Bara membawa ku ke sebuah rumah pohon dengan danau di depan nya, kalau saja aku sedang tidak bersedih mungkin aku sudah berseru takjub tapi sayang nya perasaan sedih ku lebih besar dari rasa takjub ku.
"ayo duduk" ajak nya sembari mendorong bahu ku ke sebuah bangku dari batang pohon yang menghadap ke danau.
"loe tunggu disini ya jangan kemana - mana" ucap nya dan setelah itu dia pergi entah kemana aku tak peduli.
Aku mengeluarkan tangan ku yang sedari tadi aku masukan kedalam saku hoodie ku, dan membuka telapak tangan ku yang memperlihatkan sebuah benda kecil berwarna hitam, benda yang selalu aku bawa kemana - mana, benda yang menjadi obat penenangku disaat aku sudah merasa sangat lelah menghadapi semua nya, bara tiba-tiba duduk di samping yang entah sejak kapan sudah berada disana, dan aku langsung memasukan kembali benda hitam itu pada saku hoodie ku, berusaha menyembunyikan raut terkejut ku.
"nih" ucap nya sembari menyodorkan sebuah minuman kaleng, aku menerimanya dengan senang hati, jujur aku memang haus mungkin karena aku terlalu banyak berteriak dan membuat tenggorokan ku kering, "makasih" ucap ku,
"jangan bilang ke siapapun soal tadi" ucap ku tanpa menatap nya, meskipun begitu aku dapat melihat dia menatap ke arah ku kemudian tersenyum.
"gue kan udah pernah bilang, gue bukan cowo ember, atau pun penyuka gosip," ucap nya membuat ku sedikit lega.
"ya bisa aja, kamu kan temen nya alex dan alex pacar aku, terus nanti kamu cerita lagi" ucap ku lagi,
"gue bukan tipe orang yang suka ikut campur sama urusan orang" mdan setelah itu dia meminum soda yang ada di genggaman nya, aku pun ikut meminum nya, "tapi gue jadi penasaran, hal apa yang bikin loe nangis kayak tadi," ucap nya membuat ku tersedak dengan air liur ku, "secara kalau di liat dari perilaku loe selama ini, gue gak pernah tuh sekalipun liat loe sedih saat temen - temen di sekolah ngatain dan kasar sama loe malah gue salut sama loe, tapi tadi saat liat loe nangis, gue jadi tahu gak selama nya orang yang pura-pura tegar bisa menyembunyikan keseihan nya" lanjut nya
"apa karena alex" selidik nya.
"dan aku juga bukan tipe orang yang akan nangis cuma gara-gara cowok" bohong kalau aku berkata begitu, nyatanya setiap alex lebih memilih clara aku selalu ingin menangis tapi aku tak menunjukan nya.
"terus apa?" tanya nya,
Aku menatap ke arah nya sebelum akhirnya kembali menatap ke arah danau, "tadi aku denger ada yg bilang 'gue bukan tipe orang yang suka ikut campur sama urusan orang lain'" ucap ku menyindir perkataan bara tadi.
Dia menggaruk tekuk nya yang aku yakini tidak gatal sama sekali, "iya, sory" ucap nya dan kemudian keadaan kembali hening.
Dia berdiri dari tempat nya, "berenang yuk" ajak nya tiba-tiba yang membuat aku mendongakkan kepala ku menatap pada nya.
"berenang?" beo ku, aku menatap ke arah danau, "disana?" tunjuk ku, dan dia menganggukan kepalanya.
"enggak" tolak ku, selain tidak membawa baju ganti, aku juga takut bagaimana kalau nanti ada buaya yang tiba-tiba menerkam ku kan bisa gawat, apalagi tempat ini sedikit yah menyeramkan banyak pohon besar yang mengilingi danau ini.
"belum juga nyoba udah nolak aja, asik loh" ucap nya, tapi aku tetap kekeh dengan pendirian ku.
