[26] Permintaan Dava

94 9 3
                                    

Jantung Clara rasanya berdetak lebih cepat dari yang normal biasanya. Bahkan sejak siang wanita itu merasa deg degan dengan pertemuan antara keluarganya dan keluarga Dava. Setelah melamar Clara beberapa hari yang lalu, dan juga sempat mengobrol dengan kedua orang tua Clara tentang hal itu, saatnya Dava membuktikan keseriusannya dengan membawa kedua orang tuanya untuk bertemu dengan Clara dan juga orang tuanya. Pria itu mengajak orang tuanya untuk bersilaturahmi dengan Clara dan juga kedua orang tua Clara sambil membahas hubungannya dengan Clara yang akan dilanjutkan kejenjang lebih serius, alias pernikahan.

Kini kedua keluarga tersebut sedang berbincang diruang tamu. Tubuh Clara rasanya mengeluarkan keringat dingin dan ia begitu gugup. Sambil mencuri pandang kearah Dava yang juga terlihat hampir sama dengan diirinya.

Tyo, yang merupakan papa dari Clara berdeham. "Jadi gimana?" Pria paruh baya itu tersenyum sambil menatap Dava, lalu Clara. "Kapan kalian mau laksanakan rencana baik ini?"

Dava menjadi salah tingkah dengan senyum manisnya. "Kalo Dava sih maunya secepatnya, Om," ujar pria itu. "Lagian Dava rasa udah waktunya Dava dan Clara melanjutkan hubungan kita kejenjang lebih serius, pernikahan."

"Apa kalian mau ngadakan pertunangan dulu sebelum pernikahan nanti?" tanya Tyo, papa dari Clara.

Dava mengangguk. "Iya, Om. Dava sama Clara udah berencana untuk mengadakan pertunangan sebelum acara pernikahan nanti."

"Iya, pa," sambung Clara. "Kita juga mau biar gak terlalu banyak acara, soalnya kayak buang-buang waktu aja, dan anggap aja pertemuan ini sebagai lamaran." Wanita itu tersenyum malu dan yang lainnya tertawa gemas.

"Ya, papa setuju." Tyo menatap putrinya. "Lagi pula kalian kan menjalin hubungan sudah sangat lama. Jadi lebih baik disegerakan rencana baik ini."

Fanny, istri Tyo mengangguk. "Setuju."

"Lebih cepat lebih baik, ya." Tiara yang merupakan mama dari Dava juga buka suara.

"Kalian udah ada rencana kapannya?" tanya Radit, papa dari Dava.

"Hmm, kita rencananya sih secepatnya," jawab Clara.

"Berapa bulan lagi?" tanya Fanny.

"Rencana kita sih..." ucap Dava sambil menatap Clara.

"Dalam minggu depan," sambung Clara takut dan malu.

Kedua orang tua Clara dan Dava terkejut.

"Untuk pertunangan kita gak mau terlalu yang gimana gimana," ucap Dava.

"Kita rasa juga kalo pertunangan itu gak terlalu ribet kayak pernikahan untuk persiapannya," sambung Clara.

"Kalian berdua udah beneran gak sabar mau nikah, ya," goda Tyo yang membuat Dava dan Clara menjadi salah tingkah.

"Kalo dari kami, orang tua kalian, kami serahkan kepada kalian. Kalian yang menjalaninya, jadi kalau kalian ingin melaksanakan pertunangan minggu depan ya, silahkan," ucap Radit.

"Iya, mana baiknya untuk kalian," sambung Tyo. "Kalian juga sudah kenal lama, jadi tidak perlu juga untuk mengulur waktu, mengingat umur kalian juga udah cocok untuk menikah."

"Yaudah, besok coba kita mulai mempersiapkan untuk acara pertunangannya, ya," ucap Tiara, mama dari Dava. "Mulai dari dekorasi, catering, cincin, seserahannya juga."

Lalu kedua keluarga tersebut lanjut membahas acara pertunangan yang akan dilaksanakan minggu depan.

Cukup lama bercengkrama, hingga akhirnya Dava dan Clara memilih untuk duduk santai ditepi kolam renang. Dua sejoli itu meninggalkan kedua orang tua mereka yang semakin terlihat akrab dengan pembahasan yang mereka ciptakan.

Still About UsWhere stories live. Discover now