Jisoo berjalan dengan satu tangan memegang erat piala dan tangan lain menggandeng tangan bibi Sowon. Ia tidak ingin pialanya terlepas dan tidak ingin pula tersesat di kantor besar milik ayahnya. Sepertinya setelah ini ia harus mengingat lantai berapa tempat ayahnya bekerja, karna terakhir ia datang kemarin, Jisoo tersesat ke atap gedung.
Sepanjang jalan bersama bibi Sowon, Jisoo terus saja bercerita tentang bagaimana ia mendapatkan piala yang sedang ia pegang.
Ia berhasil memenangkan lomba lari di sekolah. Dan ayahnya pasti akan bahagia mendengarnya.
Jisoo berlari ketika sudah melihat pintu ruangan ayahnya. Ia membukanya dengan pelan untuk memberi kejutan pada ayahnya.
"Ayah-"
Tapi bukannya kejutan yang ia berikan, justru sebaliknya. Jisoo melihat ayahnya memeluk wanita dengan rambut warna pirang. Sepertinya ayahnya belum menyadari jika ia sudah masuk ke ruangan.
"Aku akan menitipkan Jisoo pada neneknya, jadi akhir pekan ini kita bisa mengatur pernikahan."
Mendengar ucapan itu keluar dari mulut ayahnya, Jisoo merasa dibohongi. Ia tidak menginginkan ibu untuknya. Ibunya hanya satu, dan meskipun sudah meninggal, Jisoo tahu jika ibunya sangat menyayanginya.
Ia berbalik dengan cepat, namun baru saja berbalik, ia terjatuh karna menabrak kaki seseorang.
"Jisoo, kau baik-baik saja?" tanya paman Jungwoo sambil membantunya berdiri.
Jisoo menoleh ke belakang dan melihat ayahnya sudah berjalan menghampirinya. Dia melepaskan tangannya dengan cepat dan segera keluar dari ruangan ayahnya.
"Bibi Sowon, ayo cepat pulang!" serunya menarik tangan bibi Sowon dengan sekuat tenaga.
Wanita itu yang terkejut segera meletakan kertas di tangannya dan mengikuti Jisoo untuk segera pulang. "Kenapa buru-buru? Apa sudah bertemu dengan ayah?"
"Aku benci ayah! Ayo pulang! Ayo pulang!"
Jisoo tidak tahu jika menunggu pintu lift tertutup sangatlah lama. Dan sekarang Jisoo bisa melihat ayahnya sudah sampai di depan pintu lift, lalu masuk, setelah itu baru pintu lift tertutup dan bergerak turun.
Ayahnya berjongkok dan menyentuh lengannya. "Kenapa pergi sebelum bertemu ayah?" tanya ayahnya sambil menyentuh pipinya. "Ada apa datang ke kantor? Ada yang ingin kau tunjukan pada ayah?"
Jisoo tidak menjawab. Ia diam sambil terus mencengkram piala di tangannya dengan kuat. Ayahnya akan menikah lagi. Ayahnya sudah berbohong padanya. Lalu apa gunanya setiap hari mengingatkan Jisoo jika ibunya sangat menyayanginya jika akhirnya ayahnya akan memiliki istri dan ibu untuknya?
Ayahnya terlihat menoleh pada bibi Sowon, dan wanita itu hanya menggeleng sebagai jawaban. Lalu pandangan ayahnya turun pada piala yang ia pegang.
"Waaah! Apa putri ayah ingin menunjukan ini? Coba ayah lihat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE (Completed)
FanfictionJeong Jaehyun berusaha menerima Kim Jisoo dan semua kontroversinya. Gadis yang bahkan belum mengerti apapun untuk membangun sebuah pernikahan dengannya. Dan Kim Jisoo melepas apa yang ia sebut cinta demi menyelamatkan nama baiknya di mata publik den...