14. Disappeared

219 62 106
                                    

Jung Kyungmi masih diam tak bersuara menatap pintu yang baru saja tertutup itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jung Kyungmi masih diam tak bersuara menatap pintu yang baru saja tertutup itu.

Dia bukan takjub atau semacamnya pada style adiknya. Dia hanya.... tidak percaya.

Seperti yang kalian tahu, Hueningkai tidak pernah keluar rumah kecuali jika disuruh oleh Kyungmi. Bahkan sama sekali tidak pernah. Dan inilah kali pertama Hueningkai meminta izin padanya untuk pergi keluar rumah.

Hingga sebuah suara menyadarkannya, "adik kamu sekarang udah ada perubahan, baguslah." Sahut Soora. Park Soora memang tahu betapa pendiam dan introvert nya adik dari sahabatnya itu. Dia turut prihatin dengan keadaan Hueningkai selama ini.

Menghembuskan napas, tersenyum lega. "Yah, aku bener-bener seneng.."

☁☁

Pergi ke suatu tempat tanpa mengendarai atau naik kendaraan umum, dan lebih memilih berjalan kaki.

Membiarkan kakinya melangkah membawa dirinya tanpa tujuan, beralaskan sepatu sekolahnya yang baru saja mengering setelah dijemur oleh kakaknya.

Hueningkai. Anak itu berjalan dengan arah yang tak menentu. Di bawah teriknya sinar matahari siang ini. Benar-benar panas.

Uh, musim panas kali ini benar-benar membakar kulit.

Di sela-sela lamunannya, Hueningkai tercekat ketika melihat pemandangan yang tak jauh dari dirinya, kemudian berlari ke sana dengan segera.

☁☁

"Apa kamu mau es krim lagi?"

Yang ditanya menggeleng sambil menyeka air matanya yang terus menetes tanpa henti.

Hueningkai yang menyadari itu, mulai mengusap punggung anak tersebut dengan perlahan, bermaksud memberi kekuatan pada tubuh kecil itu. "Tenanglah, ibumu pasti sangat bahagia di sana, jangan menangis.. ibumu akan sedih jika kamu menangis." Jelasnya sembari menenangkan anak kecil yang masih terisak di sampingnya.

Tangisan anak itu semakin menjadi setelah mendengar penuturan kata dari pemuda yang duduk di sebelahnya. Dia menggertakan gigi guna menahan tangis.

Hueningkai yang mendengar tangisan itu merasa kasihan.

Terus menepuk punggung sempit itu, Hueningkai masih tidak bisa melakukan apapun selain menenangkan anak ini.

"Eumm.. boleh aku bertanya?" Ucapnya lalu direspon anggukan kecil, "siapa namamu?"

Anak itu masih terisak, "J-Jeon J-Jaehyun.." lirihnya seraya menjawab.

[✓] PRODIGIOUS || Huening KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang