Chapter 13

6.1K 280 8
                                    

Author pov

07:09

Harus nya pada jam itu aluna sudah duduk manis di kelas nya sembari mendengarkan musik dan membaca buku, tapi sekarang dia malah lari - lari di jalan dengan keringat yang sudah membasahi baju nya.

Bukan karena bangun kesiangan tapi karena menunggu alex yang ternyata tidak bisa menjemput nya dan parah nya lagi jalanan tiba-tiba macet karena ada pohon yang tumbang, mengharuskan aluna berlari - lari untuk pergi ke sekolah nya.

Sembari berlari aluna melihat jam di tangan nya. "gawat 6 menit lagi" guman nya.

Aluna terus berlari dengan sesekali mengelap keringat nya dengan tangan, tapi usaha sia - sia saat aluna sudah mencapai gerbang sekolah nya yang sudah tertutup dengan rapat.

"pak bukain dong" teriak aluna tapi tidak ada sama sekali tanda - tanda orang yang akan membukakan gerbang untuk nya.

"bapakk satpamm buk...

"percuma mau teriak - teriak sampai kapan pun gak bakal ada yang bukain" aluna membalikan tubuh nya untuk melihat siapa yang memotong ucapan nya.

"bara" ucap aluna tak percaya

"hyy aluna" sapa nya dengan senyum di bibir nya.

"kamu tela....

Sebelum aluna selesai berbicara bara sudah menarik nya menuju samping sekolah nya yang di batasi dengan dinding yang menjulang tinggi.

"ngapain kita kesini?" tanya aluna.

"emang loe gak mau ke kelas?" tanya nya balik.

"ya mau lah, tapikan gerbang nya di kunci" ucap aluna.

"jalan buat masuk ke sekolah tuh ada banyak bukan cuma satu" dan aluna bingung dengan ucapan nya.

"emang ada ya, terus mana jalan nya" bukan nya menjawab bara malah menatap pada dinding pembatas itu sembari tersenyum, "maksud kamu kita le-lewat sini" bara menganggukan kepala nya yang berarti perkataan aluna benar.

"enggak, mana bisa kita lewat sini, inikan tinggi banget" tolak aluna.

"iya juga ya, loe kan cewek mana bisa lompat kayak laki-laki" ucap bara dengan tangan yang seperti sedang berpikir, "gue tahu, sini sepatu loe" pinta bara.

"buat apa?" tanya aluna.

"udah sini" akhirnya aluna melepaskan kedua sepatu nya dan di berikan kepasa bara, aluna membekap mulut nya terkejut saat melihat bara melemparkan sepatu nya ke dalam pembatas.

"lohh kok di lempar sih" protes aluna, bara tidak menghiraukan nya dia malah berjongkok membelakangi aluna.

"ayo naik" suruh bara sembari menepuk nepuk bahu nya.

"enggak ahh nanti kamu ngintip rok aluna lagi" tolak aluna.

"astaga gue juga gak napsu kali sama yang tepos" dan seketika itu aluna langsung menjitak kepala bara membuatnya mengaduh kesakitan.

"bara" peringat aluna.

"yaudah makanya naik" suruh nya lagi dan dengan terpaksa aluna mengijakan kaki nya ke bahu bara.

"awas loh jangan ngintip" peringat aluna, "iya aluna".

Bara mulai berdiri dengan aluna yang memegangi tembok untuk menjaga keseimbangan nya, setelah aluna duduk di atas tembok bara memundurkan diri nya untuk dia kemudian berlari dan meloncat pada dinding.

Membuat aluna sedikit takjub di buatnya, "biasa aja kali liat nya, gue tahu kok gue ini emang ganteng" ucap bara dengan percaya diri nya.

Membuat aluna memutar bola mata nya malas, "ihh gak usah kepedaan" ucap aluna, bara terkekeh mendengar penuturan aluna.

"yaudah sekarang loncat berani gak?" tanya bara memastikan.

