[29] A Day With Samuel

56 9 7
                                    

Clara sudah selesai mengumpulkan semua barangnya yang berada di apartement. Ia mempersiapkan barang-barang yang akan dibawanya ke Indonesia. Setelah selesai berkemas, wanita itu langsung mandi dan bersiap-siap untuk pergi bersama Samuel. Sebelum ia masuk kedalam kamar mandi, ponselnya berbunyi. Samuel meneleponnya.

"Iya, halo, Sam."

"Halo, Ra. Kamu udah siap packing barang-barang?"

"Hmm, udah, kok. Tapi ada yg belum sih beberapa. Cuma itu gak banyak, sih. Kayak barang yang kecil-kecil gitu doang."

"Oh, yaudah deh. Kamu udah siap-siap?"

"Ini mau siap-siap. Aku mau mandi."

"Oke. Sekitar 30 menitan lagi aku jemput gimana?"

"Hmm, boleh. Ntar kalo udah siap aku kabarin deh, ya."

"Oke. See you!"

"Iya, see you!"

Clara memutuskan sambungan telepon, lalu ia melempar ponselnya diatas kasur sebelum kembali berjalan menuju kamar mandi.

♥♥♥

Clara sudah selesai dengan penampilannya. Wanita itu mengenakan turtleneck lengan panjang berwarna putih, lalu dilapisi dengan coat berwarna mocca diluarnya. Celana panjang hitam menjadi pilihan Clara sebagai bawahannya. Ia mengenakan sneakers putih sebagai pelindung kedua kakinya. Clara segera keluar dari apartement setelah mengambil sebuah tas berwarna hitam. Samuel memberi kabar bahwa dirinya sudah menunggu Clara dibawah. Hal itu membuat Clara semakin bergegas kebawah, karna merasa tidak enak jika Samuel menunggunya terlalu lama.

"Maaf banget ya, Sam, lama," ucap Clara begitu masuk kedalam mobil milik Samuel.

"Enggak, kok. Gak papa." Samuel menoleh sambil tersenyum. "Udah siap? Gak ada yang tinggal?"

Clara menghela napas. "Udah. Aku rasa sih gak ada yang tinggal, kok," jawabnya sambil meraba tas yang diletakkan diatas kedua pahanya.

"Oke, kita jalan, ya." Samuel mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Clara mulai menikmati perjalanan dengan tenang dan damai. Wanita itu melihat keluar jendela bagaimana ramainya pejalan kaki yang sedang berjalan. Ia memperhatikan setiap jalanan yang dilalui, karna tidak tau kapan lagi ia bisa melihat lingkungan seperti ini.

"Oh iya, Sam." Clara menoleh. "Kita mau kemana, sih? Kamu mau ajak aku kemana?"

"Yang jelas sih kita makan dulu, ya?" Samauel menatap Clara sekilas. "Gimana? Kamu belum makan kan?"

"Hmm belum, sih." Clara menoleh. "Yaudah ayo kita makan dulu. Mau makan dimana tapi?"

"Di The NoMad Resaurant aja deh, ya?"

"Oh, oke." Clara mengangguk.

Samuel kembali fokus pada jalanan dengan mobil berkecepatan sedang. Sedangkan Clara sedikit sibuk dengan ponselnya karna sedang berbalas pesan dengan seseorang. Sejak tadi memang, cuma kali ini terlihat lebih intens. Bahkan wanita itu menampilkan senyum kecil dibibirnya. Bagaimana tidak, yang mengirim pesan untuknya adalah sang pujaan hati, Dava. Samuel yang sekilas melihat Clara langsung menebak dengan siapa Clara berbalas pesan, tanpa harus ditanya atau dilihatnya secara langsung. Senyum yang terbit dibibir Clara menjadi jawaban, siapa yang mengirim pesan kepada wanita itu.

"Ra, abis ini enaknya kita kemana, ya?" Samuel mencoba untuk bertanya kepada Clara yang sedang sibuk. Namun bukan jawaban yang didapatnya, tetapi sikap cuek dari Clara. Pria itu menghela napas dan berusaha untuk kembali fokus pada jalanan.

Still About UsWhere stories live. Discover now