Jeong Jaehyun berusaha menerima Kim Jisoo dan semua kontroversinya. Gadis yang bahkan belum mengerti apapun untuk membangun sebuah pernikahan dengannya.
Dan Kim Jisoo melepas apa yang ia sebut cinta demi menyelamatkan nama baiknya di mata publik den...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jaehyun? Jaehyun? Jaehyun? JeongJaehyun!"
Jaehyun tersentak dari lamunannya saat Jisoo menepuk pundaknya dengan keras. Ia menoleh pada Jisoo yang tengah menatapnya bingung.
"Apa kau sakit?" tanya wanita itu sambil menyentuh keningnya. Sambil menggeleng untuk memberi jawaban pada Jisoo, Jaehyun menarik tubuh wanita itu agar bisa bersandar di dadanya.
Matanya memanas merasakan tangannya yang menyentuh lengan Jisoo. Tubuh wanita itu sudah menunjukan perubahan drastis. Berat badan Jisoo seperti turun dengan cepat, wajahnya juga terlihat pucat, dan beberapa kali Jaehyun melihat Jisoo kembali mimisan.
Meskipun ia selalu pura-pura tidak mengetahui itu, tapi tetap saja rasanya sangat menyakitkan melihat istrinya menahan sakit sendiri. Jika bisa, ingin sekali Jaehyun mengambil semua kesakitan Jisoo.
"Aku sedang memikirkan perusahaan," kata Jaehyun sambil mengusap perut Jisoo.
"Jangan terlalu lelah. Aku tidak ingin kau sakit."
Jaehyun merasa dadanya menjadi sangat sesak. "Aku juga tidak ingin kau kesakitan sendiri," ucapnya tanpa ingin dihalangi.
Ia melihat Jisoo yang melebarkan senyum. "Aku tidak sakit. Kau tahu sendiri operasi yang dulu sudah berhasil, dan sekarang aku sedang melakukan kemoterapi."
Kali ini Jaehyun melepas pelukannya dan menatap Jisoo dengan tajam. Malam ini mungkin akan menjadi malam yang melelahkan. Karna bisa saja Jisoo akan marah, atau justru Jaehyun yang marah, tapi Jaehyun tidak ingin berpura-pura bodoh dengan kesehatan istrinya.
"Bagaimana bisa kau melakukan semua ini? Bagaimana bisa kau berpikir aku tidak tahu?"
Jisoo menatapnya dengan bingung. "Apa maksudmu? Apa yang ku sembunyikan?"
"Laporan kesehatanmu yang asli. Bagaimana bisa kau melakukannya?" Suara Jaehyun menjadi tidak terkontrol. Ia bisa melihat Jisoo sedikit menjauh dengan wajah kaku.
"Berhenti bicara tentang hal tidak penting lagi!"
"Apa maksudmu tidak penting? Ini tentang hidupmu!"
"Benar, ini hidupku. Lalu kenapa kau selalu memaksa keinginanmu?"
Kening Jaehyun berkerut. "Kapan aku selalu memaksakan keinginanku, Jisoo?"
"Kau terus memaksaku melakukan kemoterapi yang menyakitkan. Kau terus memaksaku minum obat yang pahit."