Chapter 63

8.3K 300 42
                                    

Biasanya saat aluna dan teman-temannya menduduki meja di kantin suasana akan begitu ramai dengan candaan dan gurauan tapi tidak untuk kali ini, suasana nya terasa begitu sunyi meskipun area kantin begitu gaduh dengan para siswa lain yang juga berada disana, hanya ada suara dentingan sendok dan mangkok yang menghiasi meja mereka.

Aluna pun bingung dengan situasi ini, ia merasa ada yang aneh dari kedua sahabatnya yang terus diam tanpa berniat berbicara.

"Kemarin kok gak jadi kerumah, aku nungguin loh?" aluna memulai pembicaraan.

Mona yang tadinya sedang mengaduk-ngaduk makanannya terhenti, "Gue ke toilet dulu." mona beranjak dari tempatnya dengan wajah datar yang aluna ketahui pasti sedang ada apa-apa.

Rina menghela nafasnya menatap aluna yang kini tengah menatap kepergian mona, "Sebenarnya kemarin kita ke rumah lo."

Aluna menatap ke arah rina dengan kening yang berkerut, "kita udah nyampe di gerbang rumah lo, tapi mona ngajak pulang."

Tunggu!

Apa mereka melihat aluna dan bara kemarin? Apa mereka mendengar pembicaraan nya?

"Jangan bilang kalian kemarin.."

"Ya seperti yang lo pikirin, kita liat lo sama bara dan denger semuanya." ucap rina yang langsung membuat aluna terdiam.

Lagi, sekali lagi semua berawal dari sebuah perasaan yang lama-lama bisa saja menghancurkan.

"Aku.. "

"Jujur gue agak kecewa sih, lagi-lagi gue gak tahu apa-apa sebagai sahabat kalian." ucapan rina membuat aluna terdiam kembali.

"Maaf."

"Tapi saran gue lebih baik kalian bicarain ini baik-baik dan jangan sampai karena masalah apapun itu yang gue gak tahu persahabatan yang udah kita bangun dari lama hancur."

******

Waktu itu juga aluna memutuskan untuk menemui mona untuk membicarakan kesalahpahaman ahh bukan entahlah aluna juga tak tahu ini apa.

Gadis itu mencari mona ke toilet, dan menemukannya yang kini sedang berdiri di depan cermin dengan kedua tangan yang digosok-gosokan bersama air.

"Mon."

Mona hanya melirik sebentar dan mengambil tisu tanpa menjawab panggilan aluna.

Mona berjalan hendak keluar dari sana tapi aluna mencekal pergelangan tangannya, "Mon kita perlu bicara."

"Bicara apa sih lun? gue lagi males."

Aluna menarik tangan mona tanpa menghiraukan gadis itu yang terus menolak untuk berbicara.

Aluna membawa mona ke salah satu kelas yang kosong, "Mon, aku minta maaf, aku bener-bener enggak maksud buat nyakitin kamu." ucap aluna dengan raut wajah penyesalan, aluna tak pernah berpikir sebelumnya bahwa ia akhirnya akan mencintai laki-laki yang sama dengan sahabatnya.

Mona diam dengan wajah berpaling dan kedua tangan yang di silangkan di dada.

"Aku,..aku gak.. "

"Lo suka sama bara?" potong mona membuat aluna meremas rok nya dengan kedua tangan.

"E-enggak, aku kan udah pernah bilang kalau aku gak akan pernah suka sama dia."

Story In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang