Chapter 47

6.2K 246 15
                                    

"APA!" rina berteriak kencang membuat seisi kantin menatap ke meja mereka.

Aluna dan mona langsung meminta maaf, "jangan teriak - teriak rina, kita di kantin"

"ya abisnya lo bikin kaget, lo pacaran udah lama kita baru tahu terus sekarang tiba-tiba lo putus sama dia"

"tapi gak papa sih, gue setuju lo putus sama dia, ngapain juga lo pacaran sama cowok yang gak bisa ngertiin lo"

Mona menyikut tubuh rina memberi isyarat agar dirinya berhenti mengoceh, "apaansih lo"

"diem, tuh orang nya dateng"

Dan disana ada alex, clara dan yang lainnya datang ke kantin, aluna menundukan wajahnya gadis itu belum siap untuk melihat wajah alex, sementara laki-laki itu meskipun wajahnya tampak cuek tetap saja matanya tak bisa bohong ia terus mencuri pandang pada gadis itu, gadis yang dulu selalu tersenyum padanya tapi mungkin itu dulu karena sekarang untuk untuk menatapnya saja gadis itu terlihat sangat enggan.

Ting

Aluna melihat layar ponselnya yang menyala, ada nama bara disana.

Dengan cepat aluna mengambilnya, ia takut mona melihatnya bisa - bisa nanti salah paham lagi.

Bara
  Lun bisa ke taman belakang gak?

Aluna
Ada apa?

Bara
Kesini aja, gue ada sesuatu

Aluna berpikir sejenak

Aluna
Oke, aku kesana?

Aluna pamit pada kedua sahabatnya dengan alasan ingin pergi ke toilet, sebelum ke taman aluna ke kelasnya dulu untuk membawa oleh - oleh yang mama nya bawa dari luar negri.

Yap, kemarin malam mamanya pulang dan membawa banyak oleh - oleh untuk aluna.

*****

Aluna menyodorkan paper bag kecil tepat di depan wajah bara, membuat laki-laki itu mendongakkan kepalanya.

Bara mengerutkan dahinya, "buat gue?"

Aluna menganggukan kepalanya, setelah bara menerimanya aluna ikut duduk di samping laki-laki itu, "mama kemarin malam pulang dan membawa banyak oleh - oleh dan menyuruhku untuk membagikannya pada teman - teman"

"thank" ucap bara.

"ohh ya, terus soal... Papah lo.. " bara tampak ragu mengatakannya, dia takut menyinggung aluna.

"emm aku udah cerita sama mama ku dan dia menerima nya jadi aku juga harus menerimanya, mungkin ini memang terbaik untuk keluarga ku" ucap aluna sembari tersenyum hambar.

Bara tahu di balik senyum aluna ada kepedihan yang begitu mendalam yang gadis itu sembunyikan.

"ohh ya, tadi kamu bilang ada sesuatu, ada apa?" tanya aluna.

"ohh itu.. Anu.. " bara terlihat sangat gugup.

"kenapa? Bicara aja"

Story In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang