Hari ini Clara berencana untuk mengunjungi Karine yang sedang bekerja. Sebelumnya Clara sudah mengabari Karine dan sempat tidak diperbolehkan. Namun Clara memohon kepada Karine agar ia diizinkan, alhasil Karine mengizinkannya walau dengan syarat tidak boleh lama-lama. Wanita itu pun langsung bergegas pergi menjumpai sahabatnya itu. Tidak lupa ia juga membeli makanan untuk mereka nikmati bersama nanti di Rumah Sakit.
Clara keluar dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam Rumah Sakit. Ia langsung menuju ruangan Karine.
Clara mengetuk pintu ruangan Karine, lalu ia masuk.
"Halo, selamat siang, Bu Dokter!" sapa wanita itu dengan penuh semangat.
Karine tersenyum. "Selamat siang calon pangantin!" godanya.
"Ih, apaan sih!"
Karine tertawa. "Loh kan emang bener kan?" tanya wanita itu. "Besok lo mau tunangan, ya."
"Kan itu tunangan."
"Sama aja intinya," balas Karine. "Setelah itu kan Dava jadi milik lo, dan lo jadi milik Dava selamanya. Ciee."
"Apaan sih, Rin."
"Lo pasti gak sabar banget, kan?"
"Biasa aja."
"Halah, gak usah boong deh sama gue," ucap Karine. "Gue udah duluan nikah dari pada lo. Iyakan? Pasti lo gak sabar banget kan? Pasti lo juga deg-degan banget, kan?"
Clara menghela napas. "Sebenernya iya sih," ucap wanita itu. "Jujur, gue gak sabar banget, tapi disisi lain gue juga deg-degan. Gue takut belum siap untuk nikah, Rin."
Karine menghampiri Clara. "Gue juga dulu ngerasa gitu kok, Ra." Wanita itu mengelus lembut bahu Clara yang sedang duduk. "Semua rasa takut bahkan menghantui gue. Gue takut gak bisa jadi istri yang baik. Gue takut belum siap untuk nikah dan bener-bener hidup berdua sama Aldrian." Karine menatap Clara. "Tapi seiring berjalannya waktu, gue bisa, Ra. Kayak diri gue otomatis terdorong aja buat lebih dewasa dan berusaha untuk menjalankan peran baru gue sebagai istri Aldrian. Meskipun gue sama Aldrian masih baru nikah, tapi rasanya seiring berjalannya waktu, diri gue bisa menyesuaikan dan belajar, Ra. Mungkin ya ibaratnya emang harus ngerasain dulu, baru bisa dijalani dan jadi paham, Ra."
Clara dengan posisi duduknya memeluk Karine yang sedang berdiri. "Kira-kira rumah tangga gue sama Dava ntar bakal baik-baik aja gak ya, Rin? Gue takut."
"Ra." Karine melepaskan pelukan Clara. "Setiap rumah tangga pasti ada tantangan tersendiri. Hidup gak selalu tentang kebahagiaan kan? Gak cuma tentang pernikahan, orang pacaran pun pasti ada masalahnya," tutur Karine. "Justru saat ada masalah itu hubungan diuji. Gimana cara kita menyikapi masalah tersebut dan menyelesaikannya. Bahkan sebelum nikah pun perjalanan cinta lo sama Dava kan udah banyak banget diuji, Ra. Lo lupa?"
"Tapi, Rin-"
"Lo sama Dava udah berhasil lewatin tantangan dihubungan kalian sebelumnya," ucap Karine. "Gue percaya, kalian pasti juga bakal bisa lewatin apapun tantangan yang akan datang dikedepannya."
"Makasih banyak ya, Rin." Clara berdiri, lalu memeluk Karine.
"It's okay, Ra. Gue bakal selalu ada disini buat lo, kok."
"Iya gue tau. Lo kan sayang sama gue, kan?"
"Idih, pede lo!" Karine melepaskan pelukan mereka. "Eh btw udah sana lo persiapin diri, kek. Kan besok acara tunangan lo."
"Iya gabut gue soalnya." Clara menyengir. "Makanya pengen main kesini."
"Heh!" Karine menatap Clara kesal. "Bisa bisanya bilang gabut, sementara besok acara pertunangannya."
YOU ARE READING
Still About Us
Romance[SEQUEL of HOPE YOU KNOW] Memutuskan untuk pergi tanpa tahu kebenarannya merupakan tindakan yang bodoh. Meninggalkan segala kenangan beserta seseorang yang berperan penting dalam kehidupan. Dalam persoalan cinta, tidak selalu berada pada fase bahagi...