Part 36 Kemarahan Flora

32 1 0
                                    

Rega menatap kearah layar ponselnya dengan tatapan tak percayanya.

"Bagaimana bisa Flora mematikan sambungan telfon di antara mereka secara sepihak seperti ini tanpa mau mendengarkan penjelasannya! Apa istrinya itu begitu kecewa dengan keputusannya yang memperkerjakan kedua bodyguard untuk istrinya?"

Rega sebenarnya merasa bersalah karena sudah memaksa istrinya itu untuk menuruti keinginannya. 

Keinginan yang membuat istrinya itu justru sangat marah. Bagaimana tidak, ia langsung mendatangkan sepasang bodyguard untuk istrinya itu pagi tadi. Walaupun ia tahu jika tadi malam istrinya itu sudah menolak untuk di jaga oleh bodyguard, tapi ia seakan tidak peduli dengan penolakan istrinya itu.

Sebenarnya ia tahu bahwa keputusannya itu sudah membuat istrinya tidak nyaman. Tapi mau bagaimana lagi, ia benar-benar tidak hanya tidak ingin sesuatu terjadi pada Flora dan calon anak mereka. Mengingat saat kemarin Flora pergi dan pulang dalam keadaan yang bisa di katakan tidak baik - baik saja. Pasti ada seseorang yang telah menyakiti istrinya dan ia tidak tahu siapa.

Kali ini biarkan ia egois sekali saja, ia hanya ingin Flora aman. Ia berharap lama kelamaan istrinya itu bisa terbiasa dengan keberadaan bodyguard di sekelilingnya.

Dan ia akan merasa jauh lebih tenang jika meninggalkan Flora sendirian. Saat ia sedang pergi untuk bekerja.

Rega menghela nafas panjangnya dan mulai meletakkan ponsel miliknya di atas meja. Ia kini mulai menyibukkan dirinya dengan laporan keuangan restoran yang berada di atas meja kerjanya.

❤❤❤

Siang hari.

Flora melangkahkan kakinya memasuki cafe Riga dengan di ikuti sepasang bodyguard dari arah belakang. Kedatangan Flora tentu saja menjadi pusat perhatian para pengunjung cafe Riga. Karena baru kali ini mereka melihat seseorang di kawal oleh sepasang bodyguard.

Flora sebenarnya ingin sekali menyuruh kedua bodyguardnya itu untuk pergi setidaknya menjauh dan memberi sedikit jarak dengannya tapi percuma saja perintahnya itu tidak mungkin di dengarkan oleh mereka berdua. Hanya perintah dari Rega yang mereka dengarkan.

Flora diam - diam menghela nafasnya dan mulai melangkah ke meja paling pojok agar jauh dari keramaian. Jujur ia merasa tidak nyaman saat menjadi pusat perhatian para pengunjung cafe ini.

Saat Flora ingin menarik salah satu kursi sebuah tangan sudah lebih dulu mendahuluinya untuk melakukan hal itu. Flora kemudian menghela nafasnya saat mendapati bodyguard lelakinya lah yang melakukan itu.

Ia bukan seorang putri yang harus di layani seperti itu. Ini sungguh berlebihan untuknya. Protes Flora di dalam hatinya.

"Silahkan duduk Nyonya."

Ucap bodyguard Flora yang bernama Arya mempersilakan Flora untuk duduk. Walau sedikit kesal tapi Flora tetap mendudukkan dirinya di kursi yang sudah di tarik oleh bodyguardnya itu.

Dengan wajah yang suntuk Flora kini memanggil salah seorang pelayan di cafe ini. Ia merasa lapar dan butuh mengisi perutnya apalagi saat merasa kesal seperti ini.

Tidak lama kemudian salah seorang wanita berseragam cafe ini pun datang menghampiri meja Flora.

"Silahkan Nona."
Ucap wanita berseragam itu sambil menyodorkan buku menu kearah Flora. Flora yang merasa familiar dengan suara itu akhirnya mendongakkan kepalanya yang semula menunduk.

Salah Paham ( Flora & Rega) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang