chapter 21

18.9K 1.7K 89
                                    

"Kenapa baru pulang?" Pertanyaan Lara barusan mengagetkan Reyfan yang baru saja masuk ke kamarnya.

"Aku latihan musik dulu tadi"

"Kenapa sampai malam Rey?"

"Tadi gitar aku senar nya rusak. Benerin nya lama jadi aku terlambat pulang" jawab Reyfan sambil meletakkan tas punggung nya diatas meja belajar nya.
Lara berjalan mendekat. Dia sudah khawatir sedari tadi. Dia mencemaskan Reyfan yang tak kunjung pulang, Lara takut Rendra lebih dulu pulang daripada Reyfan. Ini sudah hampir jam 9 malam. Belum pernah Reyfan pulang sampai selarut ini.

"Bukan kah konser kamu sudah selesai beberapa hari yang lalu"

"Iya, tapi kita mau manggung lagi"

"Lalu kapan kamu mau bilang ke ayah?"

"Iya nanti aku juga pasti bilang ke ayah"

"Nanti nya kapan rey? Kamu bukannya udah janji mau bilang dan ijin ke ayah setelah selesai acara konser kamu kemarin"

"Iya, tapi ini ada acara lagi. Band aku diminta isi acara itu"

"Lalu ngomong ke ayah nya nunggu kamu selesai acara itu lagi?" Reyfan mengangguk

"Lalu nanti kalau setelah itu ada jadwal manggung lagi nunggu lagi begitu?"
Reyfan terdiam tak menjawab.

"Enggak rey.. Miss gak mau tau ya, kamu harus bilang secepatnya ke ayah." Lara sudah habis kesabaran menghadapi Rey, anak ini seperti lupa pada janji janji nya, dia sering pulang malam, dan dia juga sering bolos les nya. Lara sudah menegur nya, bahkan memarahi nya. Tapi sepertinya Rey tidak mau mendengar kan Lara selama ini.

Lara jadi berfikir harusnya sejak awal dia tau, dia sudah membicarakan hal ini pada Rendra, bukan justru malah menutupi nya dan membuat dia tidak bisa lagi mengontrol Reyfan seperti sekarang.

"Aku akan bilang ke ayah malam ini" keputusan Lara sudah bulat, dia akan memberitahukan masalah ini pada Rendra setelah laki laki itu pulang nanti.

"Memangnya kamu siapa?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Reyfan menghentikan langkah Lara yang baru beberapa langkah berjalan hendak keluar kamar. Lara berbalik.

"Maksud kamu?"

"Kamu bukan siapa siapa kami.. kamu bukan ibu kandung kami yang bisa mengatur ngatur kami sesuka mu. Kamu hanya istri baru ayah. Tidak usah berusaha menjadi ibu buat kami. Urus saja urusan mu dan ayah." Lara terkejut mendengar kata kata Rey barusan. Detak jantungnya terpacu lebih cepat.

"Rey.." lirih, hanya itu yang bisa Lara ucapkan. Tenggorokan nya terasa tercekat. Keterkejutan nya membuat lidah nya kelu. Ia tidak menyangka kata kata seperti itu akan keluar dari mulut Reyfan.

"Jujur aku gak suka kamu jadi ibuku, ibuku udah meninggal, gak ada yang bisa menggantikan dia. Ayah boleh mengganti istrinya tapi aku gak mau mengganti ibuku. Kamu tetap bukan siapa siapa, jadi jangan urusi urusan aku lagi" Reyfan tidak sadar kata kata yang ia ucapkan penuh tekanan dan emosi itu membuat hati wanita di depannya ini terluka.

"Ada apa ini?" ketegangan diantara keduanya terhenti begitu mendengar suara bariton Rendra di depan pintu.
Lara berbalik badan mendapati Rendra yang masih menggunakan kemeja putih berdiri di depan pintu.

"Ren" Lara gugup, ia takut Rendra mendengar kan pertengkaran mereka tadi.

"Kenapa kamu marah marah?" Tanya Rendra yang sudah berdiri tepat didepan Reyfan.

Gugup

Reyfan membatu seketika begitu melihat raut wajah ayah nya yang mengeras

"A..ku.." Reyfan bingung mau berucap apa.

Lara CharanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang