19:00
Kami tengah bersiap untuk pergi ke tempat pesta, kami sekarang berada di rumah ku.
Mona dan rina sudah siap dengan gaun nya yang indah aku pun begitu aku mengunakan gaun berwarna merah putih yang bermotif bunga - bunga dengan rambut yang di gerai.
"ayo" ajak ku pada mereka, dan bukan nya berjalan keluar mereka berdua malah menatap ke arah ku dari atas ke bawah, "kenapa, ada yg dengan penampilan ku?" tanya ku pada mereka.
"aluna, gue tahu loe itu cantik natural, tapi ini pesta sekali - kali pake make up lah aluna" ucap rina.
"aku udah pake liptin kok" ucap ku sembari memajukan bibir ku yang berwarna merah alami.
Rina berdecak kemudian dia memegang bahu ku dan mendorong ku sampai di meja rias, kemudian rina mendudukan aku disana.
"pokok nya malam ini kita harus jadi yang bersinar di pesta riska" ucap rina sembari tersenyum ke arah kaca yang membuat ku merasakan firasat tak enak.
"ayo mon kita ubah si natural aluna" ucap rina dan mona pun ikut tersenyum dan langsung membuka kotak make up milik mama ku yang aku pinjam.
"tunggu, kalian mau ngapain?" tanya ku was - was saat melihat mona sudah memegang kuas di tangan nya.
"ya dandanin loe lah" ucap mona santai.
"enggak" tolak ku dengan cepat, aku tidak suka dengan make up yang berlebihan, karena rasa nya sangat tidak nyaman.
"enggak ada penolakan" ucap rina, dan aku hanya bisa pasrah saat mona mulai memakaikan make up nya ke muka ku, dan rina mulai menata rambut ku.
Beberapa menit kemudian....
Aku menatap pantulan diri ku di kaca rasa nya tidak percaya melihat penampilan ku saat ini, rambut ku yang di sanggul dengan poni yang di biarkan menutup kening ku, dengan make up yang tidak terlalu tebal membuat ku merasa asing dengan diri ku sendiri.
"tuhh kan apa gue bilang, loe pasti tambah cantik banget" ucap rina sembari memegang bahu ku.
"udah yuk nanti kita telat lagi" ajak mona dan kita pun akhir nya beranjak pergi menuju pesta riska.
*****
Lagi - lagi hati ku seperti teriris oleh sebuah pisau, rasanya sangat menyakitkan saat melihat laki-laki yang merupakan pacar ku sendiri, berjalan bersama seorang wanita di samping nya dan bukan aku wanita itu tapi wanita lain.
Meskipun aku selalu meyakinkan diri ku bahwa mereka hanyalah dua orang yang terikat dengan kata persahabatan, tapi kenapa hati ini selalu terasa sakit saat melihat nya.
"lun ayo turun" ajak mona yang membuat ku mengalihkan perhatian ku dari clara dan alex yang sedang memasuki acar pesta.
Aku membuka pintu mobil dan keluar secara perlahan, kami berjalan menuju pintu masuk bersamaan, dan rasa nya Sangat risih saat orang - orang mulai melihat ke arah ku.
"mon rin, kenapa mereka ngeliat kita terus ya" bisik ku pada teman - teman ku.
"ya pasti terpukai lah sama kecantikan kita" ucap rina dengan percaya diri nya.
"bukan kita tapi aluna" ucap mona, dan kami melanjutkan langkah kami berniat menghampiri si tokoh utama dari acara ini.
Disana riska sedang berbicang - bincang dengan teman - teman nya, dia tersenyum saat menyadari aku menghampiri nya, "hy ris, happy birthday ya" ucap ku sembari memeluk nya.
"makasih aluna" ucap nya, aku memberikan kado yang aku pegang tadi.
"buset dehh cantik banget lun" puji nya dan aku tersenyum malu - malu.
"kamu juga cantik" puji ku pada nya.
Setelah berbincang - bincang sebentar aku mona dan rina pun berjalan menuju kursi yang telah di sediakan, dan tentu nya kami melewati meja yang alex dan teman - temannya duduki, dan jangan lupakan clara yang terus menempel pada alex.
"cantik sih, tapi sayang anak haram" ucap dito dan yang lain langsung tertawa kecuali alex yang bermuka datar dan bara yang sibuk bermain game.
"liat tuh mukanya campuran, pasti karena ibu nya sering tidur sama banyak laki-laki tuh" ucap kak rehan, aku memegang tangan mona yang sepertinya akan menghampiri mereka.
"udah mon gak papa, mending kita kesana aja yuk!" ajak ku pada mona dan rina.
Sebelum kami pergi aku sempat menatap ke arah alex yang tetap dengan muka datar nya, apa yang ku harapkan dari nya, bukan kah aku yang dulu minta dia untuk bersikap biasa saja saat aku di perlakukan begini.
"kuramg ajar banget sih mereka, pengen deh gue tonjok muka mereka satu - satu" ucap mona sembari menatap tajam ke arah meja alex dkk.
"iya tuh, muka aja yang ganteng tapi sifat nya busuk" ucap rina sewot.
"apa yang busuk" ucap seseorang, yang ternyata adalah kak kevin, kakak nya riska.
"ehh ada kak kevin, kesini kak duduk" ucap rina sembari tersenyum manis.
Kak kevin duduk di sebelah ku, "wahh emang beda ya orang cantik mah, gak di dandannin aja cantik, apalagi ini di dandanin berkali - kali lipat cantik nya" ucap kak kevin yang membuat ku malu dengan pujian nya yang menurut ku sangat berlebihan.
"ahh kakak bisa aja" ucap ku.
"kamu kok jadi jarang sih kesini, emang gak kangen apa sama kakka?" tanya kak kevin, ya dulu aku sering berkunjung ke rumah riska sekedar untuk bermain dan aku juga cukup dekat dengan kak kevin dia sudah seperti kakak bagi ku.
"sibuk kak" jawab ku, dia lalu memegang puncak kepalaku.
"emang udah kerja pake sibuk segala lagi" ucap nya dan aku hanya tersenyum.
Tingg
Ponsel ku berbunyi dan alex mengirimu ku sebuah pesan.
From : alex❤️
Ke taman belakang sekarangSetelah membaca pesan itu aku pamit kepada teman - teman ku dengan beralasan ingin ke toilet.
Disana alex tengah bersandar sembari memegang sebuah gelas di tangan nya.
"alex, kenapa panggil aku?" tanya ku saat sudah berada di samping nya.
"emang gak boleh ya?" tanya nya balik, dan aku langsung menggeleng, "boleh kok" ucap ku.
Dia menatap ke arah ku, "malam ini kamu makin cantik" ucap nya membuat ku tersipu malu, rasa nya semua orang yang mengucapkan aku cantik tidak sebanding dengan alex yang mengucapkan nya.
"makasih" ucap ku.
"dan kayak nya, sebentar lagi akan ada lebih banyak yang mulai mengejar kamu" ucap nya sembari tersenyum kecut.
Dan aku senang dengan ekspresi itu, yang berarti dia sedang cemburu dengan ku, aku langsung memeluk nya, "tenang aja cuma kamu kok di hati aku" ucap ku.
Aku tersentak kaget saat tiba-tiba tubuh ku terdorong ke belakang, "ngapain loe peluk - peluk alex hah" teriak clara dengan tatapan marah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story In Love
Teen FictionMemiliki hubungan Backstreet dengan alex sama sekali bukan kemauan aluna, aluna sebenarnya juga ingin seperti sepasang kekasih pada umumnya yang bisa berhubungan terang - terangan tanpa takut ketahuan orang lain, tapi apalah daya hanya karena hubun...