Chapter 56

7.5K 301 28
                                    

"gue minta maaf"

"APA" aluna mengedip - ngedipkan matanya tak percaya.

Apa dirinya salah dengar tadi? Rehan meminta maaf padanya? Tidak, tidak aluna pasti salah dengar, tapi tadi terdengar begitu jelas di telinganya.

"lo gak salah denger" ucap rehan yang seakan - akan mengerti apa yang di pikirkan aluna.

"ka-kak minta maaf buat..?"

"gue minta maaf karena selalu jahatin lo, mama udah cerita semuanya"

"kaka udah tahu?"

"kenapa sih lo diem aja pas gue jahatin? Kenapa lo gak bilang ataupun ngelawan?"

"dan satu lagi, kenapa lo masih mau nolong gue sedangkan gue selalu memperlakukan lo dengan buruk, kenapa aluna? Kenapa?"

"kenapa lo gak ngelakuin apapun dan membuat gue sekarang jadi merasa bersalah sama lo, gue kayak seorang penjah.. "

Aluna menaruh telunjuk nya di bibir rehan membuat laki-laki itu tidak berkata lagi, "kaka enggak jahat, kakak hanya mengikuti naluri kakak"

"lo gak benci sama gue?"

Aluna tersenyum tipis, "kalau aku benci sama kakak, mungkin udah dari dulu aku bilang ke semua orang tentang kebenarannya"

"kenapa?"

"karena kakak udah ku anggep jadi kakak ku sendiri, meskipun kak rehan enggak pernah nganggep aku" ucapnya sembari tersenyum manis.

Rehan semakin heran dengan gadis ini, mungkin orang lain akan sangat marah dengan apa yang rehan lakukan padanya tapi aluna, dia malah ahh entahlah rehan tak tahu ada apa dengan gadis itu.

Aluna menatap ke arah meja di samping ranjang disana ada semangkuk bubur yang masih utuh belum tersentuh.

"kak rehan belum makan?"

Rehan ikut menatap ke arah bubur yang telah di sediakan oleh rumah sakit tadi, "enggak napsu"

"ihh makan lah, udah malem loh nanti kak rehan malah gak sembuh - sembuh"

"aku suapin ya" tawar aluna dengan tatapan penuh semangat.

"enggak, gak usah"

Aluna menundukan kepalanya dengan cemberut, membuat rehan menatap tak enak ke aluna.

"astaga ni anak pinter banget bikin gue gak enakan"

"yaudah cepet" suruh rehan dengan nada terpaksa dan itu membuat aluna mendongakkan kepalanya.

"serius kak" aluna tersenyum sumringah saat bara berdehem memberi tanda memperbolehkan.

Aluna segera menarik kursi untuk nya duduk dan mengambil semangkuk bubur untuk rehan makan.

Dengan senyum yang tak pernah luntur, aluna mulai menyuapi rehan.

"lo kenapa sih, kayaknya seneng banget cuma nyuapin gue"

"ini tuh impian aluna"

"impian? Impian lo nyuapin gue gitu?"

"bukan gitu, dari kecil aluna tuh suka ngebayangin punya seorang kakak, terus kita bisa cerita bareng, main game bareng, nonton bareng terus bisa saling jagain dan kalau ada yamg sakit bisa saling rawat, kayak gini misalnya"

Diam - diam rehan menatap aluna, gadis itu memang terlihat sangat tulus memperlakukan dirinya dan membuat rehan semakin merasa bersalah pada gadis itu.

Story In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang