P O R T R A I T , 2 0 2 1
| J U N G J A E H Y U N
as
J E F F R E Y G R E E N |•
| O R I G I N A L C H A R A C T E R
as
J A N E T U D O R |maria agrippina
proud to present,P O R T R A I T
•
"Jika Anda diperbolehkan untuk hidup kembali setelah kematian, mau jadi apakah Anda, Yang Mulia?"
Wanita yang ditanya hanya mendengus geli, menahan tawa. Dia agak terdiam lama, bingung juga harus bilang apa pada sang pria sebagai jawaban pertanyaannya.
"Aku mau hidup lagi sebagai pasanganmu saja." Jawabnya akhirnya, tersenyum.
Sang pria yang bertanya masih saja menyisir rambut sang wanita dengan penuh kelembutan. Ia pun tersenyum tipis mendengarnya, seperti ada kesenangan dan kelucuan tersendiri. "Ayah sudah menemukanmu?"
Pria itu menggeleng. "Sepertinya dosa berat, ya." Katanya.
"Apanya?"
"Menculikmu, menjadikanmu milikku."
Keduanya tertawa ringan, sang wanita mengangguk. "Mungkin. Tapi, kita kan berbagi dosa berdua."
"Mengapa begitu?"
"Aku yang mendeklarasikan diri untuk berdua denganmu."
Keduanya diam lagi.
"Tolong jangan jatuh cinta denganku." Kata sang pria, mendekatkan wajahnya ke rambut lebat berwarna coklat sang wanita dan mencium wangi rambut itu. Seperti wewangian bunga yang menghangatkan hati.
"Kenapa?" Sang wanita memandang lawan bicaranya dengan raut wajah agak kebingungan.
"Aku terlalu penuh luka untukmu yang penuh kilau, Yang Mulia."
Hujan diluar makin deras pula. Seperti rasanya paham dengan sangat kalau suasana diantara keduanya terlampau sunyi, seperti bisu. Terutama waktu dengar rintik hujan bagai menjatuhkan diri berkali-kali dan melihat kaca jendela yang basah. Ruang tamu rasanya menjadi makin dingin, membekukan.
Keduanya saling berpangku diatas kursi empuk dan berbagi kain untuk menghangatkan badan. Sang pria masih menyisir dengan pelan, sebentar lagi sudah selesai.
"Jangan pernah pergi, ya? Kalaupun mau pergi, tolong jangan pernah merahasiakannya dariku." Sang wanita memeluk badan sang pria dengan begitu erat, seperti takut kalau pria dihadapannya itu akan diambil paksa.
"Kenapa?"
Kemudian, wanita yang berpakaian gaun tidur putih polos itu berbisik, pelan sekali hingga bulu kuduk prianya ikut merinding.
"Kalau kamu pergi, duniaku mati."
"Kalau kita mati?"
Pertanyaan sang pria terdengar seperti candaan belaka, dengan raut wajah yang bermaksud meminta maaf karena telah berkata kurang sopan. Tapi, sang wanita malah menjawabnya dengan penuh keseriusan, yakin kalau niat sebenarnya adalah bertanya dengan serius, tentang hidup mereka ke depannya, atau mungkin sesuatu yang mirip dengan itu.
"Yang penting berdua."
•
-
setelah berkali-kali mikir, publish atau ngga, akhirnya publish juga. baru kali ini buat cerita berlatar abad renaisans gitu, pasti masih amburadul.
untuk semuanya, semoga suka.
cerita ini tidak ada maksud menyinggung salah satu agama, ras ataupun golongan dsb. hanya sekedar fiksi penggemar biasa yang menyusung sejarah meskipun tidak terlalu banyak.
"portrait" dibuka hari ini (dalam kurung waktu sebisa-bisanya).
-
Aku mau nambahkan beberapa hal yang kayaknya.
1. Ini cuma fiksi sejarah yang aku buat gara-gara terinspirasi film-film tentang abad pertengahan-era Victoria.
2. Tidak ada hasrat untuk menuliskan penyimpangan sejarah dan meromantisasi. Ya, sebenarnya gak ada adegan peromantisasi-an. Tapi, tergantung bagaimana pembaca melihat perspektif masing-masing. Aku sedang mencoba melihat sesuatu dari sisi netral sebagai penulis.
3. Jane Tudor, Jeffrey Green dkk tidak ada benar-benar didalam sejarah. Raja Henry VIII hanya memiliki 3 anak resmi yang naik tahta: Mary, Elizabeth dan Edward Tudor. Begitu juga dengan Jeffrey (walaupun aku belum bongkar ke kalian siapa orang tuanya).
4. Tidak ada sama sekali keinginan untuk memanas-manasi salah satu agama. Tolong, tolong dan tolong untuk tidak salah paham.
5. Apa yang sudah ada di sejarah, biar. Kita sebagai generasi masa kini sudah jadi tugasnya untuk menjaga sejarah agar tetap hidup.
Maaf. Aku cuma mencoba untuk melakukan langkah duluan (takut ada masalah kedepannya). Terima kasih.
salam sayang,
-mrs. scott
KAMU SEDANG MEMBACA
PORTRAIT
Fanfiction[ft. jung jaehyun] "I can even burn the entire land when it comes to you." • Jane, putri sulung Raja Henry VIII memutuskan untuk kabur dari istana dan berakhir di rumah Jeffrey Green, pelukis istana yang juga merupakan penulis. Jeffrey menjadika...