan mendengar kan.
Perjalanan pulang mereka di isi oleh ocehan ocehan Reysa membuat Lara sedikit bisa melupakan pikiran pikiran nya tadi.

🌿

"Mbak tunggu mbak....!!

"Mbak.....!!

" Jangan Lari...."

"Ra... Lara bangun... bangun Ra" tepukan pelan tapi berulang ulang pada pipi nya seketika membuat Lara tersadar.
Nafasnya memburu. Kening nya berkeringat.

"mimpi buruk?" Tanya Rendra yang sudah berganti posisi dari setengah berbaring tadi menjadi duduk.

Lara mengangguk lemah, mengingat mimpinya tadi. Ia kemudian ikut merubah posisi nya menjadi duduk. Rasanya tadi seperti nyata. Dia bermimpi bertemu dengan wanita berjaket merah itu dan dalam mimpi itu ternyata dugaannya selama ini benar, wanita itu adalah Renita istri Rendra. Namun ketika Lara melihat nya Renita justru berlari lalu Lara berusaha untuk mengejar nya. Potongan mimpi tadi terasa sangat nyata.

Lara CharanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang