[35] Cemburu

127 7 6
                                    

Setelah selesai membereskan rumah, Clara berniat untuk pergi ke kantor Dava. Wanita itu ingin mengantarkan makanan siang untuk Dava. Lagi pula, ia bosan jika di rumah tidak ngapa-ngapain. Karna semua pekerjaan sudah selesai dikerjakannya. Wanita itu mulai mempersiapkan makanan dan memasukkannya kedalam tempat yang sudah tersedia. Lalu ia segera menuju kamar untuk bersiap-siap.

"Eh hp aku dimana, ya." Clara mencari keberadaan ponselnya sebelum ia pergi. "Perasaan tadi diatas kasur." Wanita itu berpikir sejenak. "Apa ketinggalan di dapur tadi, ya." Ia mulai mengambil tas dan menyemorotkan parfum dibajunya sebelum keluar kamar dan turun kebawah.

"Ah, iya bener ternyata," ucap Clara ketika melihat ponselnya tergeletak diatas meja bar. Wanita itu langsung mengambil bekal yang telah dipersiapkannya untuk Dava, lalu mulai keluar rumah dan masuk kedalam mobil. "Oh iya, belum kabarin Mas Dava." Lalu ia mengambil ponsel untuk menghubungi Dava.

"Halo, Mas," ucapnya ketika Dava mengangkat panggilannya.

"Iya sayang, kenapa?"

"Aku ke kantor kamu, ya? Mau anterin makanan sekalian main, boleh gak?"

"Ya boleh, dong. Kamu kesini aja."

"Mas lagi sibuk?"

"Gak terlalu, sih. Cuma sebentar lagi aku ada meeting."

"Oh, gak papa aku ke kantor Mas, nih? Atau aku kirim aja deh ya, makanannya."

"Eh gak usah. Gak papa, kok. Kamu kesini aja. Aku meetingnya cuma bentar doang palingan."

"Yaudah deh, aku jalan ya, Mas."

"Iya, kamu hati-hati ya, Sayang."

"Iya, Mas. See you!"

"See you, Sayang!"

Clara memutuskan sambungan telepon, lalu mulai menjalankan mobilnya dan keluar dari halaman rumahnya.

♥♥♥

"Selamat siang, Bu Clara," sapa satpam di kantor Dava ketika Clara akan masuk.

"Siang, Pak," balas Clara sambil tersenyum. Wanita itu berjalan masuk kedalam kantor.

"Permisi, saya mau ke ruangan suami saya, ya," ucap Clara kepada reseptionis.

"Iya, Bu Clara, silahkan." Wanita itu tersenyum.

Clara menunggu pintu lift terbuka. Banyak karyawan kantor Dava yang menyapa dirinya, sungguh ramah mereka kepada istri bosnya. Tentulah, pasti harus dijaga kesopanan itu, apalagi istri bos. Setelah lift terbuka, Clara dan juga beberapa karyawan Dava lainnya mulai memasuki lift.

Clara keluar dari lift dan mulai berjalan masuk kedalam ruangan Dava. Ghina, sekretaris Dava yang melihat Clara akan masuk langsung menghampiri Clara.

"Maaf, Bu. Pak Dava gak ada diruangannya, soalnya lagi meeting." Wanita itu tersenyum.

"Iya, saya tau," jawab Clara. "Makasih ya, atas infonya." Lalu tersenyum kepada Ghina.

"Trus Bu Clara ngapain masuk?"

Clara menatap Ghina bingung. "Loh? Suka suka saya dong? Kan ruangan suami saya?"

Ghina terlihat tidak menyukai jawaban Clara. Lalu wanita itu berusaha tersenyum. "Ah, iya ya, Bu. Yaudah kalo gitu saya permisi dulu ya, Bu."

"Iya, oke."

Ghina mulai pergi meninggalkan Clara dan Clara langsung masuk kedalam ruangan Dava. Clara semakin merasa aneh dengan Ghina. Sejak awal, ia merasa Ghina tidak menyukai dirinya. Apalagi dengan kejadian barusan, apa maksud Ghina menanyakan untuk apa ia tetap masuk kedalam ruangan Dava? Toh, ini kan ruangan kerja suaminya.

Still About UsWhere stories live. Discover now