Jaehyun masih duduk diam di kursi yang ada di ruang kerjanya, menghadap ke tembok tanpa melakukan apapun yang berarti sejak tiga jam yang lalu. Di tangannya sudah ada laporan pemeriksaan Jisoo kemarin dari rumah sakit.
Kanker otak stadium satu.
Dia tidak tahu harus melakukan apa untuk memberitahu ibunya tentang keadaan Jisoo.
Sejak sebelum pernikahan, ibunya sudah berharap pada dirinya. Anak satu-satunya. Dan harapan itu tidak main-main. Semua menyangkut pernikahaan, hubungan dua keluarga, dan seorang cucu.
Meskipun tahu jika hubungannya dengan Jisoo tidak akan berhasil, tapi tetap saja ia tidak bisa mengabaikan harapan ibunya. Jika pernikahannya dengan Jisoo harus ia lepas karna tidak ingin terbebani penyakit gadis itu, sama saja membunuh ibunya dan kehormatan kedua keluarga. Termasuk merusak karir Jisoo sendiri sebagai bintang idola.
"Jeong Jaehyun, ada apa memanggilku ke mari?"
Suara Jisoo terdengar malas seperti biasanya. Dia heran bagaimana gadis itu bisa bertahan menjadi anggota Blackpink.
Jaehyun memutar kursinya, menyimpan laporan pemeriksaan Jisoo di laci, kemudian menyatukan tangannya di atas meja. "Duduklah. Ada hal serius yang ingin ku bicarakan."
Meskipun Jisoo memutar mata dan mendengus kesal, tetap saja gadis itu menurutinya untuk duduk.
"Lanjutkan," ucap Jisoo seolah tidak ingin berlama-lama.
"Mengenai perjanjian pranikah yang kita buat," Jaehyun bisa melihat mata Jisoo melebar. "Kau memintaku untuk bersikap romantis ketika kita di depan publik."
"Lalu? Kau keberatan?"
Entah kenapa rasa kasihan pada Jisoo mendadak hilanh dari pikirannya. Gadis itu terlalu sombong sebenarnya. "Bagaimana jika kita juga melakukannya di depan orang tuaku."
Ia kira Jisoo akan terkejut lalu menolaknya dengan berteriak, namun nyatanya Jisoo justru tersenyum sinis. Gadis itu melipat tangannya di depan dada. "Kenapa kau ingin kita bersandiwara? Apa terjadi sesuatu?"
"Kim Jisoo, kau mau atau tidak?"
"Beri aku alasan yang logis untuk menerimanya."
"Kau hanya perlu menjawab-"
"Jeong Jaehyun, kenapa kau terkesan sulit memberi alasan?"
Ingin sekali Jaehyun menendang Jisoo keluar dari hidupnya. "Ibuku akan memaksamu untuk memiliki anak dariku, jadi aku ingin menunjukan jika hubungan kita baik-baik saja, dan dia tidak akan buru-buru memaksamu hamil."
"Itu tidak logis."
"Itu memang kenyataannya. Jika ibuku melihat kita bertengkar seperti biasanya, dia akan melakukan banyak cara agar aku bisa membuatmu hamil dan membuatmu tidak bisa lepas dariku. Jika dia melihat kita sudah akur, dia tidak akan khawatir adanya perceraian di antara kita."
Hening. Jisoo terlihat diam untuk beberapa saat, seolah sedang berpikir untuk semua kemungkinan.
Dan jawaban gadis itu. "Aku tidak percaya. Jadi, aku menolak permintaanmu."
Sudah Jaehyun duga jika Jisoo akan menolaknya. Dan tidak ada niat untuknya memaksa Jisoo lebih lanjut. Gadis itu akan melihat bagaimana jika ibunya sudah bertindak. Seratus persen Jaehyun tidak akan menolong jika terjadi sesuatu pada gadis itu karna ibunya.
"Ada lagi? Aku harus membuka paket dari penggemar. Hari ini aku dapat kiriman lagi dari agensi."
Jaehyun mengangguk pelan. Ia melihat Jisoo bangkit dari kursi dan berjalan keluar dari ruangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE (Completed)
Fiksyen PeminatJeong Jaehyun berusaha menerima Kim Jisoo dan semua kontroversinya. Gadis yang bahkan belum mengerti apapun untuk membangun sebuah pernikahan dengannya. Dan Kim Jisoo melepas apa yang ia sebut cinta demi menyelamatkan nama baiknya di mata publik den...