"yaudah kalau gitu loe duduk aja di sana, liatin gue berenang" ucap ya.
"enggak lah, males aku disini aja" ucap ku, memang benar hari ini aku sangat malas untuk sekedar berdiri.
"ayo, enak kok disana" lagi lagi dia menarik ku menuju jembatan dari kayu.
Dia kemudian mendorong ku untuk duduk di ujung jembatan, "nah coba deh kaki loe masukin ke dalam air pasti seger" ucap nya,
Aku menggeleng keras dengan usulan nya, "enggak, nanti gimana kalau tiba-tiba ada buaya terus gue di tarik ke dalem, ihh serem" ucap ku, membayangkan nya saja sudah bikin merinding apalagi kalau kenyataan,
Dan bara malah tertawa begitu keras, memang ucapan ku ini lelucon apa, "aluna aluna disini gak ada buaya nya" ucap nya menyakinkan aku.
"tahu dari mana kamu, liat tuh, disana pasti sarang nya buaya" ucap ku sembari menunjuk tempat yang sedikit gelap.
"kalau misalnya ada buaya gak mungkin lah gue mau berenang disini" ucap nya, "orang setiap gue kesini aja, gue suka berenang dan loe liat tubuh gue baik baik aja"
"yaudah kamu coba berenang dulu, biar aku bisa pastiin emang gak ada buaya disini" ucap ku dan aku dapat mendengar dia mendengus sebal,
Dia kemudian membuka baju nya dan aku terpaku di tempat ku saat melihat perut nya yang six pack, "astaga kenapa dia begitu seksi" batin ku tak sadar.
"woy biasa aja kali liatnya gue tahu, gue emang ganteng" ucap nya membuat ku seketika langsung merubah ekspresi ku jijik.
Astaga sempat - sempat nya ya aku terpesona dengan tubuh nya.
"apasih pd banget, udah sana berenang" suruh ku mengalihkan topik.
"iya iya" dia kemudian menaruh pakaian nya dan memundurkan diri nya yang aku tebak sedang mengambil ancang - ancang untuk lompat aku bergeser sedikit ke samping untuk memberikan nya jalan.
Aku menutup mata ku saat dia mulai berlari, dan sadis nya aku malah membayangkan ada buaya yang sudah bersiap dengan mulut nya yang terbuka di bawah sana, kenapa aku jadi parno begini.
Byurr
"BARAAAA" teriak ku saat tubuh ku terkena air karena ulah bara, aku pun mengibas - ngibaskan hoodie ku, sampai sesuatu mengalihkan perhatian ku, bara.
Dimana dia?
"bara" panggil ku memastikan, aku semakin panik saat tidak melihat tanda - tanda bara disana,
"ohh ayolah bara, jangan bercanda" aku mulai berjongkok untuk melihat ke dalam.
Atau jangan - jangan dia di seret oleh buaya, ohh tidak bagaimana ini, aku mulai panik dan bingung harus apa.
Aaaaaaa
Aku berteriak kaget saat sebuah tangan memegang kaki ku dan membuat aku terduduk disana.
Hahahaaaa
Bara muncul bersamaan dengan gelak tawa nya yang menggelegar, dan aku, aku menatap nya kesal, dia begitu senang mengerjai ku sementara aku hampir jantungan karena ulah nya.
"jahat kamu" ucap ku membuang muka, dia naik ke jembatan dan duduk dengan kaki yang di biarkan terjulur ke bawah, "gimana kalau aku jantungan"
"ya sory, gue gak tahu kalau loe orang nya kagetan" ucap nya, "abis nya lucu liat muka kebingungan loe" tawa nya pun masih dapat ku dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story In Love
Teen FictionMemiliki hubungan Backstreet dengan alex sama sekali bukan kemauan aluna, aluna sebenarnya juga ingin seperti sepasang kekasih pada umumnya yang bisa berhubungan terang - terangan tanpa takut ketahuan orang lain, tapi apalah daya hanya karena hubun...