Jeong Jaehyun berusaha menerima Kim Jisoo dan semua kontroversinya. Gadis yang bahkan belum mengerti apapun untuk membangun sebuah pernikahan dengannya.
Dan Kim Jisoo melepas apa yang ia sebut cinta demi menyelamatkan nama baiknya di mata publik den...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jisoo tengah duduk di lantai yang berlapis bulu hangat, sesekali matanya melirik ke arah Jaehyun, dan gerakannya berhenti ketika laki-laki itu mendesis sakit. Ia kira laki-laki seperti Jaehyun akan tetap diam meskipun terluka seperti ini, namun nyatanya tetap saja kesakitan.
Tidak ada yang bicara sejak tadi. Mereka hanya diam ketika Jisoo memutuskan kembali pada Jaehyun daripada pergi ke kamarnya.
Jaehyun sudah mengajaknya untuk bicara tentang apa yang membuat mereka bertengkar, jadi ia tidak ingin membuang tenaga untuk menolak. Mereka memang butuh bicara.
"Kenapa kau bisa terluka?" tanyanya sambil meniup bagian luka di lutut Jaehyun. Setelah dibersihkan ternyata lukanya tidak terlalu dalam.
"Terjatuh dari treadmill."
Kening Jisoo berkerut. Ceroboh sekali! Namun apa yang ingin ia katakan, ia tahan di ujung lidahnya. Jika melihat keadaan Jaehyun, laki-laki itu seperti masih marah padanya, tapi sedang ditahan.
Jika tiba-tiba meledak, mungkin Jisoo akan tamat.
"Jisoo," dengar? Dari cara laki-laki itu memanggil saja Jisoo seolah ingin ditelan mentah-mentah. "Agensi belum menyetujui permintaanku. Mereka masih ingin aku memikirkan lagi," ucap Jaehyun dengan nada kecewa.
Jisoo membereskan kotak obat, lalu berpindah tempat duduk di samping Jaehyun. "Banyak yang harus dipertimbangkan agensi."
"Jisoo, tapi keadaanmu-"
"Jaehyun, kau tahu aku sangat percaya padamu. Kau satu-satunya orang yang ku beritahu tentang keadaanku. Bahkan orang tuaku tidak ku beritahu tentang ini."
"Justru karna kau memberitahuku. Kau percaya jika aku bisa menjagamu," gumam Jaehyun lirih.
Percaya? Benarkah itu yang sedang Jisoo lakukan?
Dia menoleh pada Jaehyun, mata laki-laki itu sangat tajam, namun juga dingin. Tidak pernah Jisoo melihat mata itu sedang menatap hangat pada orang lain. Jika ada, orang itu pasti sangat berharga bagi Jaehyun.
Dan Jisoo ingin menjadi orang itu.
"Baiklah. Apa yang kau tawarkan untuk membuatku sembuh?" tanya Jisoo mengubah posisinya untuk menghadap Jaehyun. "Ini kanker, dan kau tahu sendiri jika ini bukan sakit yang bisa disembuhkan dengan cepat."
"Tapi juga bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan."
"Sekecil apa kemungkinannya? Aku tidak ingin berhenti bernyanyi di panggung dengan Blackpink. Aku masih punya waktu dan tenaga untuk melakukan mimpiku, Jaehyun. Jika suatu saat aku sudah tidak memiliki keduanya, aku akan berhenti."
Jaehyun menoleh padanya, tatapan laki-laki itu sangat kaku. Tapi Jisoo bisa melihat jika Jaehyun mengerti apa yang ia inginkan.
"Apa kau bisa berjanji untuk melakukan permintaanku?"