[18] Mungkin Takdir Semesta

177 13 15
                                    

Bahkan sepertinya semesta selalu mempunyai cara untuk mempertemukan.

Lagi, kita bertemu lagi atas izin semesta. Dan tentunya peran Tuhan tidak terlepas dari itu semua.

...

Tibalah saatnya Clara kembali ke tanah air tercinta. Setelah beberapa tahun berlalu, akhirnya wanita itu memutuskan untuk kembali menginjakkan kaki di negara kelahirannya. Memang sudah banyak sekali yang menanti kepulangannya, namun baru saat ini ia memutuskan untuk kembali. Itupun ia lakukan karna adanya acara pernikahan sang sahabat, Karine Reynada.

Keputusan untuk pulang ke Indonesia sudah dipikirkan Clara jauh-jauh hari. Bahkan ia memikirkan bagaimana bertemu dengan teman-temannya dulu. Tidak mungkin jika diacara pernikahan Karine dan Aldrian tidak ada teman-teman mereka. Clara harus siap menghadapi banyaknya pertanyaan yang akan muncul dari mereka semua, menanyakan kemana saja ia selama ini, mengapa bisa lostcontact, dan beberapa pertanyaan lainnya. Clara tidak terlalu ambil pusing soal itu. Ia lebih memikirkan bagaimana ketika ia bertemu dengan Dava nanti. Mau tidak mau pasti mereka akan bertemu, dan Clara harus siap akan hal itu. Wanita itu juga sudah membulatkan tekadnya untuk berani bertemu dengan Dava. Ia tidak mau menyesal untuk kesekian kalinya.

Clara sudah siap dengan koper dan juga sebuah tas berukuran sedang yang berisikan beberapa oleh-oleh makanan untuk orang-orang di Indonesia. Ia mengenakan sebuah sweater oversize dan celana berwarna hitam. Tidak lupa sepasang sneakers putih yang melindungi kedua kakinya. Setelah merasa sudah beres semua, Clara keluar dari apartemennya. Ia diantar oleh Samuel ke bandara. Wanita itu sudah menolak, namun Samuel bersikeras untuk mengantarkan Clara ke bandara.

Samuel membantu memasukkan koper Clara kedalam bagasi mobilnya.

"Berat banget nih kopernya. Kamu gak niat balik, ya?" goda Samuel.

Clara tertawa pelan. "Jangan gitu, dong!"

"Udah," ucap Samuel ketika koper dan juga tas Clara sudah rapi dibagasinya. "Ayo masuk!"

Clara langsung mutar untuk masuk kebagian disamping pengemudi.

"Temen kerja kamu gak ikut buat nganterin kamu?" tanya Samuel begitu Clara sudah masuk kedalam mobil.

Clara mengangguk sambil memasang seatbelt. "Ikut. Tapi mereka nunggu di bandara langsung aja katanya."

"Oh gitu, oke deh." Samuel mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dan Clara lebih memilih untuk menatap keluar jendela, melihat jalanan dan keadaan sekitar.

Clara menghela napas dengan posisi telapak tangan menutup bagian mulutnya. "Im gonna miss this place," ucapnya dalam hati.

Setelah beberapa lama perjalanan, akhirnya Clara dan Samuel sampai di Bandar Udara Internasional John F. Kennedy (JFK). Samuel menurunkan koper dan juga tas Clara dari bagasi mobilnya. Clara meletakkan tas berukuran sedang tersebut diatas koper agar mempermudahnya untuk membawa tas tersebut. Wanita itu mencari ponsel didalam tas ransel mungil yang sedang dikenakannya.

"Kamu cari apa?" tanya Samuel melihat Clara meraba isi tas ransel mungilnya.

"Hp," jawab Clara. "Aku mau hubungin temen-temen kerja aku, bilang kalo aku udah nyampe trus tanya mereka dimana."

"Yaudah ambil dulu hp kamu." Samuel mengambil alih pegangan koper Clara. "Biar aku aja yang dorong koper kamu."

"Oh iya, bentar." Clara melepaskan tangannya dari pegangan koper dan melepaskan tas ranselnya agar lebih leluasa mencari ponselnya. Dan ia langsung menghubungi teman-temannya begitu ponselnya sudah digenggaman tangan.

Still About UsWhere stories live. Discover now