21. Underestimating People

180 56 87
                                    

Hueningkai berjalan sendiri melewati ramainya koridor sekolah akan murid-murid yang sedang mengobrol satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hueningkai berjalan sendiri melewati ramainya koridor sekolah akan murid-murid yang sedang mengobrol satu sama lain. Tertawa terbahak sambil membahas suatu hal yang menarik.

Dia menghela napas panjang. Mata sendunya selalu menjadi ciri khas dirinya seorang.

Semua siswa di sana memandangnya dengan tatapan jijik, sebal. Mencibir dan berbisik menggunjing anak itu.

"Hari ini ada rapat. Gak ada yang ngewakilin lo, ya? Kasiaaan.. gak punya ortu."

Sebuah sahutan terdengar ditujukan untuk Hueningkai.

Ada seorang-  lebih tepatnya dua gadis yang datang menghampirinya dan menghalangi jalannya. Menatapnya dengan nyalang sambil melipat kedua tangan di depan dada.

"Mana ortu lo?"

"Gak ada 'kan? Dah gak ada ortu masih aja berani sekolah di sini," gadis yang satunya menyahut.

"Gua juga heran, kenapa si cupu ini bisa sekolah? Padahal gak ada ortu. Artinya gak ada duit dong."

"Yang pastinya hasil dari kerja keras dia lah," sambung anak gadis yang lainnya disertai seringaian tipis.

"Kerja keras ngapain?"

Senyum meremehkan itu tercetak di wajah salah satu gadis. "Apalagi kalo bukan.... nyuri."

Lalu orang-orang di sana yang sedari tadi mendengarkan kalimat itu, tertawa bersama. Diikuti dengan sebuah kata-kata rendahan dari mulut mereka yang ditujukan untuk pemuda bermarga Jung tersebut.

Hueningkai berusaha tidak memasukkan kalimat tersebut ke dalam hati. Dia hanya bisa diam dan sabar mendengar perkataan-perkataan yang merendahkan dirinya.

"Hueningkai!!!"

Suara yang sangat familiar di pendengaran Hueningkai. Netranya langsung mencari keberadaan orang yang memanggilnya barusan. Sampai orang itu datang bersama seseorang lain di belakang dan tiba di hadapannya. Memeluknya singkat dan menyentuh pundaknya.

"Ya ampun.. kakak cari-cari dari tadi, ternyata kamu di sini." Jung Kyungmi tersenyum lega ketika melihat adiknya di sekolah. Adiknya yang ia cari ke kelas tempat adiknya menimba ilmu, namun tidak ada di sana. Sampai akhirnya berhasil menemukan anak itu di tengah keramaian.

Jung Kyungmi yang sudah bahagia menemukan Sang adik, bahagianya kemudian bertambah ketika melihat adiknya di tengah kerumunan murid-murid. Adiknya... sudah bisa bersosialisasi. Itu yang Kyungmi tangkap dari apa yang ia lihat sekarang ini.

Sampai sebuah suara merusak lamunan Jung Kyungmi, "maaf, Kak. Kakak dari kelas berapa, ya? Kenapa tiba-tiba dateng, terus gak pake seragam?"

Gadis yang raut wajahnya terpenuhi dengan rasa tidak suka itu memandang Jung Kyungmi dan Choi Yeonjun bergantian secara terang-terangan. Tentunya dengan tatapan yang berbeda pada dua manusia itu.

[✓] PRODIGIOUS || Huening KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang