[37] Menjadi Paling Bahagia!

45 5 0
                                    

Clara dan Dava sedang berjalan mendekati tepi pantai. Sepasang suami istri itu ingin bermain dengan kuda, yang merupakan bagian dari salah satu fasilitas yang tersedia di Vila mereka.

Raja Marangga Duplex. Tipe vila yang menjadi pilihan Clara dan Dava selama mereka honeymoon di Nihi. Vila satu kamar tidur berlantai dua ini berjejer tepat di belakang bangunan Raja Mandaka, diatas lereng yang landai. Arsitektur khas Sumba terlihat di semua bagian hunian, termasuk semua pintu masuk lengkap dengan dek setengah tertutup, ruang tamu, kamar mandi, dan ruang santai terbuka. Ruang keluarga di lantai bawah menyediakan ruang tidur tambahan untuk dua anak, atau sekadar untuk bersantai, menonton film atau bekerja. Kamar tidur lantai atas terhubung dengan sarana puncak pohon dan outdoor shower.

"Ayo, Mas!" ajak Clara sambil berlari agar cepat sampai dan melihat kuda-kuda yang sudah siap. Wanita itu sangat antusias ingin menaiki kuda dan mengabadikan momen-momen indah.

"Hati-hati, Ra," ucap Dava. "Ntar jatuh, Sayang."

"Enggak, Mas," teriak Clara. "Ayo, Mas buruan!" Wanita itu menoleh kebelakang karna berlari lebih dulu meninggalkan sang suami.

Dava hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah istrinya.

"Aaa!" Senyuman tak pernah pudar dari bibir Clara sejak ia sudah melihat kuda-kuda. "Ini jinak kan, ya, Mba?"

Wanita paruh baya dan juga beberapa lelaki paruh baya yang mendengar pertanyaan Clara tertawa pelan. "Jinak, Bu."

Clara menyengir. "Maklum ya, Mba. Aku excited banget soalnya pengen naik kuda."

"Mas, ayo kita naik!" ajak Clara begitu Dava sudah sampai dihadapannya.

"Iya iya, sabar, Sayang."

Dava dan Clara mulai menaiki kuda. Pertama-tama mereka menaiki satu kuda, lalu mengambil beberapa potret foto untuk diabadikan menjadi kenang-kenangan. Dava memilih menggunakan jasa fotoghapher selama mereka berada di Nihiwatu, Sumba. Hal tersebut ia lakukan agar hasil foto-foto momen kebersamaan mereka bisa lebih bagus karna diambil oleh ahlinya.

Setelah puas bermain bersama kuda, Clara dan Dava berjalan santai di tepi pantai. Tidak lupa juga mereka mengabadikan kembali kebersamaan mereka. Setelah puas berpose, Clara dan Dava menyuruh sang fotographer pulang agar istirahat karna sudah lumayan lama bekerja untuk mengambil foto mereka.

Tiba-tiba ponsel Dava berbunyi. Dava melihat layar ponsel.

Clara menoleh. "Siapa, Mas?"

Dava menunjukkan layar ponselnya dan tertera nama Ghina disana. Membuat Clara menghela napas kasar dan ekspresi wajah wanita itu pun langsung berubah. Clara jelas tidak suka, karna menurutnya untuk apa wanita itu menghubungi suaminya disaat mereka sedang berbulan madu dan berlibur?

"Ngapain dia nelfon-nelfon kamu, Mas?" tanya Clara sedikit kesal. "Dia tau kan kita lagi quality time?"

"Aku juga gak tau, Sayang. Sebentar ya aku coba angkat dulu." Dava menggeser layar ponselnya.

Clara berjalan sedikit maju dan memainkan kakinya diatas pasir untuk meluapkan kekesalannya.

"Halo, ada apa kamu telfon saya?" tanya Dava to the point begitu menjawab panggilan dari Ghina.

"Hmm gini, Kak. Aku mau bahas soal proyek-"

"Saya kan udah bilang, untuk beberapa waktu kedepan saya sedang tidak mau membahas perihal pekerjaan, kecuali memang mendesak."

"Maaf, Kak Dava."

"Emangnya ada apa? Proyek yang mana?"

"Proyek yang ada di Surabaya, Kak."

Still About UsWhere stories live. Discover now