Aluna menatap ke bawah sekalian, "loncat dari sini?" tanya aluna balik dengan polos nya.

"iyalah masa dari langit" ucap bara sembari menggelengkan kepala nya.

"enggak ahh nanti kalau kepala aku jatuh duluan gimana terus bocor lagi, enggak mau pokok nya" dan ucapan aluna berhasil membuat bara tertawa terbahak-bahak.

"astaga aluna, loe kok lucu banget sih hhaha" aluna menggaruk kepala nya bingung, apa ucapan nya salah, pikir aluna.

"yaudah gini aja, gue turun duluan dan nanti kalau kepala loe jatuh biar gue tangkep ya" tanpa menunggu jawaban aluna bara sudah loncat duluan dengan lihai nya, menyisakan aluna yang hanya duduk tanpa berniat untuk turun.

"ayo turun" aluna menggeleng kepala nya, "cepet aluna, ada pak yadi tuh" aluna langsung panik saat mendengar nama pak yadi di sebut, salah satu guru yang terkenal dengan kegalak - kan nya.

Tanpa aba - aba aluna langsung melompat membuat bara tidak siap dan berakhir dengan aluna yang berada di atas bara.

Aluna tak sadar dengan posisi nya dia memejamkan mata nya takut kalau ketahuan, sementara bara dia mematung di tempat nya, "bara masih ada gak pak yadi nya?" tanya aluna tapi bara tidak menjawab nya.

"bara" suara berat seseorang membuyarkan lamunan bara dengan segera bara sedikit mendorong aluna.

"rehan" ucap bara, aluna yang tadi nya menunduk karena takut itu adalah suara guru, kini ikut melihat dan benar saja bara sedang duduk di atas tembok yang arti nya dia juga telat dan baru datang.

Bara melompat ke bawah sembari menatap tajam ke arah aluna, "ngapain loe sama anak haram itu?" tanya nya, aluna menundukan kepala nya sembari memilin rok nya.

"dia tadi gak bisa masuk karena telat, jadi gue bantuin lewat sini" jawab nya santai tapi bara dia malah menatap tajam bara.

"loe bantuin anak haram itu" ucap nya, "loe lupa dia itu..

"inikan hidup gue, jadi terserah gue dong mau ngapain aja" dan ucapan bara berhasil membuat amarah rehan memuncak.

"Loe" tunjuk rehan tepat di depan muka bara,bukan nya takut bara malah menatap nya santai.

Kemudian tatapan rehan beralih pada aluna yang sedari tadi hanya menunduk, "ngelakuin apa loe, sampe - sampe anak haram kayak loe di belain sama bara" ucap nya menekankan kata anak haram yang sudah biasa aluna dengar, "atau jangan - jangan loe ngasih tubuh loe ya"

"REHAN" peringat bara.

Aluna memejamkan matanya menahan mata yang sudah perih ingin menangis.

"udahlah muak gue pagi - pagi udah liat muka anak haram kayak loe" rehan berbalik hendak pergi dari sana.

"apa sehina itu nama aluna sampai - sampai untuk ngucapin aja kak rehan gak sudi" ucap aluna begitu lantang dan berhasil membuat rehan berhenti melangkahkan kaki nya.

Rehan berbalik kembali, "loe pengen tahu jawabannya kan?" aluna tidak lagi menunduk dia menatap ke arah bara dengan mata yang sudah merah ingin menangis, "IYA LOE BENER, LOE EMANG MAHLUK HINA YANG GAK PANTES BUAT TINGGAL DI TEMPAT INI" teriak nya begitu nyaring, bara yang ikut terbawa emosi hendak menghampiri alex tapi di tahan oleh tangan aluna,"DAN LOE TAHU DI MANA TEMPAT LOE SEBENARNYA, TUH TONG SAMPAH ITU TEMPAT LOE"

"SEDANG APA KALIAN DISINI"

Story In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang