[3] Harapan Dava

239 21 12
                                    

Manhattan, New York.

Clara sedang duduk bersantai sambil membaca disebuah caffe yang tidak jauh dari apartemennya. Tidak lupa earphone yang terpasang sempurna dikedua telinganya. Kegiatan seperti itu masih menjadi rutinitasnya minimal sekali seminggu. Meskipun sudah bekerja, Clara masih saja hobi membaca novel dengan genre romance yang menjadi favoritnya diantara genre lainnya.

Terkadang wanita itu sempat berpikir, mengapa kisah cintanya tidak pernah seindah cerita dinovel yang selalu ia baca? Yang selalu memiliki akhir kisah bahagia dan indah. Sedangkan dirinya? Mengapa kisah cintanya begitu rumit dan sulit? Apa mungkin kisah cinta dengan akhir bahagia dan indah hanya dinovel?

Setelah cukup lama berada dicafe tersebut, Clara memutuskan untuk pulang. Sudah mulai sore, ia harus menyelesaikan design yang masih 80%, belum sempurna. Wanita itu memesan satu minuman dingin untuk dibawanya pulang. Setelah itu ia keluar dari caffe dan berjalan menuju apartemennya.

"Hi, Ms. Clara!" sapa security apartemen dimana Clara tinggal.

"Hi, Mr. Jeff!" balas Clara lalu tersenyum.

Clara lanjut menuju lift. Menekan tombol lantai apartemennya. Tidak butuh waktu lama, begitu terdengar suara penanda ia sudah dilantai yang diinginkan, pintu lift pun terbuka. Wanita itu mengambil kartu lalu menempelnya dipegangan pintu agar terbuka. Ia meletakkan sepatunya dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai mandi dan membersihkan diri, wanita itu langsung melanjutkan design yang belum selesai. Sambil menikmati minuman yang ia bawa dari cafe. Tidak lupa pisang cokelat pun menjadi cemilan wanita itu.

♥♥♥

Jakarta, Indonesia.

Langit terlihat begitu mendung dan gelap. Mengisyaratkan bahwa akan ada hujan lebat beberapa saat lagi. Suara petir pun terdengar sesekali. Semakin menunjukkan tanda-tanda bahwa akan ada air dari langit yang turun membasahi bumi.

Seorang pria dengan motor sport kesayangannya sedang berhenti karna perintah lampu lalu lintas. Pria itu baru saja pulang dari rumah salah satu sahabatnya. Ditengah kerjaannya yang begitu padat, sekedar bertemu sahabat menjadi pilihannya untuk refreshing dari kerjaan. Ntah itu bermain playstation, bermain gitar bersama, bercerita, atau hanya sekedar bertemu. Tidak hanya wanita, para pria juga perlu melakukan "me time" nya.

Ketika lampu lalu lintas yang berwarna merah berganti menjadi hijau, para pengendara mulai melaju bersama kendaraan masing-masing. Tidak lama kemudian air dengan lebat dan cepat jatuh dari langit. Membasahi seluruh permukaan bumi dengan sekejap. Para pengendara motor pun langsung basah. Banyak diantaranya memilih berhenti untuk berteduh dari derasnya hujan.

Dava pun mencoba untuk berhenti disalah satu halte. Pria itu langsung berlari kecil dari motor ke halte untuk berteduh. Mengusap kedua lengan yang sudah lumayan basah. Ia hanya mengenakan baju kaos dan dilapisi jaket diluarnya. Dava juga merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karna helm yang digunakannya. Lumayan banyak orang yang berteduh di halte. Mulai dari pria, maupun wanita. Atau karena sepasang kekasih, mungkin.

Hanya suara rintihan hujan yang terdengar. Dava menjadi teringat kenangan manisnya bersama Clara. Lagi-lagi ia teringat Clara. Wanita yang masih menjadi pemilik hatinya itu sangat menyukai hujan. Bahkan wanita itu paling suka jika basah kuyup karena hujan.

"Ayo sini, Dav!" teriak Clara memanggil Dava untuk bergabung dengannya menari kecil dibawah derasnya hujan.

"Clara, jangan hujan-hujanan. Ntar kamu sakit!" teriak Dava.

"Ihh seru tau!" Clara mulai mendekati Dava. Ia menarik tangan Dava. "Ayo sini main hujan bareng aku!"

"Gak mau. Udah disini aja."

Still About UsWhere stories live. Discover now