PART 01

5.9K 719 46
                                    

Jaehyun sudah bersiap dengan setelan kantornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun sudah bersiap dengan setelan kantornya. Ia berjalan keluar kamar sambil memasang jam pada pergelangan tangannya. Ini sudah satu minggu sejak hidupnya berubah karna kehadiran Kim Jisoo di rumahnya. Benar, rumahnya. Bukan rumah milik orang tuanya.

Sejak mengurus perusahaan, Jaehyun memutuskan membeli rumah dan tinggal secara mandiri. Dia laki-laki dewasa yang butuh ruang privasi.

Namun seminggu belakangan suasana rumahnya berubah bersamaan kedatangan Jisoo. Rumah yang tenang berubah jadi medan perang untuknya dan Jisoo, hampir setiap hari. Mendadak Jaehyun kehilangan keinginan untuk pulang ke rumahnya sendiri. Meskipun begitu, rumahnya yang dulu kosong, mendadak jadi terisi dengan banyak benda yang dibeli Jisoo.

"Selamat pagi, tuan," sapa salah seorang dari pelayan di rumahnya.

Jaehyun hanya mengangguk dan duduk di kursi. "Apa Jisoo sudah bangun?" tanyanya sebelum menyesap kopi panasnya.

"Belum, tuan. Nyonya tadi baru pulang pukul dua pagi," jawab pelayannya dengan suara sedikit takut.

"Bangunkan dia dan suruh sarapan bersamaku."

Setelah mengiyakan perintahnya, pelayan itu segera pergi dari hadapannya.

Baru satu minggu, ini sudah keempat kalinya Jisoo pulang sampai dini hari. Sebenarnya apa gadis itu memang berniat memperbaiki namanya di mata publik? Atau hanya sekadar main-main?

Mendengar suara gaduh dari belakang, Jaehyun tahu Jisoo tidak senang dibangunkan saat masih mengantuk.

"JEONG JAEHYUN SIALAN!"

Baru saja akan menyapa, kepala Jaehyun sudah dipukul dengan keras dari belakang oleh Jisoo. Gadis yang sangat primitif.

"Apa maksudmu membangunkanku? Aku baru tidur tiga jam," seru gadis itu sambil menggebu-gebu. "Sudah ku katakan jika aku sangat tidak suka diganggu saat tidur!"

"Duduklah," pintanya dengan suara yang dibuat sangat lembut.

"Kenapa? Kenapa kau membangunkanku?"

"Jisoo, aku tidak ingin bertengkar di pagi hari."

"Jawab aku Jeong Jaehyun!"

Sudah cukup! Jaehyun tidak suka diteriaki seperti itu lagi.

Dengan cepat dirinya berdiri dari kursi, menyebabkan kursinya jatuh ke belakang dan menimbulkan bunyi keras. Ia bisa melihat ekspresi terkejut dari Jisoo dan beberapa pelayan di belakang gadis itu.

"Ku bilang duduk!" teriaknya tidak kalah keras. Menyesal? Ia selalu menyesal meninggikan suaranya untuk Jisoo, terutama gadis itu adalah istrinya.

Tanpa mengatakan apapun, gadis itu duduk di kursi dengan memasang wajah cemberut. "Sudah," jawabnya dengan ketus.

Jaehyun memberi isyarat dengan tangannya agar pelayan di ruang makan pergi meninggalkan mereka berdua. Kemudian baru ia ikut duduk di kursi yang lain, mengabaikan kursinya yang tadi jatuh.

LOVE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang