LOVE (Completed)

PART 17

"Apa yang kau lakukan?"

Jisoo mundur beberapa langkah ketika Jaehyun berlutut di hadapannya. Bukan ini yang ia harapnya ketika mengatakan perceraian dengan laki-laki itu. Jisoo merasa hatinya menciut jika harus melihat orang yang selama ini keras harus berlutu seperti ini padanya.

"Jeong Jaehyun, jangan kira aku akan mundur meskipun kau berlutut," nyatanya Jisoo tetap melangkah mundur hingga tubuhnya menempel pada tembok.

Jaehyun mengangkat kepala dan menatapnya. "Aku tidak berlutut untuk memohon. Aku melakukan ini untuk menunjukan padamu jika aku bukan orang yang kejam."

"Apa maksudmu?"

"Maafkan aku untuk semua kesalahanku, Jisoo."

Apa yang Jisoo pikir tidak ada dalam diri Jaehyun ternyata benar. Laki-laki itu mengucapkan maaf, tapi tidak ada ketulusan di matanya ketika mengucapkannya.

Jisoo masih terdiam menatap Jaehyun dan memikirkan apa yang sebaiknya ia lakukan. Perceraian hanya akan merugikan semua pihak, benar, Jisoo baru sadar itu. Ia membutuhkan Jaehyun untuk bisa bersama Blackpink, dan Jaehyun membutuhkannya untuk suatu hal, meskipun ia tidak tahu apa itu.

"Lakukan sesukamu," sahutnya kemudian melangkah cepat ke arah ruang makan. Semakin lama bersama Jaehyun membuatnya semakin ingin membunuh laki-laki itu.

Ketika sampai di ruang makan, Jisoo mengeryit melihat hanya satu pelayan di sana. "Kemana yang lainnya?" tanya Jisoo menarik kursi dan duduk.

"Tuan meminta kami hanya datang untuk menyiapkan makan siang dan makan malam."

Kening Jisoo semakin berkerut. "Kenapa?"

"Saya tidak tahu, nyonya."

Baiklah. Percuma saja menanyakan ini pada pelayan. Mereka hanya menuruti perintah, tidak bertanya apa alasannya. Mungkin jika mereka bertanya, Jaehyun akan membakar mereka.

Makan malam di sini sangat berbeda dengan makan di rumahnya atau di asrama bersama Blackpink. Pelayan selalu memisah antara makanannya dan makanan Jaehyun, meskipun isinya sama.