[4] Mulai Terbuka

263 19 20
                                    

Hari ini Clara sedang libur bekerja. Membuat wanita itu memanfaatkan waktu liburnya untuk memanjakan diri. Mulai dari berendam dengan air hangat dengan aroma theraphy, hingga melakukan perawatan tubuh di apartementnya. Ia memanggil layanan SPA sehingga tidak perlu repot untuk keluar.

Ponselnya berbunyi ketika wanita itu sedang dalam perawatan bagian kaki. Ia mengambil ponsel dan menggeser layarnya setelah melihat nama Alvin yang tertera.

"Hallo."

"Hallo. Apa kabar lo?"

"Baik, lo?"

"Baik juga. Cuek amat? Lagi bareng doi ya?"

"Apaan sih! Lo gue tampol ya!!"

Alvin tertawa. "Sombong amat sih lo! Udah lama gak kontak gue!"

"Sibuk gue. Lagi banyak kerjaan belakangan ini."

"Serius? Sibuk mulu lo ah!"

"Ya masa gue boong?"

"Ra, lo mending refreshing kek gitu. Jangan kerja mulu!"

"Ya ini kan gue lagi refreshing."

Alvin menghela napas kasar. "Ya maksud gue lo jalan kek, kemana kek. Jangan kerja terus-terusan! Dunia itu luas dan indah!"

"Emang dunia itu luas. Kalo kecil gak mungkin rame manusia."

"Gue serius!"

Clara tertawa. "Ampun ampun!"

"Lo jalan-jalan keluar ke dari Manhattan maksud gue."

"Kan udah waktu itu gue ke-"

"Ya maksud gue keluar dari New York, Clara!"

"Oohh." Clara tertawa. "Iya deh, ntar."

"Lo kesini kek, main main ke Australia. Jangan New York mulu main lo!"

"Iya iya ntar kalo ada waktu gue bakal kesana, kok."

"Bener ya?"

"Iyaa! Lagian gue juga ada temen kuliah dulu yang orang disana juga. Jadi sekalian juga ketemu dia."

"Nah, bagus!"

"Iyaaa."

Alvin berdeham. "Ra," panggil Alvin serius.

"Hmmm," respon Clara. "Kenapa jadi kayak serius gitu, sih?"

"Lo beneran gak ada niatan buat balik ke Indo?"

Clara tersentak. Pertanyaan Alvin yang serius membuatnya berpikir. "Ya adalah, Vin. Tapi gak sekarang."

"Mau sampai kapan, Ra? Mau sampai kapan lo lari terus dari masalah lo?"

"Gue gak lari. Orang gue lagi SPA." Clara berusaha untuk tertawa.

"Gue lagi serius, Clara. Lo juga gak usah sok ketawa terpaksa gitu."

Clara berhenti tertawa. "Ya maaf."

"Mau sampai kapan lo nyibukin diri dengan kerjaan? Dulu lo selalu buat nyibukin diri dengan kuliah."

Clara masih diam mendengarkan Alvin sambil berpikir.

"Dan sekarang kerjaan. Perjalanan hidup lo masih panjang, Ra. Gue gak mau liat lo kayak gini terus-terusan."

"Gue gak papa, Vin. Apaan sih?!"

"Mulut lo bilang gak papa. Tapi hati lo?"

Clara diam.

Still About UsWhere stories live. Discover now