[43] Akhirnya..

79 7 0
                                    

Dava sangat mencemaskan keadaan sang istri. Setelah dokter memeriksa keadaan Clara, Dava langsung bertanya bagaimana kondisi istrinya dan apa yang terjadi. Dava mulai duduk dikursi yang telah disediakan didepan dokter.

"Jadi gimana, Dok?" tanya Dava cemas. "Istri saya kenapa ya, Dok? Keadaannya gimana?"

Sang dokter tersenyum sambil meletakkan Stetoskop yang sebelumnya ia gunakan untuk meriksa keadaan Clara. Dokter wanita itu menatap Dava yang masih cemas dengan kondisi Clara. "Selamat ya, Pak." Dava mengerutkan dahi. "Bapak akan menjadi seorang Ayah."

Pria itu bingung dan terkejut. "Hah? Gimana, Dok, maksudnya?"

Dokter itu mengangguk. "Ibu Clara sedang hamil, Pak."

Ucapan sang dokter sukses membuat Dava terkejut. Pria itu seketika seperti membeku ditempat. "A- apa, Dok?"

Sang dokter tersenyum. "Iya, Pak. Saat ini istri Bapak, Bu Clara sedang mengandung, hamil."

"Itu- itu beneran, Dok?" tanya Dava lagi karna masih belum percaya.

"Iya, Pak. Dan saat ini usia kandungan Bu Clara memasuki usia dua bulan."

Tanpa sadar cairan bening keluar dari kedua mata Dava. Pria itu menangis bahagia karna mendengar kabar bahwa istrinya sedang mengandung. Setelah sekitar dua bulan lalu mereka sempat melakukan test pack, akhirnya kini impian keduanya terwujud. Dava melihat kearah Clara yang masih belum sadarkan diri. Pria itu mulai berdiri dan berjalan mendekati sang istri.

Dava membelai lembut tangan Clara dan menciumnya. Setelah itu ia beralih pada dahi Clara dan mengecupnya cukup lama. Pria itu masih menangis haru. Ia tidak bisa membayangkan betapa bahagianya Clara mendengar kabar yang selalu ia nanti-nantikan.

Tiba-tiba ada pergerakan dari Clara dan perlahan wanita itu membuka kedua matanya. Dava mendongak dan tersenyum menatap sang istri. Sedangkan Clara sedikit bingung dan terkejut saat menatap Dava yang sedang menangis.

"Mas, kamu kenapa?" tanya Clara. "Kamu nangis? Aku kenapa, Mas?" Wanita itu sedikit panik. Takut suatu hal yang tidak mengenakkan terjadi padanya. Apakah ia memiliki penyakit serius? Apakah umurnya tidak lama lagi? Apakah ia akan meninggal? Huft, Clara memang terlalu banyak menonton drama.

Sementara Dava tersenyum, lalu kembali menangis haru dan mengecup dahi Clara, lagi.

Clara menyentuh lengan Dava. "Mas, ada apa? Kenapa?" Wanita itu berusaha untuk duduk.

"Sssttt!" Dava menahan Clara agar tidak bangkit. Pria itu membelai rambut sang istri dengan lembut sambil tersenyum.

"Mas Dava?" Clara masih bingung dengan apa yang terjadi. "Kamu ngomong dong, Mas. Ada apa? Aku kenapa, Mas?" Wanita itu masih menunggu jawaban dari sang suami. "Apa aku ada sakit serius ya, Mas? Aku mau meninggal ya, Mas?"

Dava tertawa pelan. "Kebanyakan nonton drama sih kamu."

"Ya kamu ngomong dong, Mas. Ada apa? Kenapa kamu nangis gitu?" Clara melihat seorang dokter yang berada dibelakang Dava. Ia hampir lupa dengan keberadaan dokter tersebut. "Dok, saya kenapa, Dok?"

"Sebentar lagi kita bakal jadi orang tua, Sayang," tutur Dava sambil mengelus lembut kepala Clara.

"Hah?" Ucapan Dava sukses membuat Clara terkejut. Wanita itu tidak mau langsung menerka sendiri maksud ucapan Dava. Ia takut kecewa dengan ekspektasinya. "Ma- Maksud kamu, Mas?"

Dava mengangguk. "Kamu hamil, Sayang." Pria itu tersenyum. "Kamu bakal jadi seorang Bunda."

Clara menutup mulutnya dengan kedua tangan. "Kamu- kamu serius, Mas? Kamu, gak becanda, kan?"

Still About UsWhere stories live. Discover now