[1] Merindu

396 27 4
                                    

Jakarta, Indonesia.

"Selamat pagi, pak," sapa seorang karyawan kepada atasannya yang sedang berjalan.

"Selamat pagi," balas pria itu. Ia tersenyum sambil membenarkan posisi jas yang dikenakannya.

Pria tersebut membuka knop pintu ruangannya dan segera masuk. Melepaskan jas dan membalutkannya dikursi sebelum ia duduk. Tangannya mulai membuka laptop lalu mengambil beberapa dokumen dan membacanya. Pria itu mengerjakan beberapa proyek yang akan dikerjakannya.

Sudah hampir tiga jam berlalu, secangkir cappucino pun sudah habis tidak tersisa. Pria itu bersandar dikursi lalu mengusap wajah lembut sambil menghela napas pelan. Diambilnya ponsel, memperlihatkan foto seorang wanita yang sangat disayanginya. Sudah lima tahun berlalu, namun perasaannya tidak bisa ikut berlalu. Ia bahkan mengganti locksreen ponselnya dengan berbagai foto, tapi tetap dengan orang yang sama. Clara, nama wanita yang masih tetap ada didalam hati seorang lelaki tampan yang bernama Dava.

Lima tahun belum cukup lama untuk menghapus segala tentang Clara dari benak Dava, bahkan dari hatinya sekalipun. Sudah banyak wanita yang mendekat, Dava tetap tidak merespon. Meskipun ia tidak tahu bagaimana kabar Clara saat ini. Apakah wanita itu masih menaruh perasaan padanya? Apakah masih tertera namanya didalam hati wanita tersebut? Atau apakah ia sudah menikah sekarang?

Dava menghela napas dan mengusap wajahnya frustasi. "Aku kangen banget sama kamu, Ra," lirih pria itu.

Terdengar sebuah ketukan pintu. "Ya, masuk," ucap Dava sedikit tidak bersemangat.

"Maaf, pak, saya hanya ingin mengingatkan bahwa bapak ada pertemuan dengan client nanti siang jam satu," tutur sekretaris Dava.

"Oh iya! Saya hampir lupa." Dava melihat sekretarisnya. "Nanti tolong kamu kirimkan saya alamatnya dimana ya."

"Baik, pak."

"Yaudah, sekarang kamu bisa keluar."

Wanita itu mengangguk. "Permisi, pak."

♥♥♥

Dava terlihat tampan dan rapi dengan pakaian yang dikenakannya. Ia mulai berjalan memasuki sebuah restaurant bintang lima yang menjadi tempat pertemuannya dengan beberapa client. Pria itu menenteng sebuah tas yang berisi laptop dan juga beberapa dokumen kerjaannya.

Sebelum duduk, Dava bertanya terlebih dahulu kepada pihak reseptionist dimana meja yang sudah disiapkan untuk pertemuannya.

Salah satu pelayan menunjukkan dan menuntun Dava hingga tiba di meja yang telah dipersiapkan. Dava masih sendiri, karna memang pria itu sengaja untuk datang lebih dahulu dari para client nya. Sambil menunggu client datang, Dava membuka laptop dan memeriksa beberapa dokumen yang sudah dibawanya. Beberapa menit kemudian akhirnya client Dava tiba. Setelah bersalaman dan sedikit basa basi, mereka pun mulai untuk membahas pekerjaan.

Sudah tiga jam lebih berlalu, akhirnya Dava dan para clientnya selesai membahas soal pekerjaan mereka. Mereka bersalaman sambil merangkul sebelum akhirnya benar-benar pergi dari tempat tersebut.

Dava mulai menjalankan mobilnya. Membelah jalanan raya dan menambah kecepatan mobil. Ia berhenti karena isyarat dari lampu lalu lintas yang menampilkan warna merah. Menunggu sang merah berganti warna menjadi hijau. Disela-sela ia menunggu, terputar sebuah lagu yang mengingatkannya kepada Clara. Seketika raut wajah pria itu berubah menjadi sedih. Ia menatap radio yang menyala itu sambil melamun memikirkan Clara. Rasa rindunya kepada wanita tersebut semakin banyak. Bahkan rasanya tidak bisa dibendungi lagi dan ingin meledak. Namun apalah daya, wanita yang sangat dicintainya itu hingga saat ini tidak tau dimana.

Still About UsWhere stories live. Discover now