Aluna berdiri di depan gerbang rumah berwarna putih yang tak lain adalah rumah milik rehan dan istri kedua papah nya.
Aluna menarik nafasnya sejenak menenangkan detak jantungnya yang tak karuan, ia takut rehan akan mengusirnya pergi, dengan ragu aluna melangkahkan kakinya masuk ke halaman depan yang kebetulan gerbang nya sudah terbuka.
Saat di depan pintu dirinya kembali terdiam, ia sangat ragu untuk menekan bel rumah.
"ayolah aluna gak papa" Semangat nya pada diri sendiri, perlahan tapi pasti gadis itu pun mengangkat tangan nya dan menekan bel rumah itu.
Ting tong
Aluna memainkan kain bajunya grogi, sembari menunggu seseorang membuka pintu, sekali lagi gadis itu menekan bel nya dan untuk yang kedua kalinya pintu itu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang aluna yakini adalah asisten rumah tangga disana.
"cari siapa non?" tanya nya.
Aluna menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal, "itu, kak re-han nya ada?" tanya aluna sedikit canggung.
"ohh den rehan toh" jawab nya, "yaudah non masuk aja biar bibi panggilin ya" suruh nya.
Dengan sedikit takut dan ragu aluna masuk, aluna mendudukan dirinya di sofa yang ada disana, jantungnya terus berdetak tak karuan.
Sesekali aluna menarik dan menghembuskan nafasnya untuk menenangkan dirinya sendiri sembari menunggu.
Tok tok tok
"den, den rehan" panggil bibi itu sembari mengetuk pintu kamar rehan.
Dalam sekali ketukan pintu itu terbuka dan memperlihatkan rehan yang hanya memakai celana jeans tanpa baju.
"iya bi, kenapa?" jawab rehan.
"itu den, di bawah ada temen aden" tunjuk bi lastri.
"temen" beo nya dengan dahi yang berkerut.
"siapa bi?" tanya rehan.
"enggak den, dia cewe den, bibi juga baru lihat" jawab bi lastri apa adanya.
"yaudah, rehan pake baju dulu" rehan kembali masuk ke dalam dan memakai baju seadanya, setelah itu dia turun untuk melihat siapa yang datang.
Dan rasa penasaran rehan terganti oleh tatapan menahan amarah saat melihat ternyata aluna lah yang datang, untuk apa gadis itu kesini pikirnya.
Dengan tangan yang terkepal rehan menghampiri aluna dan menariknya paksa keluar dari rumah, wajah gadis itu meringis kesakitan dikala cekala tahan rehan begitu kencang di pergelangan tangannya.
"kak sakit" keluh aluna.
Rehan tidak menghiraukan ucapan aluna, sampai di luar gerbang rehan menghempaskan dengan kasar tubuh gadis itu, aluna memegang tangannya yang masih terasa sakit di tambah lagi luka yang masih belum kering di tangannya.
"gue gak habis pikir ya sama lo, setelah apa yang keluarga lo lakuin, lo masih berani nginjekin kaki lo di rumah gue" bentak rehan dengan emosi yang sudah menggebu.
"aku gak maksud.. "
"PERGIII" usir rehan dengan suara yang meninggi.
"tapi kak"
"GUE BILANG PERGII" teriaknya dan dengan tega rehan mendorong tubuh aluna sampai gadis itu tersungkur di jalanan.
Rehan membalikkan badannya dan menutup pintu gerbang rumahnya, tapi dengan cepat aluna berdiri tanpa menghiraukan rasa sakit di lututnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story In Love
Teen FictionMemiliki hubungan Backstreet dengan alex sama sekali bukan kemauan aluna, aluna sebenarnya juga ingin seperti sepasang kekasih pada umumnya yang bisa berhubungan terang - terangan tanpa takut ketahuan orang lain, tapi apalah daya hanya karena hubun...