Seorang wanita terlihat sedang memainkan air kolam renang dengan kedua kakinya. Wanita tersebut merasa bosan dan tidak tau harus melakukan kegiatan apa. Sudah hampir satu jam lebih ia hanya duduk ditepi kolam dengan kedua kaki yang digerakkan di air.
Clara menghela napas. "Hmmm, ngapain ya, enaknya?" ucap wanita itu sambil berpikir. "Oh iya, apa aku buat makanan buat makan siang Dava aja kali, ya? Trus anter ke kantornya." Ekspresi wanita itu berubah menjadi gembira karna menemukan sebuah ide. "Tapi telfon Dava dulu, deh." Clara mengeluarkan kedua kakinya dari kolam dan berdiri. Ia mengambil ponsel untuk menghubungi Dava.
"Hallo, Ra."
"Iya, Dav, hallo."
"Kenapa kamu nelfon?"
"Hmmm, kamu sibuk, gak?"
"Hmm, lumayan, sih. Kenapa? Ada apa?"
"Hah gak papa, kok."
"Terus? Kenapa kamu nelfon? Kamu mau jalan-jalan? Mau pergi ke suatu tempat? Atau mau-"
"Eh enggak kok, Dav. Bukan itu."
"Terus apa dong?"
"Aku bosen banget di rumah, gak tau mau ngapain. Trus aku kepikiran mau bikinin kamu makanan, buat makan siang kamu. Boleh, gak?"
Dava tertawa pelan. "Ya boleh dong. Masa gak boleh, sih?"
Clara menyengir, seolah Dava akan melihatnya. "Hehe. Kamu mau aku masakin apa?"
"Terserah kamu aja, sayang."
"Ih, kok terserah sih?"
"Ya apapun yang kamu masak pasti bakal aku makan, kok."
"Idih."
Dava tertawa. "Kok gitu?"
"Males, kamu gombal mulu."
"Orang aku beneran juga."
"Ntar kalo aku udah siap masaknya, aku anterin ke kantor kamu, ya? Boleh kan?"
"Iya, boleh. Nanya mulu, ya."
"Hehe, sekalian mau main-main ke kantor kamu. Soalnya kan aku belum pernah ke kantor kamu. Ntar kamu shareloc, ya."
"Iya, sini. Masa kantor calon suami sendiri gak tau, sih?"
"Dava ih!"
"Iya iya, ntar aku shareloc ke kamu ya alamatnya."
"Okey."
"Aku tutup dulu ya telfonnya, soalnya 15 menit lagi aku mau meeting."
"Oke. Semangat ya kamu!"
"Sayangnya mana?"
"Hmmm?" ucap Clara kaget.
"Iya, biar aku semangat, nih."
"Udahlah, Dav, ih."
"Semangat ya kamu kerjanya, sayang! Gitu."
Clara menghela napas. "Semangat ya, kamu kerjanya, sayang," ucap Clara gugup.
Dava tertawa. "Dijeda jeda gitu, ya. Udah bertahun-tahun masih aja kaku."
"Banyak mau ya kamu. Udah sana ih katanya mau meeting."
"Iya iya, galak amat, mba."
"Biarin."
"Yaudah aku meeting dulu, ya. I love you!"
YOU ARE READING
Still About Us
Romance[SEQUEL of HOPE YOU KNOW] Memutuskan untuk pergi tanpa tahu kebenarannya merupakan tindakan yang bodoh. Meninggalkan segala kenangan beserta seseorang yang berperan penting dalam kehidupan. Dalam persoalan cinta, tidak selalu berada pada fase bahagi...