Chapter 62

7.3K 274 16
                                    

"tidak ada yang perlu dibicarakan" aluna membalikan tubuhnya hendak pergi, tapi dengan gesit bara menarik aluna Hingga gadis itu membentur tembok.

"ada" aluna memalingkan wajahnya gugup, bagaimana tidak saat ini posisi mereka begitu intim.

Bara mengurung aluna dengan kedua tangannya dan wajah mereka sangat dekat bahkan aluna mampu merasakan hembusan nafas bara.

"jangan dekat - dekat" suruh aluna dengan mendorong tubuh bara.

Bukannya menjauh lelaki itu malah semakin memperdekat jarak mereka, "kenapa? kau gugup" ucapnya dengan seringai.

"t-tidak, aku hanya takut nanti ada yang lihat dan salah paham" ucapnya tanpa melihat bara.

"biarlah, aku tidak keberatan"

"bara menjauhlah sebentar lagi masuk"

"jika kau ingin ke kelas kau harus jawab pertanyaan ku dulu dengan jujur"

"apa? Cepatlah"

Aluna tak tahan dengan posisi seperti ini, jantungnya seperti di pompa begitu cepat aluna rasa sebentar lagi dia akan meledak.

Bara memegang dagu aluna membuat gadis itu mau tak mau bertatap mata dengan bara yang menatapnya begitu dalam, "apa kau menyukai ku?"

Aluna memalingkan wajahnya ke samping menahan rasa gugup dan debaran di dalam tubuhnya, "aku tak mengerti apa yang kau bicarakan"

"aku menyuruhmu menjawab"

"tidak mungkin , bagaimana bisa aku menyukaimu"

"jawablah tanpa memalingkan wajah mu"

Aluna mengepalkan tangannya sebelum akhirnya kembali menatap laki-laki di hadapannya, "tidak, aku tidak memiliki perasaan padamu"

"ohh ya" aluna menahan nafasnya saat laki-laki itu memajukan kepalanya dan berhenti tepat di samping wajah aluna.

"lalu kenapa kau tadi pergi saat di kantin"

"y-ya aku kan ingin ke toilet"

Bara menjauhkan wajahnya dari aluna membuat gadis itu sedikit lega, "sejak kapan toilet pindah jadi ke area perpus"

Skakmat

Aluna tidak bisa berkutit.

Bara memegang mengapit wajah aluna dengan kedua tangannya, "katakan saja kau cemburu, apa susahnya sih"

"hah cemburu, tidak, aku tidak menyukaimu kenapa aku harus cemburu" elak aluna yang lagi - lagi menepis tangan bara.

Aluna tidak mengerti dengan perubahan sikap bara, kenapa laki-laki itu jadi agresif sekali sekarang padanya.

"lebih baik sekarang kamu pergi dari sini, aku tak mau mona sampai melihatnya dan terjadi salah paham lagi"

Mendengar nama mona, rahang bara mengeras laki-laki itu mengepalkan tangannya dan..

Bughh

Aluna terlonjak kaget saat bara memukul tembok yang berada di samping aluna, tubuh aluna bergetar hebat, ada apa dengan bara? Begitulah pikirnya.

Bara menatap aluna tajam membuat gadis itu ingin segera pergi dari sana tapi ia tak bisa mengingat tangan bara yang mengurung tubuhnya jikapun aluna dorong usaha nya pasti akan sia - sia karena di bandingan aluna tentu saja bara lebih kuat.

"mona, mona dan mona, kenapa sih kau selalu mengutamakan gadis itu, ku peringat kan jika kau menyebutnya lagi saat kita sedang bersama aku tak akan segan untuk menciummu"

Story In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang