Sejak pagi Clara sudah sibuk di dapur untuk membuat sarapan. Ia memasak nasi goreng dan juga susu hangat untuk sarapan Dava dan dirinya. Setelah makanan sudah siap, Clara menata di meja makan dengan rapi dan cantik. Tidak lupa ia juga meletakkan beberapa buah jika Dava menginginkannya nanti. Setelah semua tertata dengan sempurna, Clara berjalan ke kamar untuk melihat Dava apakah sudah bangun atau belum. Sebelumnya wanita itu sudah membangunkan suaminya, namun sang suami terkadang suka sulit untuk dibangunkan pagi.
Ternyata benar saja, Dava malah menyambung tidurnya kembali.
"Ya ampun, Mas!" teriak Clara kesal. "Bangun ih, kok kamu malah tidur lagi?" Wanita itu menepuk lengan Dava beberapa kali.
"Hmmm." Dava hanya bergumam layaknya orang tidur yang menjawab.
"Ayo bangun, Mas Dava." Clara menggoyang-goyangkan tubuh suaminya. "Ntar kamu telat ke kantornya."
"Gak papa, kan kantor punya aku juga," jawab Dava masih dengan posisi mata yang tertutup.
"Mas, ih."
Dava menarik tangan Clara. Membuat wanita itu terjatuh kepelukan Dava. "Masih ngantuk, Sayang. Mending kamu sini aja temenin aku." Aksi Dava yang tiba-tiba sukses membuat Clara terkejut.
"Aku udah bikin sarapan loh, Mas, dibawah. Ntar keburu dingin."
"Tinggal angetin aja lagi."
"Tapi, Mas-"
"Hmmm."
Clara berusaha untuk bangkit, namun pelukan Dava begitu erat dan tenaga Clara tidak mampu untuk melawannya. Akhirnya wanita pasrah, lalu menghembuskan napas kasar.
Tiba-tiba ponsel Dava berbunyi.
"Mas, hp kamu bunyi, tuh. Angkat dulu, siapa tau penting."
Dava menghela napas, lalu bangun dari tidurnya. "Siapa sih, ganggu aja nih." Clara memberikan ponsel Dava yang berada diatas nakas, lalu mulai berdiri ditepi ranjang.
Dava menjawab panggilan setelah membaca nama yang tertera, ternyata sekretarisnya, Ghina. Lalu ia menggeser layar ponselnya. "Iya, hallo."
"Hallo, Kak. Kak Dava dimana?"
"Di rumah."
"Loh? Kak Dava gak ingat kalo hari ini kan kita ada meeting dengan client dari Surabaya jam 10."
"Oh iya, saya lupa. Emang hari ini, ya?"
"Iya, Kak. Kan hari ini sesuai dengan kesepakatan bersama."
"Oke. Sebentar lagi saya ke kantor."
"Oke, Kak."
"Satu lagi," ucap Dava. "Saya udah sering ya bilang ke kamu, jangan panggil 'Kak' kalo lagi jam kerja, harus professional."
"Oh iya, Kak. Maaf aku lupa tadi."
"Saya."
"Iya, saya, Kak- eh maksudnya Pak."
"Yaudah saya tutup."
Dava langsung mematikan sambungan telepon.
"Tuh kan, pasti kamu ada meeting, kan?" tanya Clara kesal.
Dava menyengir. "Manusiawi kalo lupa itu, Sayang." Pria itu segera bangkit dan turun dari ranjang. Sebelum menuju kamar mandi, ia mencium pipi Clara. "Ini masih pagi, Sayang. Jangan marah-marah mulu." "Jadi makin gemes tau!" Pria itu mencubit pelan pipi Clara dan langsung lari ke kamar mandi karna takut diamuk sang istri.
"Ih, kamu, ya!" Clara menghela napas kasar. "Oh iya, Mas baju kamu udah aku siapin, ya!" teriak Clara.
"Iya, Sayang. Makasih ya!" balas Dava teriak dari dalam kamar mandi.
YOU ARE READING
Still About Us
Romance[SEQUEL of HOPE YOU KNOW] Memutuskan untuk pergi tanpa tahu kebenarannya merupakan tindakan yang bodoh. Meninggalkan segala kenangan beserta seseorang yang berperan penting dalam kehidupan. Dalam persoalan cinta, tidak selalu berada pada fase bahagi...