Chapter 66

4.8K 188 4
                                    

Setelah dari rumah kak rehan aku pun pulang ke rumah dengan di antarkan sampai depan komplek oleh kak rehan karena takut mama sudah pulang seperti kemarin dan bisa-bisa jika diantar sampai depan gerbang rumah nanti ketahuan mama.

Aku merebahkan tubuh ku di atas ranjang dengan tubuh yang sudah berbalut dengan baju tidur.

Besok pengumuman kelulusan akan dibagikan dan setelahnya libur pun di mulai tinggal menunggu acara kelulusan dan semuanya pun selesai.

Ohhh dan satu lagi, pergi bersama alex.

Tunggu, sepertinya aku melupakan sesuatu, aku menoleh menatap ke arah samping dimana sebuah paper bag yang sempat di berikan alex tergeletak di atas meja rias, segera aku mengambilnya dan kembali mendudukan diriku di atas ranjang.

Dengan rasa penasaran aku buka paper bag itu dan mengambil sebuah kain.. Ohh bukan tapi sebuah dress.

Dress coklat bergaris-garis dengan ikat pita di pinggangnya, dan sebuah surat.

Aluna.

Sebenarnya aku ingin memberikannya saat ulang tahunmu nanti tapi hubungan kita berakhir lebih dulu, jadi kuberikan sekarang saja.

Ingat tidak dress itu adalah dress yang sama yang pernah kamu inginkan saat kita masih berpacaran dulu, kamu sangat menyukainya tapi aku tidak bisa membelikannya, jadi sekarang aku membelikannya untuk mu meskipun sebenarnya sudah terlambat.

Dan jika bisa tolong pakai saat besok kita keluar bersama ya.

Alex.

Aku memandang dress di tanganku, dia masih mengingatnya?.

Flashback.

Sore itu di jalanan yang cukup ramai aku dan alex sedang berjalan bersama, bergandengan tangan dengan mesranya, rasa senang dan nyaman bercampur menjadi satu, meskipun hanya menikmati eskrim waktu itu terasa sangat indah.

"Alex."

"Iya."

"Lihatlah, pakaiannya lucu banget ya." aku menunjuk ke arah toko yang menunjukan sebuah dress couple yang amat cantik.

"Mau?" dengan ekpresi seperti anak kecil aku menatap ke arah alex.

"Boleh?"

"Lain kali aja ya, aku hanya bawa uang cash, takut nya gak cukup."

Sejenak aku merenung dan kembali tersenyum, "Emmm baiklah."

Dan kami pun melanjutkan menikmati sore hari dengan berjalan-jalan.

Flashback off

Masa itu aku masih berpikir bahwa dialah yang akan menjadi satu-satunya laki-laki yang aku cintai, bahwa dialah yang akan menjadi laki-laki yang akan mendampingiku di masa depan, tapi nyatanya tidak ada yang bisa menebak takdir akan berjalan ke arah mana, karena kita hanya bisa berencana tanpa tahu apakah itu akan berhasil di kemudian hari atau gagal. Sama seperti cinta saat itu mungkin kita bisa berpikir cinta ini sangat mulus dan kemungkinan besar akan bisa mencapai jenjang yang lebih tinggi di kemudian hari tapi nyatanya.... Tidak.

_________

08:45

Rasa tegang dan juga penasaran yang sempat aku rasakan kini telah hilang tergantikan dengan rasa lega yang teramat sangat membahagiakan saat aku melihat mama keluar dari ruang kelasku dengan membawa raport di sebelah tangannya dan tangan yang lain memberikan sebuah jempol dan senyuman yang mengartikan hasil ujian ku cukup memuaskan.

Story In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang